Loteng ‘Juarai’ Penyakit Katarak di NTB

Loteng ‘Juarai’ Penyakit Katarak di NTB
Ilustrasi Katarak

PRAYA – Tingginya angka penderita penyakit katarak ternyata masih menjadi momok menakutkan di Lombok Tengah.

Kabupaten pimpinan Bupati HM Suhaili Ft dan Wabup L Pathul Bahri itu, bahkan ‘menjuarai’ penyakit itu di Provinsi NTB. Data ini dibeberkan langsung Kepala Dinas Kesehatan Lombok Tengah H Omdah MKes, jumlah penderita katarak di Lombok Tengah masih sangat tinggi. Bahkan, Lombok Tengah menjadi daerah yang paling tinggi jumlah penderita kataraknya di NTB.

Kendati tidak bisa memberikan data yang pasti terkait jumlah penderita katarak. Namun, Omdah mengaku jumlah penderita katarak mencapai puluhan ribu orang. Bahkan dari sekian banyak tersebut, ada juga yang terancam mengalami kebutaan. “Masyarakat kita yang berusia lansia atau usia 50 tahun ke atas yang menderita katarak sangat tinggi dan bahkan Lombok Tengah yang tertinggi se-NTB. Padahal, jika dibiarkan maka bisa saja penyakit tersebut membuat penderitanya mengalami kebutaan. Sehingga langkah pencegahan perlu kita lakukan secara maksimal,” ujar Omdah, Selasa kemarin (17/10).

Bahkan dirinya mengaku, jumlah penderita katarak ini tiap tahunya terus meningkat signifikan. Angka tinggi ini juga tidak ditunjang dengan fasilitas yang ada untuk menurunkan angka penyakit tersebut, sebab untuk dokter juga dirasa sangat kurang. “Untuk itu, permasalahan seperti ini harus kita selesaikan dengan melibatkan semua stakeholder seperti tokoh agama (toga) dan tokoh masyarakat (tomas),’’ tambahnya.

Omdah mengaku, untuk operasi penyakit katarak itu juga harus membutuhkan bantuan dari donator dan stakeholder lainya. Lantaran setiap tahunya pihak dinas sendiri hanya mampu melakukan operasi hanya kisaran ratusan orang. Sementara, penderita dari katarak tersebut masih sangat banyak. ‘’Bahkan untuk dokter sepesialis katarak kita belum ada sehingga perlu adanya dukungan dari semua elemen untuk mengatasi persoalan ini,” tambahnya.

Diakuinya, banyaknya warga Lombok Tengah yang terjangkit penyakit katarak tersebut lantaran berbagai faktor. Seperti faktor keturunan dan cacat bawaan sejak lahir. Di satu sisi bahwa keadaan ekonomi dan lingkungan juga sangat memengaruhi terkait penyakit tersebut. “Terlebih kondisi terutama yang sering mengidap penyakit katarak ini adalah para nelayan kita,” tambahnya.

Kendati diakui penyakit katarak tersebut biasanya terjadi secara perlahan lahan dan tidak menyebabkan rasa sakit pada mata. Di mana awalnya hanya memengaruhi sebagian kecil dari lensa mata dan kemungkinan tidak akan memengaruhi pandangan mata. “Tapi jika dibiarkan dan katarak tumbuh lebih besar sehingga masalah tersebut bisa berbahaya dan perlu untuk disikapi secara serius,” jelasnya.

Untuk itu, pihaknya berharap agar masyarakat yang mengidap penyakit katarak tersebut agar tidak malu dan tidak malas dalam memeriksa ke rumah sakit dan puskesmas terdekat. Pihaknya juga meminta agar masyarakat lebih aktif  berkonsultasi untuk kesembuhan penyakit tersebut. “Kita tetap upayakan juga agar nantinya penyakit katarak yang ada di daerah kita tidak semakin tinggi. Dan kita saat ini terus melakukan sosialisasi untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat kita,” tandasnya. (cr-met)

Komentar Anda