Warga Gili Meno Desak Pemerintah Daerah Segera Atasi Krisis Air Bersih  

Warga Gili Meno membeli kebutuhan air bersih melalui darat dengan harga sangat mahal.

TANJUNG –  Kepala Dusun Gili Meno Desa Gili Indah Kecamatan Pemenang Kabupaten Lombok Utara, Masrun menuturkan kondisi masyarakatnya saat ini yang semakin kesulitan memenuhi kebutuhan air bersih. Kondisi ini di perparah dengan belum adanya kejelasan solusi dari Pemerintah Kabupaten Lombok Utara dan juga Pemprov NTB dalam mengatasi masalah krisis air bersih ini.

“Kondisi kami sudah semakin sulit, kami butuh solusi jelas,” ungkap Masrun, Rabu (19/6).

Menurut Masrun, warga tidak mau tahu persoalan hukum yang terjadi saat ini. Terpenting mereka bisa segera kembali seperti dulu menikmati air bersih dengan harga terjangkau. Warga Gili Meno saat ini hanya mengandalkan air bersih dari daratan. Namun, harga air pergalon akan mulai terjadi kenaikan seiring dengan meningkatnya permintaan. Harga saat ini sebesar Rp10 ribu pergalon.

Baca Juga :  Ciuman "Ekstrem" Ria Ricis di Perairan Gili Meno

“Saya aja habis 5 galon sehari, udah berapa uang yang kami keluarkan. Bagaimana jika naik nanti, sudah pasti akan menyakitkan masyarakat,” ucapnya.

Selain kebutuhan rumah tangga, lanjut Masrun, kebutuhan untuk mobilitas wisatawan juga sangat memperihatinkan. Banyak wisatawan sudah mengeluhkan kondisi ini. Apalagi, bulan ini kunjungan ke Gili Meno tengah tinggi-tingginya.

“Warga juga mulai kehilangan ternaknya, banyak sapi mati karena kekurangan air,” tuturnya.

Disinggung mengenai upaya pemerintah menghadirkan PT TCN sebagai perusahaan penyedia air bersih di Gili Terawangan saat ini, Masrun mengatakan masih ditolak oleh warga. Hal ini disebabkan karena dugaan kasus perusakan lingkungan yang terjadi di Gili Meno. Kondisi itu tidak diinginkan warga juga terjadi di Gili Meno.

Baca Juga :  Dewan Pakar TKN Prabowo - Gibran Minta Pemda Segera Atasi Darurat Air Bersih di Gili Meno

Belum lagi harga air bersih yang ditawarkan perusahaan tersebut diketahui cukup tinggi, yakni Rp30 ribu per kubik. Jauh lebih mahal dari harga yang diberikan PT PAL yang bekerja sama dengan PT GNE sebesar Rp18 ribu per kubik.

“Saya lihat warga ada penolakan kalau TCN masuk, mahal kalau Rp30 ribu seperti di Gili Terawangan itu,” sebutnya.

Melihat fakta itu, Masrun berharap pemerintah mengambil langkah bijak secepatnya, agar permasalah air bersih di Gili Meno segera teratasi. Pasalnya, banyak dampak dari persoalan ini, terutama masalah kemanusiaan.

“Ini masalah kemanusiaan di Gili Meno. Masyarakat krisis air bersih sudah sebulan lebih. Tapi sampai sekarang tidak ada langkah nyata pemerintah daerah,” sesalnya. (luk)

Komentar Anda