Jelang Idul Fitri 1443 H, Menko Airlangga Tinjau Rantai Logistik dan Travel Bubble di Batam

Airlangga Hartarto

BATAM–Salah satu fokus utama yang diperlukan dalam upaya pemulihan ekonomi nasional adalah bagaimana membangun rasa aman bagi masyarakat, khususnya pelaku ekonomi, agar bisa beraktivitas dengan normal dan  dapat memanfaatkan insentif yang disediakan Pemerintah untuk sektor ekonomi dengan baik.

Salah satu upaya yang dilakukan Pemerintah yakni dengan menjaga keberlangsungan rantai pasok nasional.

Dalam kunjungan kerja di Kota Batam pada Rabu (27/04), Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto juga melakukan peninjauan ke Pelabuhan Batu Ampar  yang menjadi salah satu bagian dari National Logistic Ecosystem (NLE).

Pelabuhan tersebut berperan menjadi International Transhipment Hub dengan kegiatan utama sebagai alih kapal/transshipment, jasa bongkar muat yang mencapai 6,7 juta TEUs per tahun, jasa penumpukan barang dengan container yard seluas 112 hektare, jasa pandu dan tunda kapal, serta ship to ship dan floating storage unit (FSU).

Tahapan pengembangan jangka pendek (2021-2025) memiliki estimasi biaya investasi Rp1,65 triliun dan kapasitas bongkat muat sebesar 1,6 juta TEUs (dari saat ini yang sejumlah 600 ribu TEUs).

Sementara, untuk jangka menengah (2026-2030) estimasi biaya investasinya adalah Rp8,24 triliun dan kapasitas bongkar muat 4,6 juta TEUs.

Baca Juga :  Airlangga: Pemerintah Bangun Manajemen Lanskap Sistem Pangan Terintegrasi

Pada 2022 dilakukan beberapa pengembangan infrastruktur fisik yang termasuk rencana jangka pendek yakni antara lain revitalisasi Dermaga Utara dan Selatan, penataan lahan Container Yard Utara Tahap II dan CY Selatan, pembangunan pagar pelabuhan, perbaikan ROW jalan 30 meter, sampai pengadaan alat bongkar muat yang terdiri dari container crane, RTG, head truckreach stacker 40 ton, top loader 40 ton, dan chassis.

Untuk proses pengadaan container crane saat ini sudah pada tahap pemesanan material dan persiapan pabrikasi di Pelabuhan Gunsan Korea Selatan, dan diharapkan selesai pada Desember 2022 mendatang.

Menyoal logistik, volume peti kemas di Pelabuhan Batu Ampar yakni sebesar 407.777 TEUs (2019), 445.240 TEUs (2020), 528.093 TEUs (2021), dan 123.895 TEUs (Januari-Maret 2022).

“Dengan meningkatnya fasilitas di pelabuhan, tentunya diharapkan biaya logistik akan menurun dan lebih cepat dalam bongkar muat barang,” ujar Menko Airlangga.

Selain itu, pintu pariwisata dengan negara lain saat ini juga sudah dibuka, termasuk dengan Singapura, di mana Indonesia menerapkan skema Travel Bubble Batam, Bintan dan Singapura. Bagi para pengunjung dari Singapura diminta memperlihatkan hasil tes antigen atau PCR negatif, serta surat vaksinasi.

Baca Juga :  Airlangga: Pemerintah Alokasikan Rp 13 Triliun untuk Infrastruktur Digital di Destinasi Prioritas

Untuk melihat secara langsung pelaksanaan di lapangan, Menko Airlangga juga berkesempatan untuk meninjau Pelabuhan Batam Center. Pelabuhan itu menjadi salah satu pusat kedatangan dan keberangkatan kapal feri penumpang dari Batam ke Singapura atau Malaysia.

Saat ini, jumlah pengunjung WNA yang datang melalui Pelabuhan Batam Center telah mencapai 300-400 orang per hari, sisanya adalah WNI, termasuk PMI yang datang bisa mencapai 300 orang per hari dalam dua kapal selama masa mudik Lebaran. Kondisi ini telah membaik signifikan dibandingkan masa awal pandemi dulu.

Di samping itu, Menko Airlangga juga berkunjung singkat meninjau proses pembangunan Masjid Tanjak yang berlokasi di area yang dekat dengan Bandara Hang Nadim.

Masjid yang menjadi ikon baru Kota Batam ini memiliki luas 2.463 m2  dan dapat menampung sekitar 900 jamaah pria di lantai 1 serta 350 jamaah wanita di lantai 2.

Masjid Tanjak direncanakan akan selesai seluruh pembangunannya pada Mei 2022 mendatang ini akan sangat bermanfaat bagi penduduk lokal maupun wisatawan.

“Diharapkan masjid ini bisa segera dioperasikan, sebab ini mempunyai koridor yang menghubungkan bandara dengan masjid,”  ujar Menko Airlangga. (*/gt)

Komentar Anda