Kenalkan Sejarah, Museum Gelar Lomba Cerdas Cermat

Sahnan: Asah Wawasan dan Ilmu Peserta Didik

CERDAS CERMAT: Final Lomba Cerdas Cermat Museum untuk jenjang SMP/MTs se NTB, yang berlangsung di Aula Museum Negeri NTB, Selasa (20/8/2019)

MATARAM—Berbagai upaya terus dilakukan Museum Negeri NTB, untuk mengenalkan sejarah dan budaya yang ada di NTB, khususnya terkait dengan benda-benda bersejarah peninggalan masa lalu masyarakat pulau Lombok dan Sumbawa, yang kini menjadi koleksi Museum NTB.

Salah satunya, yaitu melalui lomba cerdas cermat permuseuman tingkat kabupaten/kota, hingga tingkat provinsi, yang diikuti peserta para pelajar jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Madrasah Tsanawiyah (MTs) se NTB.

“Melalui lomba cerdas cermat museum yang diikuti para pelajar SMP/MTs se NTB ini. Tujuan utama yang hendak kami capai, adalah keinginan mengenalkan sejarah, budaya, maupun adat istiadat yang ada dan pernah berkembang di pulau Lombok maupun Sumbawa,” kata Ketua Panitia Lomba Cerdas Cermat Museum NTB, Dra Sukiah, dalam laporannya, sebelum lomba dimulai, Selasa (20/8/2019).

Kegiatan yang berlangsung di Aula Museum NTB ini lanjutnya, merupakan final lomba cerdas cermat museum tingkat Provinsi NTB, yang mempertemukan empat grup peserta terbaik dari seleksi atau kegiatan serupa yang sebelumnya telah digelar di pulau Lombok dan Sumbawa.

“Peserta lomba cerdas cermat ini ada empat grup, masing-masing adalah juara 1 dan 2 dari  pulau Sumbawa, dan juara 1 dan 2 dari pulau Lombok,” jelas Sulkiah, yang juga Kasi Penyajian dan Layanan Edukasi Museum NTB ini.

“Keempat peserta final lomba cerdas cermat permuseuman tingkat Provinsi NTB ini, yaitu SMPN 1 Sumbawa Besar, Kabupaten Sumbawa, dan SMPN 1 Bolo, Kabupaten Bima, yang merupakan juara 1 dan juara 2 tingkat kabupaten/kota di pulau Sumbawa, serta MTs Negeri 1 Mataram, Kota Mataram dan SMPN 1 Sakra, Kabupaten Lombok Timur, juara 1 dan 2 di kabupaten/kota di pulau Lombok,” sambung Sulkiah.

Sementara Kepala Museum Negeri NTB, Drs Zubair Muslim, dalam sambutan sekaligus membuka kegiatan secara resmi menambahkan, lomba cerdas cermat museum tingkat NTB ini, selain hendak menguji sejauh mana ilmu dan wawasan para pelajar NTB terhadap sejarah daerahnya sendiri. Sekaligus menjadi ajang seleksi untuk peserta kegiatan serupa yang akan dilakukan di tingkat Nasional.

“Sebelumnya kami melaksanakan seleksi (lomba) di tingkat kabupaten/kota di NTB, yang terbagi dalam dua zona, yakni Lombok dan Sumbawa. Kemudian dua terbaik masing-masing zona, berhak melaju ke tingkat Provinsi NTB, yang kita gelar kali ini. Pemenang tingkat provinsi inilah yang kemudian akan kita kirim ke Jakarta untuk mengikuti lomba cerdas cermat permuseuman, untuk mewakili Provinsi NTB,” terang Zubair.

Karena itu pula, lanjut Zubair, mengapa berbagai peraturan dalam lomba cerdas cermat museum di tingkat NTB ini, juga mengikuti tata tertib atau aturan lomba yang berlaku di tingkat Nasional. “Hal ini agar ketika mengikuti lomba Nasional nanti, peserta utusan NTB sudah memahami dan terbiasa,” sebutnya.

“Alhamdulillah, utusan NTB yang ikut lomba cerdas cermat tingkat Nasional selalu langganan juara. Seperti tahun kemarin (2018), meskipun NTB sedang berduka akibat guncangan gema bumi yang begitu dahsyat. Namun peserta dari NTB berhasil menjadi juara. Sehingga ini banyak mengundang decak kagum dari pusat. Kami berharap peserta utusan kita tahun ini (2019) nanti, juga bisa juara di tingkat Nasional,” harap Zubair.

Sedangkan Pelaksana Tugas (Plt) Ketua PGRI NTB, Drs Sahnan, yang ikut menghadiri kegiatan tersebut, menyatakan apresiasi dan penghargaannya kepada Museum Negeri NTB. Menurutnya, kegiatan apapun yang dapat menambah ilmu dan wawasan para peserta didik, seperti lomba cerdas cermat permuseuman ini, tentu penting dan sangat bagus sekali.

“Kami mewakili para guru (PGRI NTB) berharap tidak hanya Museum NTB saja yang melaksanakan kegiatan seperti ini. Namun lembaga dan instansi pendidikan lain juga harus mengadakan kegiatan serupa, atau mungkin dalam bentuk lainnya, yang dapat mengasah keilmuan para peserta didik untuk memahami sejarah dan budaya daerahnya sendiri, termasuk sejarah Nusantara. Ke depan peserta lomba tidak hanya tingkat SMP/MTs saja, tetapi juga tingkat SD/MI dan SMA/MA,” harap Sahnan. (gt)

Komentar Anda