Santriwati Al-Aziziyah Kritis, Diduga Dianiaya

DIDUGA : Seorang santriwati Pondok Pesantren Al-Aziziyah Kapek Kecamatan Gunung Sari, NI (15) asal Desa Rukun Lima Kecamatan Ende Selatan Kabupaten Ende, Nusa Tenggara Timur (NTT) diduga menjadi korban penganiayaan yang dilakukan sesama santriwati setempat. (ist)

GIRI MENANG – Seorang santriwati Pondok Pesantren Al-Aziziyah Kapek Kecamatan Gunung Sari, NI (15) asal Desa Rukun Lima Kecamatan Ende Selatan Kabupaten Ende, Nusa Tenggara Timur (NTT) diduga menjadi korban penganiayaan yang dilakukan sesama santriwati setempat. Korban saat ini dirawat di salah satu rumah sakit di Lotim. Kondisi korban kritis dan menggunakan ventilator. Persoalan tersebut sudah ditangani Satreskrim Polresta Mataram. Orang tua korban mengadukan kasus ini Sabtu (22/6) kemarin. “Kami sudah bentuk tim. Kami sudah melakukan investigasi ke salah satu rumah sakit di Lotim dan berhasil menginterogasi ayah korban. Melihat secara langsung kondisi korban sangat memprihatinkan, kondisinya sudah menggunakan ventilator,” terang Kasatreskrim Polresta Mataram Kompol I Made Yogi Purusa Utama, Senin (24/6).

Korban dilarikan ke rumah sakit berawal dari teman sebangku korban yang menginformasikan ke ibunya yang ada di Lotim bahwa korban mengalami luka lebam. “Alhasil, ibu dari teman (korban) itu berinisiatif untuk menjemput korban,” katanya.

Kejadian dugaan penganiayaan itu terjadi Senin (10/6) lalu. Awalnya korban dibawa ke rumah teman sebangkunya. Korban yang merasa sakit kemudian dibawa ke poliklinik. Kondisi kesehatan korban semakin menurun, kemudian dirujuk ke Puskesmas. “Seminggu kemudian, orang tua korban datang dari NTT untuk melihat kondisi anaknya,” sebutnya.

Di Puskesmas, kondisi korban tidak kunjung membaik. Malah semakin drop. Akhirnya korban dibawa ke rumah sakit hingga dipakaikan ventilator. “Berdasarkan pengakuan korban yang disampaikan ke orang tuanya, pengakuannya sempat dipukul oleh rekannya sendiri menggunakan balok, sajadah di bagian mata,” ungkapnya.

Baca Juga :  Rp1,5 Miliar untuk Renovasi Bencingah Agung

Pengakuan korban tersebut belum bisa disimpulkan. Kepolisian akan menyesuaikan hasil rekam medis korban dari pihak rumah sakit. “Kalau kami belum berani menyimpulkan. Nanti kami minta keterangan dari rekam medis dokter,” katanya.

Dikatakan, pihaknya telah membuat berita acara interogasi (BAI) terhadap orang tua korban. Selanjutnya, akan meminta keterangan terhadap ibu teman korban. Termasuk sopir travel yang menjemput korban dari ponpes ke rumah ibu teman korban. “Sopir itu tahu semua kronologisnya, dari menjemput hingga dibawa ke Lotim. Itu (sopir) yang akan kita mintai keterangan. Ibu rekan dari korban, supir travel, ada juga dari poliklinik, Puskesmas dan rumah sakit,” jelasnya.

Kasus ini dalam tahap penyelidikan. Penyidik masih mengumpulkan sejumlah keterangan. Internal Ponpes Al-Aziziyah juga akan dimintai keterangan dalam waktu dekat. “Pasti (pemeriksaan pihak ponpes). Nanti kami akan mengundang langsung secara resmi ke pihak ponpesnya,” tegasnya.

Terpisah, Pengasuh Ponpes Al-Aziziyah Amirudin menyebut santriwati yang diduga dipukul tersebut merupakan santriwati yang baik. Di kalangan teman-temannya, NI merupakan santriwati rajin, sehingga sangat disenangi. “Pertanyaannya, adakah anak yang baik, yang disenangi oleh teman-temannya di-bully atau dipukul? Maaf pertanyaan ini bukan untuk dijawab, tapi untuk dicamkan,” kata Amirudin.

Mengenai sebab sakit korban, Amirudin menyebut NI memiliki riwayat penyakit. Sejenis jerawat atau benjolan di hidungnya. Santriwati lain pernah melihat NI menusuk benjolan di hidungnya tersebut menggunakan jarum pentol yang sudah berkarat. “Diingatkan oleh temannya, jangan lakukan itu (menusuk benjolan dengan jarum pentol), nanti tambah. Sudah ditusuk dipencet lagi,” ceritanya.

Baca Juga :  Tes Kompetensi PPPK Lobar Dimulai

Paginya, mata NI bengkak. Santriwati lainnya menanyakan kenapa mata NI bengkak, namun korban menjawab tidak tahu. “Enggak ada peristiwa pemukulan, kita sudah investigasi,” tuturnya.

Kalaupun ada dugaan pemukulan, Amirudin menantang untuk dilakukan pembuktian. Pelaku di balik adanya dugaan pemukulan itu pun dipersilakan untuk diusut pihak berwajib. “Kami buka pintu lebar-lebar. Silahkan investigasi dan temukan siapa yang memukul. Kami buka pintu, kami tidak akan menutup-nutupi oknum demi menjaga nama besar dan baik Ponpes Al-Aziziyah,” tegasnya.

Pihaknya sangat menyayangkan adanya informasi yang beredar luas terkait adanya dugaan pemukulan menggunakan kayu, yang menimpa NI. Ia menegaskan bahwa hal itu sebuah fitnah. “Saya ingatkan kepada diri saya dan semua kita, hati-hati memberikan informasi. Dosa memfitnah itu lebih kejam dari dosa membunuh. Jadi kita harus berhati-hati,” pesannya.

Mengenai sakitnya NI, yang paling mengetahui ialah pihak rumah sakit. Tidak boleh ada yang memvonis bahwa NI sakit lantaran dipukul, ataupun sebab sakitnya. “Tidak boleh (memvonis sebab sakitnya NI). Yang paling tahu itu rumah sakit, dokter yang menangani,” tandasnya. (sid)

Komentar Anda