Kades dan Pelaku Wisata Dorong Gili Dibenahi

Sementara itu, General Manager Villa Ombak Made Mada mengatakan, pihaknya tidak mengerti apa yang diinginkan pemerintah, yang ingin mendatangkan wisatawan banyak tetapi fasilitas masih rusak. Persoalan sekarang ini bukan mendatangkan tamu, ada banyak hal yang harus dipikirkan. Di antaranya perbaikan.

Diakui Made, wisatawan memang mulai datang, dan itu bisa dihitung jari. Namun fasilitas tidak lengkap seperti sebelumnya seperti kolam, kopi, dan pelayanan lain. Belum lagi wisatawan terganggu dengan perbaikan- perbaikan infrastruktur yang rusak. Saat ini serba terbatas menjamu wisatawan. Walaupun mereka menginap, mereka tidak merasakan hotel sewajarnya. “Kita terima apa adanya,” ujarnya.

Baca Juga :  Lima Belas Negara Kunjungi Wisata Lombok Tengah

Menurut Made, pemerintah jangan memaksakan wisatawan berdatangan ke Gili Trawangan, lebih baik memprioritaskan kesiapan para pelaku wisata terlebih dahulu. Kalau sudah siap, apa susahnya mendatangkan wisatawan.

BACA JUGA: Dampak Gempa, Nelayan Merugi Rp26,5 Miliar

Diungkapkan, pelaku wisata dan pemerintah tidak pernah bertemu secara formal. Bahkan kehadiran Menteri Pariwisata Arif Yahya ke Gili Trawangan, itu tidak bisa memutuskan apapun. Yang perlu diketahui, semua pelaku wisata mempunyai asosiasi masing- masing. Pihaknya lebih setuju asosiasi-asosiasi ini menyatukan pemikiran untuk disampaikan ke pemerintah. Misalkan perkumpulan perhotelan, serikat tenaga kerja, dan asosiasi lainnya. Mereka pasti punya unek-unek tersendiri. “Kita fokus secara bersama-sama, kalau sendiri-sendiri pihak travel bilang siap, tapi hotel belum siap,” tandasnya.

Baca Juga :  Pengamanan Menyeluruh di Objek Wisata Lombok Barat

Lebih baik saat ini lanjutunya, pelaku wisata fokus perbaikan infrastruktur bersama karyawan dan diharapkan Pemerintah KLU bisa membebaskan sementara para pelaku wisata yang terdampak gempa dari pajak. “Kondisi ini pernah kita lakukan di Bali dan Yogyakarta,” pungkasnya. (flo)

Komentar Anda
1
2