Investor Tak Berminat, RPH Banyumulek Mangkrak

illustrasi

MATARAM – Keberadaan Rumah Potong Hewan (RPH) di Banyumulek Lombok Barat hingga saat ini terkesan mangkrak. Pasalnya, RPH Banyumulek yang dikelola oleh Dinas Peternakan dan Kesehatan (Disnakeswan) Provinsi NTB tidak pernah ada aktivitas operasional pemotongan hewan dan terkesan mangkrak.

Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakeswan) NTB Hj Budi Septiani mengakui jika aktivitas di RPH Banyumulek nyaris tidak ada. Namun RPH Banyumulek baru ada aktivitas terbatas ketika pada Hari Raya Idul Adha atau hari raya kurban, sekali dalam setahun. Budi juga mengakui jika kondisi RPH Banyumulek tidak bisa optimal operasional, karena perusahaan selaku pihak ketiga belum ada yang mampu untuk operasionalkan RPH Banyumulek tersebut, karena harus memotong sapi dalam jumlah besar setiap harinya.

“Karena dananya itu besar dan kapasitas mesinya setiap hari itu harus 30-50 ekor sapi baru bisa berjalan. Tapi kalau masih skala kecil itu boros di operasionalnya,” ujar Budi, kepada Radar Lombok, kemarin.

Dikatakan Budi, beberapa waktu lalu juga sudah ada perusahaan yang mengajukan untuk tawaran kerja sama menggerakkan RPH Banyumelek. Namun sampai dengan saat ini belum ada tindak lanjutnya, karena operasionalnya RPH ini membutuhkan dana yang besar.

“Belum bisa secepat itu karena dananya besar. Kalau masih diangka Rp 10-20 miliar tidak cukup. Karena bisa Rp 200 miliar orang sekali muter mesin besar, yang mahal ini biaya operasional listriknya, itu sampai satu gardu,” terangnya.

Budi berharap kerja sama tersebut bisa ada kelanjutan untuk di tahun depan. Kemungkinan jika terhambat saat ini karena kondisinya di tengah pandemic, sehingga ditunda. Apalagi untuk produksi mesin bisa beroperasi sebanyak 50-30 ekor per hari. Tapi untuk bisa sekali melakukan pemotongan itu harus diatas 25 ekor.

“Nanti mungkin pada saat program 1000 desa sapi ini berjalan RPH ini mungkin kita bisa kerja sama dengan 1000 desa sapi. Mudah-mudahan bisa tahun depan, kita lihat saja kedepannya,” ucapnya.

Sementara itu, sekarang dilakukan pihaknya jika tidak ada pemotongan dalam jumlah besar, mesin hanya dilakukan perawatan saja agar tidak ada kerusakan yang nantinya justru merugikan. Pemotongan hewan diharapkan bisa di pusatkan di RPH Banyumulek, sehingga masyarakat tidak perlu ke tempat jagal skala rumah tangga.

“Sudah kita coba sampai kita membebaskan dulu untuk pembayarannya. Tapi tidak semudah kita membalikkan telapak tangan dan harus di edukasi. Kita sudah melakukan sosialisasi ke masyarakat, tapi tetap saja mereka memilihnya yang dekat, itu masalahnya,” pungkasnya. (dev)

Komentar Anda