Mengenal Naja, Peserta Lomba Hafiz Indonesia Yang Hafal Alquran 30 Juz

Didengarkan Lantunan Alquran Sejak Dalam Kandungan

Mengenal Naja, Peserta Lomba Hafiz Indonesia Yang Hafal Alquran 30 Juz
HAFIZ CILIK: Muhammad Naja Hudia Afifurrahman, atau akrab dipanggil Naja, bersama adiknya (berdiri) disamping, dan Pembina LHIBS, ketika sedang mendengarkan hafalan Naja dan para santri lainnya. (FAHMY/RADAR LOMBOK)

Kemampuannya menghafal ayat-ayat suci Alquran 30 juz, di tengah kondisinya yang sedang menderita penyakit sel saraf otak, membuat Muhammad Naja Hudia Afifurrahman, atau akrab dipanggil Naja, kini menjadi inspirasi bagi masyarakat Indonesia.


ZULFAHMI – LOMBOK BARAT


SUASANA di sekolah Lentera Hati Islamic Boarding School (LHBIS), Jalan Ireng, Desa Jatisela, Kecamatan Gunungsari, Kabupaten Lombok Barat (Lobar), tempat Naja sekolah, Jum’at kemarin (17/5), tampak ramai para siswa yang baru selesai melaksanakan sholat dhuha berjama’ah di aula sekolah.

Usai sholat dhuha, para siswa kemudian melanjutkan kegiatan rutinitas mereka, yaitu muroja’ah hafalan atau membaca Alquran. Para siswa itu dibimbing oleh ustaz dan uztazah, termasuk Naja, yang terlihat duduk di kursi rodanya.

BACA JUGA: Naja, Siswa Inklusi yang Hafal Alquran 30 Juz

Para siswa terlihat khusuk membaca Alqur’an dari mushaf yang mereka pegang. Sedangkan Naja, di tanganya hanya ada box music. Bukan sembarang box music, tetapi peralatan yang biasanya untuk memutar lagu-lagu tersebut, berisi rekaman ayat-ayat suci Alquran yang sedang diputar.

Sebagaimana keterangan para guru, kemampuan Naja membaca Alquran memang kurang. Dia belajar menghafal Alquran, justeru berasal dari kemampuannya mendengar dan mengingat ayat-ayat Alquran yang didengarnya dari box music tersebut.

Kepada Radar Lombok, Ibunda Naja, Dahlia Andayani menuturkan, bagaimana dirinya mempersiapkan Naja menjadi seorang hafiz, sejak masih dalam kandungan. Naja adalah putra pertama dari tiga bersaudara, buah hati dari pasangan suami istri Agus Sufiyan Hidayatullah dan Dahlia Andayani. Saat masih dalam kandungan, ibundanya mengaku telah memperkenalkan Naja dengan Alqur’an melalui lantunan ayat-ayat Alquran yang diputarnya melalui handphone (HP), maupun kotak musik. |Sejak saya hamil, Naja sudah saya perkenalkan dengan lantunan Alquran,” tuturnya.

Tidak hanya itu, ibu Naja juga sering mengundang anak yatim, maupun para santri untuk membaca Alquran secara berjamaah, yang tidak lupa dia selalu menaruh air minum. Kemudian selesai membaca Alquran, air tersebut dia minum, dengan harapan Naja sehat dalam kandungan, setelah diberikan asupan air minum yang sudah dibacakan ayat-ayat suci Alquran itu. “Waktu umur 40 hari dalam kandungan, para anak yatim yang biasanya dipanggil membaca Alquran telah khatam Alquran,” tuturnya.

Pada saat kelahiran, Naja lahir dalam kondisi prematur, sehingga harus dirawat secara intensif diruang anak. Selama dirawat diruangan khusus, ibunya tetap memperdengarkan Naja ayat-ayat Alquran di tempat tidurnya Naja di ruangan inkubator.

Hasilnya, setelah sekian tahun berjalan, dengan sendirinya ayat-ayat Alquran yang didengarkan Naja sejak masih dalam kandungan, atas kehendak Allah SWT, ternyata tersimpan dalam memory kepala Naja. “Cetakan ayat-ayat Alquran dikepalanya sudah ada. Karena Naja sendiri merasa lebih tenang ketika diputarkan ayat-ayat suci Alquran,” ungkap Dahlia.

Naja lahir pada 17 November 2009, dan kini usianya telah memasuki 9 tahun, dan sudah duduk di kelas 3 sekolah Lentera Hati Islamic Boarding School (LHIBS), salah satu sekolah inklusi yang mau menerima kondisi Naja. Sebelumnya Naja sempat mendaftar di beberapa sekolah di Mataram, namun di tolak karena adianggap Naja memiliki kelainan. Sehingga orangtuanya mencarikan Naja sekolah inklusi yang siap menerima Naja.

Kemampuan Naja menghafal Alquran itu diketahui oleh orang tuanya, saat masuk sekolah di LHIBS. Karena untuk masuk sekolah di tempat ini memang harus di tes baca Alquran. “Pas masuk sekolah, di usia TK Naja sudah hafal 3 juz,” tutur Dahlia, mengulang cerita guru Naja.

Namun karena Naja hanya bisa mendengar, tidak bisa membaca. Orang tua Naja pun merasa kebingungan untuk mengajarkan. Namun oleh ustaznya, diminta agar ibunya memperdengarkan Alquran per satu halaman-halaman. Ternyata kemampuan menghapal Naja sangat baik, terutama 10 bulan terakhir sejak Naja masuk kelas tiga, dimana dalam 10 bulan itu, Naja bisa menuntaskan hafalan Alquran 30 juz.

BACA JUGA: KISAH MEREKA YANG MENDAPAT HIDAYAH ISLAM: Akbar Swarjaya Ibrahim, Sering Lihat Tetangga Salat

Soal penyakit yang dialami Naja, ibunya menjelaskan, kalau secara diagnosa dokter seluruh organnya, seperti jantung, paru-paru, dan lainnya, semua berfungsi normal. Tetapi ada kelainan di sel syaraf otaknya yang mengatur gerakan. “Yang bermasalah di Naja itu sel saraf otaknya,” tutur Dahlia.

Untuk menjaga hafalan Naja, kemana-mana dia selalu membawa box music berisikan rekaman ayat-ayat suci Alquran. Bahkan saat mau ke Jakarta untuk mengikuti lomba Indonesia Hafiz 2019, yang tayang di salah satu televisi swasta Nasional. Masih di Bandara sebelum berangkat, dia selalu minta untuk mengaji. “Sambil menunggu keberangkatan pesawat, Naja minta mengaji. Dia tidak bisa tenang kalau belum mengaji,” ungkapnya.

Untuk kegiatan lomba Hafiz Indonesia yang diikuti Naja, Dahlia menuturkan, Naja bisa ikut di Hafiz Indonesia atas inisiatif dirinya sebagai orang tua. “Saya bangga dengan Naja. Umur 9 tahun dengan kondisi sekarang ini, sudah hafal 30 juz,” ungkapnya.

Meskipun ada keinginan anaknya bisa menjadi juara, namun Dahlia sendiri tidak menargetkan apa-apa. Tetapi yang penting anaknya bisa tampil, agar bisa memberikan inspirasi kepada masyarakat, sehingga setiap anak Indonesia bisa lebih dekat dengan Alquran. “Apa alasannya lagi menunda anak hafal Alquran? Si Naja yang dalam kondisi seperti ini saja bisa hafal Alquran. Ini pesan saya sebenarnya,” pungkas Dahlia. (*)

Komentar Anda