Program Beasiswa Adalah Janji Politik Zul-Rohmi

Lalu Gita Ariadi (RATNA/RADAR LOMBOK)

MATARAM — Pemerintah Provinsi (Pemprov) NTB menghentikan perekrutan mahasiswa baru penerima beasiswa luar negeri yang diinisiasi mantan Gubernur dan Wakil Gubernur NTB, Zulkieflimansyah-Sitti Rohmi Djalilah (Zul-Rohmi) untuk tahun anggaran 2024. Alasannya, Pemprov sedang melakukan penyehatan anggaran di tahun politik, ditambah program beasiswa ini tidak lagi masuk dalam rencana pembangunan daerah (RPD) 2024.

Penjabat (Pj) Gubernur NTB, Lalu Gita Ariadi mengungkapkan sejatinya beasiswa luar negeri itu adalah bentuk kampanye politik dari Zul-Rohmi. Dimana dalam masa kampanyenya, mantan Gubernur periode 2018-2023 itu menyampaikan bahwa program beasiswa itu merupakan kewenangan Pemerintah Pusat. Politikus PKS itu juga meyakinkan kalau sumber pendanaan beasiswa tersebut, berasal dari CSR.

Setelah terpilih dan menjabat, maka program beasiswa ini masuk dalam rencana pembangunan jangka menengah daerah (RPJMD). Namun kenyataannya, dalam perjalanan pembiayaan beasiswa luar negeri itu justru bersumber dari APBD-P.

“Kenapa dia masuk RPJMD? Karena itu kebijakan, dan disampaikan Gubernur sebelumnya dalam kampanye-kampanye politik,” ungkap Miq Gita, panggilan akrab Penjabat Gubernur NTB ini saat ditemui di Mataram, kemarin.

Berhubung program beasiswa unggulan Zul-Rohmi ini sudah melampaui target kinerja yang ditetapkan dalam RPJM. Dimana dalam RPJM, target mahasiswa penerima beasiswa baik luar negeri maupun dalam negeri hanya 1000 orang. Sementara yang sudah terealisasi sekarang melebihi 5000 orang mahasiswa penerima beasiswa.

Baca Juga :  Even MXGP NTB 2024 Terancam Batal ?

Maka dari itu, secara teknokratik oleh Pemprov mulai menyisir mana program yang dirasa perlu dan yang tidak terlalu perlu. Sebagaimana spirit DPRD dan Pemprov untuk menyehatkan anggaran tahun 2024. Salah satunya dengan tidak lagi mengalokasikan anggaran untuk pengiriman mahasiwa penerima beasiswa baru keluar negeri di tahun 2024.

“Tapi sekarang saya tidak ada kampanye didalam menuangkan RPD 2024. Kan tadi harapannya ada penyehatan APBD,” ucap Miq Gita.

Adapun bagi mahasiswa penerima beasiswa yang masih menempuh pendidikannya saat ini (on going), tetap akan dibiayai Pemprov. Karena bagaimanapun sambung Miq Gita, pemerintah ingin para pelajar asal NTB ini tuntas menyelesaikan studinya. “Tapi yang pasti Pemprov terus melakukan evaluasi terhadap program beasiswa tersebut,” tambahnya.

Kendati demikian, bukan berarti program beasiswa ini tidak penting. Pemprov bersama lembaga bahasa dari BRIDA dan UNRAM mengadakan bursa pendidikan dan beasiswa di Auditorium M.Yusuf Abubakar Unversitas Mataram pada Sabtu, 25 November 2023. Menariknya NTB menjadi satu dari lima provinsi yang dipilih menjadi tempat pelaksanaan kegiatan tersebut.

Tidak hanya itu, untuk memberikan infomasi kepada masyarakat di NTB terkait akses pendidkan ke luar negeri dengan beasiswa. Pemprov sudah mengimbau kepadaa Dikbud NTB dan BRIDA agar memperkuat kemampuan bahasa pelajar sejak duduk dibangku sekolah menengah. Sehingga para pelajar ini memiliki lebih banyak peluang untuk masuk perguruan tinggi baik dalam maupun luar negeri melalui program beasiswa.

Baca Juga :  Golkar Raih Kursi Terbanyak DPRD Kabupaten Kota NTB

“Agar siswa bisa sekolah ke berbagai negara di dunia, bila perlu ada penguatan kemampuan bahasa Inggrisnya. Bagaimana mereka mengakses Toefl dan Ielts, sehingga beasiswa yang ditawarkan Bappenas dan lembaga pendidikan lainnya bisa diakses oleh mahasiswa NTB. Itu yang saya dorong. Jadi bukan kita tidak memperhatikan program beasiswa,” ujarnya.

Pemprov sambung Miq Gita, tidak menutup pintu bagi pihak yang ingin memberikan suntikan dana untuk program beasiswa NTB. Bahkan ke depan jika ada CSR tentunya, Pemprov akan membuka seluas-luasnya peluang tersebut. “Seperti konsep awal Pak Gubernur dulu dari CSR, ya kita dukung dan kita ikhtiar untuk itu,” tandasnya.

Sebelumnya, Pj Sekda NTB, Fathurrahman mengungkapkan bahwa anggaran untuk program beasiswa NTB sangat membebani pemerintah. Pasalnya, anggaran yang digelontorkan untuk program unggulan Zul-Rohmi tersebut, tidaklah sedikit, yakni mencapai Rp 150 milliar selama lima tahun terakhir.

“Terlalu membebani anggaran. Itu salah satu hasil evaluasi terkait beasiswa. Jadi kita selesaikan dulu mereka (penerima beasiswa) yang on going,” ungkap mantan Kepala Dinas Perdagangan (Disdag) NTB ini. (rat)

Komentar Anda