Hutan di Kawasan Gunung Rinjani Terbakar Hebat

KEBAKARAN HUTAN: Kebakaran hutan kembali terjadi di kawasan Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR), Selasa (31/10), dan hingga Kamis kemarin (2/11), titik api belum seluruhnya dapat dipadamkan akibat medan atau topografi yang sulit dijangkau. (IST/RADAR LOMBOK)

SELONG — Kebakaran hebat kembali melanda hutan di kawasan Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR). Petugas gabungan baik itu TNGR, Kepolisian, TNI dan berbagai unsur terkait lainnya hingga kini masih sedang berupaya melakukan pemadaman.

“Api belum berhasil dipadamkan hingga hari ini oleh petugas bersama aparat gabungan TNI-Polri,” kata Taufikurrahman, Kepala Resort TNGR Sembalun, Kamis kemarin (2/11).

Kronologi peristiwa kebakaran hutan Gunung Rinjani tersebut, diketahui berdasarkan pemantauan secara visual dari arah Desa Sembalun (Kantor Resort TNGR) masih terdapat hotspot (titik panas) yang merupakan api dari kebakaran hutan yang tidak dapat dikendalikan sejak kemarin.

“Pada pagi hari pukul 05.00 Wita, kami melakukan pemantauan secara visual di kantor resort TNGR Sembalun. Titik awal kebakaran di lokasi hutan Gomongan, naik ke hutan Panggang, Desa Sembalun Lawang,” terangnya.

Selanjutnya pada pukul 08.00 Wita, tim pertama Dalkarhutla bergerak menuju lokasi kebakaran hutan dengan membawa 5 unit pompa pungung/jet shooter dan persedian air dengan menggunakan mobil operasional dan sepeda motor.

Kemudian disusul oleh tim kedua Dalkarhutla sebanyak 27 orang tiba di lokasi kebakaran, dan mulai melakukan upaya pengendalian dengan cara membuat penyekatan api, dan pemadaman langsung dengan menggunakan jet shooter dan ranting pohon.

“Upaya yang kami lakukan, yakni penyekatan api agar tidak merambat ke kebun warga di sekitar kawasan. Pemadaman menggunakan jet shooter, ranting pohon, dan alat seadanya,” jelas Taofik.

Taofik mengakui, meskipun api di bagian bawah sebelah barat dan timur dapat dikendalikan oleh tim gabungan. Namun api di bagian atas sulit dijangkau, disebabkan topografi yang terjal, dan vegetasi semak tebal (bahan bakar potensial), serta angin kencang.

“Kondisi terakhir, api belum bisa dikendalikan sepenuhnya, dan masih tersisa dua titik. Yakni api di bagian ujung sebelah atas itu tidak bisa kita jangkau. Karena laju api cukup kencang, dan kondisi medan terdapat jurang dan terjal,” katanya.

Baca Juga :  Mantan Ketua KONI Dituntut 7,5 Tahun Penjara

Dari hasil pemeriksaan di lapangan, luas area kawasan yang terbakar mencapai 55 hektare. Sedangkan vegetasi yang terbakar berupa semak, perdu, rumput, dedaunan kering dan beberapa pohon jenis  cemara gunung, saropan, acacia decurrens.

Adapun kendala yang dihadapi oleh tim, ungkap Taofik, yaitu saat mengendalikan dan memadamkan api di kawasan tersebut, adalah kecepatan angin relatif tinggi, sehingga kebakaran meluas dengan cepat. Selain itu, vegetasi mudah terbakar, tidak tersedianya sumber air di lokasi kebakaran, dan jumlah peralatan sangat minim.

“Alhamdulillah, luas lahan yang berhasil dipadamkan oleh tim sekitar 15 hektare. Itupun kita berjibaku dengan kobaran api menggunakan alat seadanya, berupa cangkul, parang, sekop dan ranting kayu,” tutur Taofik.

