Tambahan 12 Orang Nakes Positif Covid-19, Didominasi Loteng

BERTAMBAH: Tenaga kesehatan tengah menangani pasien Covid-19. Jumlah nakes yang positif Covid-19 terus bertambah. (dok/)
BERTAMBAH: Tenaga kesehatan tengah menangani pasien Covid-19. Jumlah nakes yang positif Covid-19 terus bertambah. (dok/)

MATARAM–Jumlah tenaga kesehatan (Nakes) di NTB yang tertular positif Covid-19 terus bertambah. Pada  Senin (1/6) tercatat ada 12 nakes dari 18 kasus positif baru Covid-19 di NTB. Jadi, jumlah nakes yang terkonfirmasi positif totalnya menjadi 144 orang.

 Dari 12 nakes yang positif Covid-19 itu, terbanyak di Lombok Tengah (Loteng) sebanyak tujuh orang, disusul Kota Mataram  empat orang dan Lombok Timur (Lotim)  satu orang. Adapun tenaga kesehatan yang dinyatakan positif virus corona di Lombok Tengah (Loteng)  yakni pasien nomor 657, atas nama  IMDJ, laki-laki, usia 35 tahun, penduduk Kelurahan Praya, Kecamatan Praya, Kabupaten Lombok Tengah. Pasien tidak pernah melakukan perjalanan ke daerah terjangkit Covid-19. Riwayat kontak dengan orang bergejala Covid-19. Saat ini menjalani karantina terpusat di Kabupaten Lombok Tengah dengan kondisi baik.

 Pasien nomor 658, atas nama R, perempuan, usia 31 tahun, penduduk Desa Puyung, Kecamatan Jonggat, Kabupaten Lombok Tengah. Pasien tidak pernah melakukan perjalanan ke daerah terjangkit Covid-19. Riwayat kontak dengan orang bergejala Covid-19. Saat ini menjalani karantina terpusat di Kabupaten Lombok Tengah dengan kondisi baik. Pasien nomor 659, atas nama  M, laki-laki, usia 36 tahun, penduduk Desa Pengembur, Kecamatan Pujut, Kabupaten Lombok Tengah. Pasien tidak pernah melakukan perjalanan ke daerah terjangkit Covid-19. Riwayat kontak dengan orang bergejala Covid-19. Saat ini menjalani karantina terpusat di Kabupaten Lombok Tengah dengan kondisi baik.

 Pasien nomor 660, atas nama  ASN, laki-laki, usia 39 tahun, penduduk Kelurahan Renteng, Kecamatan Praya, Kabupaten Lombok Tengah. Pasien tidak pernah melakukan perjalanan ke daerah terjangkit Covid-19. Riwayat kontak dengan orang bergejala Covid-19. Saat ini menjalani karantina terpusat di Kabupaten Lombok Tengah dengan kondisi baik. Pasien nomor 661, atas nama  BWN, perempuan, usia 34 tahun, penduduk Kelurahan Praya, Kecamatan Praya, Kabupaten Lombok Tengah. Pasien tidak pernah melakukan perjalanan ke daerah terjangkit Covid-19. Riwayat kontak dengan orang bergejala Covid-19. Saat ini menjalani karantina terpusat di Kabupaten Lombok Tengah dengan kondisi baik.

 Pasien nomor 663, atas nama  MA, laki-laki, usia 35 tahun, penduduk Desa Segala Anyar, Kecamatan Pujut, Kabupaten Lombok Tengah. Pasien tidak pernah melakukan perjalanan ke daerah terjangkit Covid-19. Riwayat kontak dengan orang bergejala Covid-19. Saat ini menjalani karantina terpusat di Kabupaten Lombok Tengah dengan kondisi baik. Pasien nomor 665, atas nama  SS, laki-laki, usia 27 tahun, penduduk Desa Durian, Kecamatan Janapria, Kabupaten Lombok Tengah. Pasien tidak pernah melakukan perjalanan ke daerah terjangkit Covid-19. Riwayat kontak dengan orang bergejala Covid-19. Saat ini dirawat di RSUD Patut Patuh Patju dengan kondisi baik.

 Sedangkan di Kota Mataram mereka pasien nomor 653, atas nama GNS, laki-laki, usia 45 tahun, penduduk wilayah Puskesmas Pagesangan, Kota Mataram. Pasien tidak pernah melakukan perjalanan ke daerah terjangkit Covid-19. Riwayat kontak dengan orang bergejala Covid-19. Saat ini menjalani karantina terpusat di Kabupaten Lombok Tengah dengan kondisi baik. Pasien nomor 654, atas nama  EE, laki-laki, usia 52 tahun, penduduk Kelurahan Pagutan Timur, Kecamatan Mataram, Kota Mataram. Pasien tidak pernah melakukan perjalanan ke daerah terjangkit Covid-19. Riwayat kontak dengan orang bergejala Covid-19. Saat ini menjalani karantina terpusat di Kabupaten Lombok Tengah dengan kondisi baik.

