Hobi Terabasan, Begini Teknik Aman dan Nyaman Naik Motor Trail

Para pecinte trabas menggunakan Honda CRF 150L.

MATARAM – Berkendara off-road menggunakan sepeda motor jenis trail sudah menjadi bagian dari gaya hidup sebagian kalangan. Keindahan alam Indonesia dan banyaknya komunitas pecinta alam memicu tumbuhnya off-roader baru untuk menjelajah dan mencari pengalaman.

Namun, kontur yang menantang membuat banyak pengendara wajib mengetahui teknik yang aman dan nyaman saat melakukan terabasan. Ada beberapa tips teknik aman dan berkendara nyaman saat melakukan terabas menggunakan sepeda motor trail sebab kontur jalan naik-turun dengan permukaan trek yang tak menentu, menjadi tantangan tersendiri bagi para pengendara.

Tim Safety Riding Astra Motor NTB Satria Wiman Jaya menjelaskan bahwa banyak perbedaan saat berkendara off-road dibandingkan on-road. Selain wajib menguasai teknik bersepeda motor di aneka permukaan jalan, pengendara juga harus siap menghadapi tanjakan, turunan, bahkan genangan air atau sungai yang membentang.

“Ketika melewati jalanan menurun, sebaiknya pengendara tidak terlalu fokus menggunakan rem depan. Postur tubuh disarankan condong ke belakang, diikuti pinggul yang juga lebih ditarik ke bagian belakang sepeda motor. Kedua lutut menjepit body sepeda motor untuk menjaga keseimbangan,” jelas Satria.

Baca Juga :  CRF1100L Africa Twin Adventure Sports Tampil Semakin Bergaya

Ada beberapa medan yang wajib diketahui dan tips berkendara menggunakan sepeda motor off-road. Pertama medan tanjakan atau turunan, kemudian genangan air atau sungai, dan medan single track atau jalan setapak. Yuk simak tips berkendara amannya.

Postur tubuh yang condong ke belakang akan membantu keseimbangan, sehingga titik berat tidak pindah ke depan yang berpotensi mengakibatkan roda belakang terangkat dan terguling ke depan. Upayakan turun dengan gigi rendah, tidak perlu buka gas, rileks atau santai dan mengikuti gerak ban belakang.

Berbeda ketika pengendara menghadapi tanjakan. Posisi badan justru sebaliknya, yakni condong ke depan, atau bahkan berdiri (tetap condong ke depan). Hal ini untuk memberikan beban lebih ke roda bagian depan. Sehingga, ketika menanjak, titik berat tidak pindah ke belakang yang berpotensi mengakibatkan roda depan terangkat dan terguling ke belakang.

Kontur area yang sering ditemui saat melakukan terabas adalah melewati genangan air atau sungai. Menurut Lucky, kondisi ini juga membutuhkan teknik khusus. Jika berada dalam rombongan, pemimpin atau road captain (RC) disarankan untuk turun dari sepeda motor dan mengecek kondisi genangan atau sungai. Pastikan genangan atau sungai bisa dilewati motor.

Baca Juga :  Crosser Binaan AHM Siap Berlaga di MXGP Samota 2023

Menyeberang tanpa sepeda motor sambil mengecek lintasan. Jika arus tidak teralu kencang, boleh dilewati dengan kecepatan dan gigi rendah. Saat melintasinya, dan mendapati dasar sungai berbatu, satu kaki disarankan turun untuk berjaga-jaga jika hilang keseimbangan. Bila dirasa kurang, dua kaki juga boleh diturunkan. Sangat tidak disarankan mengangkat kaki, karena bila hilang keseimbangan, maka saat itu pengendara tidak mampu menahan sepeda motor yang ambruk.

Selain menguasai teknik dasar, beberapa kiat agar berkendara off-road atau terabasan bisa diselesaikan dengan menyenangkan. Terdapat aturan tidak tertulis yang disarankan untuk dilakukan para pengendara. Pertama, pastikan membuat rencana perjalanan (persiapan, riding gear, waktu keberangkatan, lokasi istrirahat, memeriksa kondisi motor). Lalu kedua, kontrol emosi. Selanjutnya, saat berkendara bersama-sama, disarankan tidak malu untuk meminta bantuan.

“Jangan lupa saat trabas untuk menjaga supportivitas antar pengendara, keakraban, dan melakukan dengan kegembiraan, menjadikan aktivitas terabas semakin asyik dinikmati ya,” tutup Satria. (luk)

Komentar Anda