Produksi Ujaran Penderita Stroke (Afasia)

Ihda Husnayaini Jamilah, Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris, UNW Mataram, 2024. (IST FOR RADAR LOMBOK)

Ihda Husnayaini Jamilah

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris, UNW Mataram, 2024

Tugas Akhir Mata Kuliah Psycholinguistics

Dosen Pengampu Mata Kuliah: M. Rajabul Gufron, S.Pd., M.A.

—————————————————-

Produksi ujaran penderita stroke (Stroke Speech Production) merupakan bidang penting dalam studi gangguan bicara dan bahasa. Stroke terjadi ketika ada gangguan aliran darah ke otak, sehingga menyebabkan kerusakan di berbagai area otak, sehingga menyebabkan kerusakan di berbagai area otak. Kerusakan ini dapat mengakibatkan berbagai kesulitan, termasuk produksi ucapan. Kajian terhadap produksi ujaran penderita stroke bertujuan untuk memahami kesulitan tersebut dalam dan mengembangkan strategi untuk meningkatkan komunikasi bagi individu yang pernah mengalami stroke. Stroke merupakan suatu kondisi yang dapat mengakibatkan seseorang mengalami kematian dan kelumpuhan, hal tersebut terjadi karena adanya gangguan perdarahan di otak yang menyebabkan kematian jaringan otak. Kerusakan pada otak dapat menyebabkan berbagai gangguan, salah satunya adalah gangguan produksi ujaran. Gangguan produksi ujaran pada penderita stroke disebut afasia. Afasia adalah gangguan bahasa yang disebabkan oleh kerusakan pada area otak yang bertanggung jawab untuk bahasa. Afasia dapat menyebabkan penderita mengalami kesulitan dalam berbicara, memahami bahasa, atau keduanya.

Afasia Motori dan Afasia Sensorik

Berdasarkan lokasi kerusakan otak, afasia dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu afasia motorik dan afasia sensorik. Afasia motorik disebabkan oleh kerusakan pada area otak yang mengontrol gerakan otot-otot bicara, sehingga penderita mengalami kesulitan dalam menghasilkan bunyi ujaran. Afasia sensorik disebabkan oleh kerusakan pada area otak yang mengontrol pemahaman bahasa, sehingga penderita mengalami kesulitan dalam memahami bunyi ujaran yang didengarnya.

Produksi ujaran merupakan proses kompleks yang melibatkan berbagai aspek, yaitu aspek perencanaan, aspek implementasi, dan aspek kontrol. Aspek perencanaan melibatkan pemilihan kata dan struktur kalimat yang tepat untuk menyampaikan maksud atau gagasan. Aspek implementasi melibatkan proses pengucapan kata dan kalimat tersebut. Aspek kontrol melibatkan proses pengawasan agar produksi ujaran dapat berjalan lancar.

Penderita afasia motorik mengalami gangguan pada aspek implementasi produksi ujaran. Hal ini disebabkan oleh kerusakan pada area otak yang mengontrol gerakan otot-otot bicara. Akibatnya, penderita mengalami kesulitan dalam menghasilkan bunyi ujaran yang jelas dan lancar. Penderita afasia sensorik mengalami gangguan pada aspek perencanaan dan aspek kontrol produksi ujaran. Hal ini disebabkan oleh kerusakan pada area otak yang mengontrol pemahaman bahasa. Akibatnya, penderita mengalami kesulitan dalam memilih kata dan struktur kalimat yang tepat, serta kesulitan dalam mengawasi proses pengucapan kata dan kalimat tersebut.

Gangguan produksi ujaran pada penderita stroke dapat menyebabkan berbagai masalah dalam kehidupan sehari-hari, seperti kesulitan berkomunikasi dengan orang lain, kesulitan dalam bekerja, dan kesulitan dalam menjalankan aktivitas sehari-hari. Oleh karena itu, penting bagi penderita afasia untuk mendapatkan terapi rehabilitasi bahasa.

Terapi Rehabilitasi Bahasa bagi Penderita Afasia

Terapi rehabilitasi bahasa bagi penderita afasia adalah suatu proses yang bertujuan untuk membantu penderita afasia meningkatkan kemampuan berbahasa, termasuk kemampuan produksi ujaran. Terapi ini dapat dilakukan oleh ahli bahasa atau terapis wicara. Terapi rehabilitasi bahasa untuk penderita afasia biasanya meliputi berbagai kegiatan, seperti:

  • Latihan pengucapan kata dan kalimat

Latihan ini bertujuan untuk membantu penderita afasia meningkatkan kemampuan menghasilkan bunyi ujaran yang jelas dan lancar. Terapis wicara akan memberikan latihan pengucapan kata dan kalimat secara berulang-ulang. Latihan ini dapat dilakukan secara individu atau berkelompok.

  • Latihan pemahaman bahasa

Latihan ini bertujuan untuk membantu penderita afasia meningkatkan kemampuan memahami bahasa yang didengarnya. Terapis wicara akan memberikan latihan pemahaman bahasa, misalnya dengan membacakan cerita atau pertanyaan. Latihan ini dapat dilakukan secara individu atau berkelompok.

  • Latihan membaca dan menulis

Latihan ini bertujuan untuk membantu penderita afasia meningkatkan kemampuan membaca dan menulis. Terapis wicara akan memberikan latihan membaca dan menulis, misalnya dengan membacakan cerita atau menuliskan kalimat. Latihan ini dapat dilakukan secara individu atau berkelompok.

  • Latihan komunikasi

Latihan ini bertujuan untuk membantu penderita afasia meningkatkan kemampuan berkomunikasi dengan orang lain. Terapis wicara akan memberikan latihan komunikasi, misalnya dengan bermain peran atau berdiskusi. Latihan ini dapat dilakukan secara individu atau berkelompok.

Terapi rehabilitasi bahasa dapat membantu penderita afasia untuk meningkatkan kemampuan berbahasa, termasuk kemampuan produksi ujaran. Namun, penting untuk diingat bahwa terapi ini membutuhkan waktu dan usaha yang tidak sedikit. Oleh karena itu, penderita afasia dan keluarga harus berkomitmen untuk mengikuti terapi secara rutin.

Stroke dapat menyebabkan berbagai gangguan, salah satunya adalah gangguan produksi ujaran. Gangguan produksi ujaran pada penderita stroke disebut afasia. Afasia dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu afasia motorik dan afasia sensorik. Penderita afasia motorik mengalami kesulitan dalam menghasilkan bunyi ujaran yang jelas dan lancar. Hal ini disebabkan oleh kerusakan pada area otak yang mengontrol gerakan otot-otot bicara. Penderita afasia sensorik mengalami kesulitan dalam memilih kata dan struktur kalimat yang tepat, serta kesulitan dalam mengawasi proses pengucapan kata dan kalimat tersebut. Hal ini disebabkan oleh kerusakan pada area otak yang mengontrol pemahaman bahasa. Gangguan produksi ujaran pada penderita stroke dapat menyebabkan berbagai masalah dalam kehidupan sehari-hari, seperti kesulitan berkomunikasi dengan orang lain, kesulitan dalam bekerja, dan kesulitan dalam menjalankan aktivitas sehari-hari. Oleh karena itu, penting bagi penderita afasia untuk mendapatkan terapi rehabilitasi bahasa. Terapi rehabilitasi bahasa dapat membantu penderita afasia meningkatkan kemampuan berbahasa, termasuk kemampuan produksi ujaran. (*)

Komentar Anda