 Pasien nomor 655, atas nama  IDAW, perempuan, usia 44 tahun, penduduk Kelurahan Pejanggik, Kecamatan Mataram, Kota Mataram. Pasien tidak pernah melakukan perjalanan ke daerah terjangkit Covid-19. Riwayat kontak dengan orang bergejala Covid-19. Saat ini menjalani karantina terpusat di Kabupaten Lombok Tengah dengan kondisi baik. Pasien nomor 656, atas nama  IWGS, laki-laki, usia 58 tahun, penduduk wilayah Puskesmas Babakan, Kota Mataram. Pasien tidak pernah melakukan perjalanan ke daerah terjangkit Covid-19. Riwayat kontak dengan orang bergejala Covid-19. Saat ini menjalani karantina terpusat di Kabupaten Lombok Tengah dengan kondisi baik. Terakhir di Kabupaten Lombok Timur satu orang yakni, pasien nomor 664, atas nama  MWKPSS, perempuan, usia 26 tahun, penduduk Kelurahan Selong, Kecamatan Selong, Kabupaten Lombok Timur. Pasien tidak pernah melakukan perjalanan ke daerah terjangkit Covid-19. Riwayat kontak dengan orang bergejala Covid-19. Saat ini dirawat di RSUD Patut Patuh Patju dengan kondisi baik. “Kalau pasien yang keterangan pernah punya riwayat kontak dengan orang atau pasien yang bergejala Covid-19, berarti dia merupakan Nakes,”kata  Kepala Dinas Komunikasi Informatika dan Statistik (Diskominfotik) Provinsi NTB selaku Juru Bicara Tim Gugus Tugas Penanganan Covid-19 NTB, I Gede Putu Aryadi.

  Menanggapi banyaknya kasus nakes yang tertular Covid-19 di NTB,Ketua DPW PPNI NTB sekaligus Ketua DPD PPNI Kota Mataram, H Zuhhad, Ns. MKes, merasa ikut prihatin. “Jadi memang kita ikut berduka cita atas banyaknya tenaga menis yang kena (positif,red) terutama di RS rujukan dan puskesmas,”terangnya.

 Ia mengimbau nakes agar tetap memperhatikan segala kemungkinan dengan tetap menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) yang standar nasional dan memperhatikan SOP penanganan Covid-19. “Kami mengimbau supaya para nakes untuk selalu menggunakan APD yang terstandar dan selalu waspada, memperhatikan SOP yang ada,”katanya.

 Selain itu, pemerintah perlu memperhatikan  terutama pada keberlangsungan fasilitas kesehatan di rumah sakit dan puskesmas, kerena satu saja yang terkena Covid-19, maka semua nakes di unit tersebut wajib dikarantina.  Begitu juga dengan APD yang digunakan harus standar sesuai ketentuan yang ada.

“Ini penting untuk diperhatikan, mengingat penularan Covid-19, yang sama-sama kita ketahui tentang OTG dan transmisi lokal. Salah satu penyebab dari banyaknya penyebab, bisa APD yang tidak standar sebagai penyebab disamping penyebab-penyebab yang lain,”ungkapnya.

  Penyebab lain, ada nakes  tidak memakai masker, bergaul dengan OTG dan  tertular transmisi lokal, karena berada di daerah zona merah dan lain-lainnya. “Tidak saja tertular di rumah sakit atau puskesmas tapi bisa tertular di daerah tempat tinggal nakes tersebut,”tegasnya.

 Meski banyaknya nakes yang tertular, lanjutnya, tidak ada kata terserah apa lagi menyerah, karena tetap memberikan pelayanan yang terbaik untuk masyarakat. Dengan demikian, ia menekankan kepada pemerintah agar memperhatikan fasilitas kesehatan (faskes), dengan  tidak hanya memperhatikan kuantitas  APD tetapi juga perlu diperhatikan kualitasnya. Setiap fasilitas kesehatan agar menyediakan sarana prasarana  penanganan covid yg betul-betul aman dan nyaman baik untuk petugas dan pasien. Kemudian, katanya, agar setiap faskes memeriksakan  seluruh karyawannya . “Agar setiap faskes menjamin kesejahteraan setiap karyawannya seperti pemberian vitamin, makanan bergizi, insentif dan lain-lain,”ujarnya.

 Sementara untuk tenaga kesehatan, katanya agar tetap menjalankan tugas dengan baik bekerja sesuai dengan SOP yang ada. “Para petugas atau tenaga kesehatan agar mengurangi aktifitas di luar rumh sakit karena adanya transmisi lokal,”tutupnya. (sal)

Komentar Anda