PUPR Cabut Rumah Subsidi Tidak Tepat Sasaran

BPKP dan PUPR Awasi Penerima Rumah Subsidi

RUMAH-SUBSIDI
RUMAH SUBSIDI : Salah satu komplek bangunan perumahan program rumah subsidi di Labuapi, Lombok Barat. (DEVI HANDAYANI/RADAR LOMBOK)

MATARAM Ketua DPD Real Estate Indonesia (REI) NTB H Heri Susanto memastikan pemerintah pusat akan secara rutin melakukan evaluasi kepada masyarakat yang mendapatkan kredit rumah subsidi. Pengawasan dan evaluasi penerima program rumah subsidi ini dilakukan setiap tahunnya.

“Pemerintah pusat setiap tahun akan turun mengawasi dan melakukan evaluasi penerima kredit rumah subsidi. Kalau tidak tepat sasaran, maka akan dicabut,” kata Heri Susanto, Senin kemarin (22/7).

Dijelaskannya, pemerintah pusat secara berkala akan rutin melakukan pengawasan dan evaluasi berjenjang. Pengawasan dan evalusasi dilakukan oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PURP) dan BPKP. Setiap tahun BPKP dan Kementerian PUPR akan melakukan pengecekan setiap tahunnya, meliputi rumah yang tidak tepat sasaran, rumah yang tidak ditempati dan rumah yang melakukan renovasi.

Baca Juga :  REI NTB Usulkan Harga Rumah Subsidi Rp 158 Juta

“Kalau ada yang tidak memenuhi ketentuan, pasti akan dicabut. Bahkan sudah ada yang dicabut dan itu datanya ada di perbankan,” kata Heri.

Heri tak menampik jika ada konsumen penerima program kredit rumah subsidi yang tidak tepat sasaran. Hanya saja, jumlah konsumen atau  masyarakat penerima kredit rumah subsidi yang tidak memenuhi ketentuan sangat sedikit dan itupun sudah dicabut oleh pihak yang berwenang dalam hal ini Kementerian PUPR.

“Jadi pengawasan program rumah subsidi ini berjenjang dan rutin setiap tahun. Kalau ada yang tidak memenuhi syarat, pasti dicabut,” bebernya.

Selain itu, lanjut Heri jika ada masyarakat yang tidak layak mendapatkan rumah bersubsidi, lantaran kondisi keuangannya sangat baik, maka sudah seharusnya pemerintah turut andil melakukan pendataan. Dengan demikian, program yang dihajatkan untuk masyarakat kurang mampu dan belum memiliki rumah tempat tinggal tetap tersebut menjadi tepat sasaran. Mengingat minat akan rumah persubsidi ini sendiri cukup banyak, apalagi dikalangan MBR.

Baca Juga :  Pembiayaan Rumah Subsidi, Bank BTN Salurkan Rp 558 Miliar

“Jika kondisi hidupnya membaik pasca membeli rumah bersubsidi, kita tidak bisa salahkan. Itu bukan aib, tetapi prestasi,” ungkapnya

Menurutnya, kondisi keuangan setiap orang memang berbeda-beda. Ada yang melalui proses panjang dan pendek untuk mendapatkan hidup layak. Sehinga tidak menjadi persoalan jika memang kondisi rumahnya akan direnovasi dengan tampilan lebih baik lagi .

“Kami tidak mempermasalahkan hal itu, selama prosesnya masih ditoleransi, kenapa tidak,” jelasnya. (cr-dev)

Komentar Anda