Pelembak dan Panaraga akan Di-Lockdown Total

Memutus Penyebaran Transmisi Lokal

H Ahyar Abduh
H Ahyar Abduh

MATARAM — Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Kota Mataram menyiapkan opsi melockdown total atau menutup akses keluar masuk dua Lingkungan di Mataram. Ke dua lokasi itu adalah Lingkungan Pelembak, Kelurahan Ampenan Utara, Kota Mataram, dan Lingkungan Panaraga, Kelurahan Cakranegara Barat, Kecamatan Cakranegara, Kota Mataram.

Upaya itu dilakukan, karena cukup banyak warga di kedua lingkungan tersebut, yang positif Covid-19, atau terpapar corona. “Bila perlu kita akan lockdown total dua lingkungan itu. Karena sebarannya di sana sudah cukup masif,” ujar Wali Kota Matram, H Ahyar Abduh, Selasa (5/5).

Dengan opsi itu, maka kedua lokasi tersebut bisa ditutup total. Semua gang atau akses masuk ditutup. Penjagaan akan dilakukan oleh tim gabungan, yaitu dari unsur pemerintah, TNI dan Polri. Tim gabungan ini dibuatkan pos terpadu untuk berjaga. Penutupan bisa dilakukan selama 14 hari untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19. Utamanya transmisi lokal di kedua lingkungan tersebut. “Nanti bisa kita buatkan pos terpadu disana,” katanya.

Dengan opsi lockdown total, maka pemerintah akan menanggung biaya kebutuhan warga selama dua pekan. Untuk itu, Ahyar meminta jajarannya agar mendata jumlah kepala keluarga (KK) dan warga setempat, untuk nantinya diberikan bantuan.

“Jumlah KK disana supaya didata. Karena kita akan memberikan jaminan kebutuhan pokok warga. Karena tidak ada lagi warga yang keluar masuk kalau itu diterapkan. Kita akan suplai makanan dan kebutuhannya. Bisa juga untuk elpiji dan sebagainya,” ungkapnya.

Namun opsi lockdown total ini bergantung pada hasil rapid tes massal yang akan dilakukan. Dikarenakan potensi bertambahnya warga yang positif cukup masif. Dasar hasil rapid tes akan dijadikan bahan pertimbangan melakukan lockdown total.

“Karena nanti kita bisa mengetahui eskalasi penyebarannya. Untuk itu kita bisa menerapkan isolasi lingkungan. Ini juga salah satu tindakan yang dilakukan lewat penanganan covid berbasis lingkungan (PCBL). Bisa saja nanti itu kita lockdown dua lingkungan itu,” terangnya.

Seperti diketahui, kedua lingkungan ini cukup banyak warganya yang positif. Khusus untuk Pelembak, disebut sebagai transmisi lokal dan sudah turunan ke empat. Sehingga jumlah warganya yang positif cukup banyak. Begitu juga dengan Panaraga, dengan jumlah positif tujuh orang. Ditambah lagi dengan kondisi dan letak permukiman warga yang sudah sesak dan sempit. “Perlu rapid tes untuk melihat situasi lebih akurat disana. Kiranya kita bisa lakukan pembatasan total selama 14 hari disana,” jelasnya.

Selain itu, petugas bisa menyiapkan petugas kesehatan di dua lingkungan itu. Kemudian posko untuk pelayanan Sembako. “Ikuti petunjuk dan edaran pemerintah. Jangan diremehkan, ini masalah yang sangat menghawatirkan kita. Mana saja lingkungan yang eskalasi penularannya cukup tinggi. Maka akan dilakukan pembatasan total. Sasaran awal di kedua lingkungan ini,” ulasnya.

Sementara itu, Direktur RSUD Kota Mataram, dr HL Herman Mahaputra mengatakan, rapid tes siap dilaksanakan di dua lingkungan tersebut. “Nanti caranya difokuskan berapa radius dulu dari rumah warga yang positif,” katanya.

Pernyataan senada disampaikan oleh Kepala Dinas Kesehatan (Dikes) Kota Mataram, dr H Usman Hadi. Rapid tes dilakukan di Lingkungan dengan memperhatikan radius terdekat. “Hari ini (kemarin) sudah kita mulai rapid tes untuk radius terdekat dulu. Nanti kita menunggu keputusan wali kota. Yang jelas nanti ditanggung Sembakonya. Di Pelembak itu contohnya transmisi lokalnya sudah generasi ketiga. Yang positif itu tidak pernah kemana-mana. Ternyata dia dan anaknya sudah positif,” ungkap Usman. (gal)

Komentar Anda