Selanjutnya sambung Taofik, tim melakukan rapat evaluasi Dalkarhutla yang dihadiri oleh Kapolsek Sembalun, Koramil 1615 Sembalun, dan Danton Kompi 3 Batalion B Sat Brimob Polda NTB. Mengingat kepala api sulit dijangkau, disebabkan oleh topografi yang terjal, maka pelaksanaan Dalkarhut pada hari ini (kemarin) dan di hari berikutnya tim hanya bisa memantau arah api.

“Berdasarkan pengamatan selama dua hari, kegiatan Dalkarhut selanjutnya akan diprioritaskan pada lokasi ke arah jalur pendakian, dan ke arah lahan milik masyarakat di sekitar kawasan TNGR,” terang Taofik. “Adapun penyebab kebakaran, diduga oleh aktifitas manusia, dan pelakunya masih dalam upaya penyelidikan,” imbuhnya.

Untuk sementara, aktivitas pendakian ke Gunung Rinjani saat ini masih aman. Untuk itu, pihaknya akan melakukan evaluasi kembali, dengan melihat titik apinya apakah membahayakan pengunjung atau tidak. “Kami juga mengantisipasi penjagaan, jangan sampai mengarah ke jalur pendakian,” ujar Taofik.

Pihaknya mengimbau warga masyarakat tetap waspada terhadap kebakaran hutan, serta jangan membuat perapian di dalam kawasan hutan TNGR maupun di luar kawasan, agar tidak terjadi kebakaran hutan seperti saat ini. “Kami tidak bosan-bosannya mengimbau warga, untuk tetap waspada terhadap kebakaran hutan, dampak musim kemarau ini,” katanya.

Baca Juga :  Pasir Besi Lotim Dibeli PT Semen Batu Raja Rp 23 Miliar

Sementara Penanggung Jawab Kebakaran Hutan TNGR, Lalu Santawa menjelaskan, awal kebakaran terjad pada Selasa (31/10), yang berada di lokasi Hutan Gomongan, Desa Sembalun, yang berada dalam kawasan Hutan BTNGR. “Penyebab kebakaran diduga aktivitas manusia. Tetapi bukan pembukaan lahan, dan lebih mengarah ke perburuan,” ungkapnya.

Santawa juga mengakui kalau api sampai sekarang masih belum dapat dipadamkan. Apalagi jenis vegetasi yang terbakar diantaranya semak, perdu, rumput, dedaunan kering, pohon bakbakan, cemara gunung, saropan, dan lainnya.

Kendala lain yang dihadapi ketika pemadaman, juga karena topografi lahan yang berbukit dan curam, hingga keterbatasan air. Sehingga hingga kini terpantau masih ada titik api di sekitar lokasi kebakaran, bahkan semakin melebar ke arah kanan menuju jalur pendakian.

“Memang sering terjadi kebakaran di lokasi itu, karena pemicunya tinggi seperti semak, perdu dan belukar kering yang mudah terbakar. Tahun 2019 lalu juga pernah kebakaran,” ujarnya.

Jika lahan yang terbakar ini semakin meluas lanjut Santawa, maka tidak menutup kemungkinan pintu jalur pendakian Gunung Rinjani via Sembalun bakal ditutup. Kemudian bagi pendaki yang sudah melakukan booking via online, nantinya akan diarahkan melalu jalur pendakian di Torean atau Senaru. “Namun kita masih melihat perkembangannya (api, red) sampai sore. Kalau memang kebakaran masih terjadi, maka kita tutup pendakian di jalur Sembalun,” ujarnya.

Untuk diketahui, dari kemarin hingga hari ini telah dilakukan upaya untuk memadamkan api tersebut, Tim Dalakarhutla mengirim 39 orang untuk membantu pengendalian api. Dengan rincian unsur dari Resort  BTNGR Sembalun 15 orang, Polsek Sembalun 4 orang,Koramil 1615 Sembalun 2 orang, Sat Brimob Polres Lotim dan Polda NTB 11 orang, KPH Sembalun Rinjani Timur 3 orang, Pol PP Kecamatan Sembalun 3 orang, MPA 6 orang, dan MMP 6 orang. (lie/rat)

Komentar Anda