Program Bayi Tabung Butuh Anggaran Rp 20 Miliar

dr Hj Ni Ketut Eka Nurhayati (SUDIRMAN/RADAR LOMBOK)

MATARAM – Program bayi tabung di RSUD Kota Mataram berlum terealisasi dengan baik sejak diprogramkan tahun 2017 lalu. Kendalanya, program ini masih terkendala minimnya anggaran untuk menjalankan program tersebut.

Direktur Utama RSUD Kota Mataram, dr Hj Ni Ketut Eka Nurhayati menyebutkan, program ini salah satu gagasan yang sudah lama. Semua alat pendukung sudah tersedia selama ini dan ruangan muapun beberapa operasional lainya.  ‘’Sudah tersedia untuk ruangan tetapi anggaran belum ada.  Dana tidak sedikit, hampir Rp 20 miliar untuk operasional. Kami masih menunggu, kami juga mencari anggaran untuk program bayi tabung ke  pemerintah pusat,  sedang melakukan lobi ke Komisi IX DPR RI, sehingga bisa terealisasi dan satu-satunya di NTB dan NTT kedepanya,’’ katanya kepada Radar Lombok, Selasa (1/11).

Eka mengaku, beberapa kebutuhan untuk mendukung program bayi tabung sudah disiapkan. Bahkan proses iseminasi tetap berjalan untuk konsultasi bagi pasangan suami dan istri (pasutri) yang sudah lama mendambakan buah hati. Program ini tetap berjalan untuk ruang konsultasi bagi pasutri. Setiap harinya, antrean pasien tetap ada, sudah ada beberapa pasangan yang berhasil untuk proses inseminasi namun tidak bisa dijamin karena hampir hasil penelitian hanya 20 persen kalau proses inseminasi. Berbeda dengan bayi tabung yang selama ini sudah banyak hasilnya.

Baca Juga :  Alwan dan Martawang Mulai Siapkan Berkas

Selama ini, RSUD sudah punya berbagai peralatan dan laboratorium inseminasi yang diletakkan di lantai lima gedung Graha Mentaram. Eka mengatakan bahwa layanan bayi tabung di Kota Mataram sangat potensial. Bahkan, puluhan pasangan suami istri sudah ada didaftar tunggu. “Karena layanan bayi tabung di sini belum ada, saya sudah banyak merujuk pasangan suami istri untuk program bayi tabung ke berbagai daerah seperti ke Bali, Surabaya, Jakarta dan Bandung,” sebutnya.

 Oleh karena itu, Eka berharap program bayi tabung di RSUD Kota Mataram bisa segera dibuka, dan ini akan menjadi layanan pertama serta satu-satunya di NTB, bahkan di Indonesia Timur kedepanya.  Sementara terkait dengan tarif, Eka mengatakan, tarifnya sekitar Rp 50 juta dari proses pertama di laboratorium sampai embrio transfer. “Tarif itu tergantung juga umur dan kelainan dari pasangan suami istri. Kalau tingkat keberhasilan bayi tabung secara konvensional 40 persen, sebab dipicu banyak faktor,” ucapnya.

Baca Juga :  132 PNS Disumpah, 310 PPPK Terima SK

Sementara itu, anggota Komisi IV I Gusti Bagus Hari Sudana Putra,  mengatakan, program ini sangat di dukung selama ini. Masyarakat sangat antusias selama ini karena ada pasutri yang sudah puluhan tahun menikah belum memiliki anak. ‘’Kita harapkan ini bisa menjadi layanan yang utama di RSUD Kota Mataram, kita harapkan program ini bisa berjalan kedepanya,’’ katanya.

Gagasan bayi tabung ini salah satu gagasan dari Direktur RSUD Kota Mataram sebelumnya, dr H Lalu Herman Mahaputra. Karena ini sudah banyak persiapan termasuk ruangan maupun proses iseminasi yang sudah berjalan bisa terus berlansung. ‘’Kita harapkan ini bisa, tetunya dari anggaran bisa di suport pemerintah pusat,’’ katanya. (dir)

Komentar Anda