“Kan beda sama yang akan datang. KONI NTB perlu melakukan pemetaan kembali, tidak hanya melihat gengsi, tetapi juga stok atlet yang ada maupun kompetitor lain, dengan catatan bahwa cabor yang punya mata lomba yang cukup banyak itulah yang harus menjadi cabor prioritas, termasuk catur,” lanjutnya.
Terpisah, Ketua Umum KONI NTB H Mori Hanafi menanggapi kondisi ini dengan tegas, bahwa keputusan KONI NTB memanggil 9 cabor peraih medali itu sudah tepat. Terlebih saat ini KONI NTB mengalami kekurangan anggaran, sehingga cabor yang mengisi Pelatda di panggil secara bertahap.
“Semua cabor potensial pasti kita panggil, termasuk catur. Tapi sementara ini kita masih kekurangan anggaran, kita memasuki tahun sulit saat ini,” katanya.
Pemanggilan 9 cabor terlebih dahulu ini juga bukan keputusan sepihak. Namun sudah disepakati saat pelaksanaan Rapat Kerja Provinsi (Rakerprov) KONI NTB sebelum berlangsungnya Musorprov KONI NTB. Sehingga keputusan pemanggilan cabor secara bertahap ini merupakan keputusan bersama dengan KONI Kabupaten/Kota dan anggota KONI lainnya.
Kendati demikian, Mori menegaskan bahwa setelah proses bidding PON tuntas. Kemudian masuk sponsor, baru pihaknya akan memasukan sejumlah cabor yang memang penting untuk dimasukkan dalam program Pelatda PON Aceh-Sumut. “Nanti setelah proses biding PON dan masuk sponsor baru kita masukan cabor yang memang potensial, finalnya di 2023 nanti sekalian tunggu selesai Pra-PON,” tutupnya. (rie)