Krisis Air Bersih , Kunjungan Wisatawan ke Gili Meno Turun

Denda Dewi Treni Budiastuti

TANJUNG – Pasca disetopnya aliran air bersih oleh PT Bal – PT GNE, karena ke Gili Meno (salah satu dari kawasan Gili Tramena) Lombok Utara, kini kondisi ketersediaan air bersih semakin mengkhawatirkan. Bahkan, ketersediaan air bersih di Gili Meno sudah masuk kondisi darurat.  

Sudah tidak adanya aliran air bersih ke Gili Meno, karena PT Bal – PT GNE yang selama ini memasok air bersih menyetop pasokan. Pasalnya, PT Bal – PT GNE dalam menjalani proses hukum, terkait persoalan pasokan air bersih ke Gili Meno. Dampak dari persoalan hukum tersebut, PT Bal – PT GNE menyetop pasokan air bersih sudah beberapa pekan ini.

Dampak tidak adanya pasokan air bersih ke Gili Meno, tidak hanya berdampak kepada penduduk setempat, namun juga pelaku pariwisata yang ada di gili Meno. Pasalnya, kebutuhan air bersih untuk hotel, restoran sudah tidak ada lagi. sehingga persoalan ini tidak hanya merugikan penduduk setempat, tapi juga merusak industri pariwisata yang selama ini menjadi pintu masuk ke NTB.

Baca Juga :  Gili Meno Darurat Air Bersih, Pemprov NTB Segera Kumpulkan Berbagai Pihak

Kepala Dinas Pariwisata Lombok Utara Denda Dewi Treni Budiastuti mengakui jika tidak adanya pasokan air bersih ke Gili Meno berdampak sangat luar biasa yang dirasakan dan memberatkan masyaraka, terlebih lagi para tamu hotel dan restoran. Kondisi ini juga sangat, berdampak terhadap tingkat kunjungan wisatawan di Gili Meno, karena krisis air bersih tersebut.

“Kunjungan sangat turun drastis di Gili Meno, karena persoalan krisis air bersih ini,” ungkap Denda Dewi, Rabu (5/6).

Ia menyebut jika seluruh industri pariwisata di Gili Meno merasakan dampak dari krisis air bersih. Kondisi ini tentunya sangat merugikan industri pariwisata Lombok Utara. Terlebib lagi Gili Meno, salah satu dari tiga gili di kawasan Gili Tramena menjadi destinasi wisata unggulan Lombok Utara yang didatangi wisatawan mancanegara dan nusantara.

Kondisi krisis air bersih di Gili Meno ini dikhawatirkan bisa merusak nama baik pariwisata di Lombok Utara. Terlebih lagi dalam waktu dekat ini sudah mau memasuki high season, musim libur panjang dan meningkatnya kunjungan wisatawan mancanegara.

Baca Juga :  Warga Gili Meno Desak Pemerintah Daerah Segera Atasi Krisis Air Bersih  

“Apalagi sebentar lagi memasuki masa high season pada Juli, Agustus. Jika krisis air bersih ini tidak segera dicarikan solusi, maka bisa merugikan pariwisata Lombok,” ujarnya.

Sementara itu, Ketua Gili Hotel Asosiasi (GHA) Lalu Kusnawan mengatakan tidak adanya air bersih di Gili Meno ini sudah berulang kali. Jika terus berlanjut dan tidak segera diatasi, maka proses recovery hotel dan restoran tidaklah mudah untuk menarik kembali wisatawan. Karena membutuhkan proses yang lama dan membutuhkan biaya yang besar bagi properti untuk menginformasikan bahwa sudah ada air. Ditambah kondisi pascapandemi Covid-19, pelaku usaha masih dalam tahap pemulihan. Bahkan sampai sekarang ini belum bisa dikatakan benar-benar pulih.

“Mestinya kawasan gili Tramena ini diperhatikan, terlebih lagi persoalan krisis air bersih. Karena ini bisa berdampak besar terhadap kepercayaan wisatawan,” tandasnya. (der)

Komentar Anda