Harga Anjlok, Petani Tembaku Ngadu ke Dewan

Harga Anjlok
NGADU : Puluhan petani tembakau di Lombok Timur saat berada di kantor DPRD Lombok Timur mengadukan kondisi harga tembakau yang menurut mereka anjlok. (Janwari Irwan/Radar Lombok)

Perusahaan : Harga Sudah Sesuai

SELONG– Harga tembakau anjlok dan menyebabkan petani meradang. Kemarin, puluhan petani tembakau Lombok Timur mendatangi kantor DPRD. Mereka mengadukan kondisi harga tembakau yang anjlok. Mereka diterima oleh Ketua DPRD Lombok Timur sementara, Murnan, dan anggota dewan lainnya. Ada juga hadir perwakilan perusahaan tembakau.

Salah satu petani tembakau wilayah selatan, Budi, mengatakan harga tembakau sekarang ini anjlok tidak seperti tahun-tahun sebelumnya. Saat ini harga tembakau kering yang lalu hanya Rp 2 juta sampai Rp 3 juta per kwintal. Tahun lama saat masa panen seperti sekarang ini, harga tembakau bisa mencapai di atas Rp 4 juta per kwintal. “ Tahun lalu rata-rata tembakau diambil oleh pengusaha dengan harga Rp 4,3 juta atau di atas Rp 40 ribu per kilogram. Sementara sekarang harganya jauh di bawah itu dan anehnya tidak ada pengusaha yang datang,”katanya.

Sebagai ketua petani tembakau wilayah selatan, ia mengaku pernah turun ke lapangan menanyakan ke semua petani. Rata-rata membenarkan belum ada pengusaha yang datang. “ Di tahun ini tembakau grade A itu tidak dibeli oleh perusahaan, dan anehnya perusahaan juga hanya buka dua kali dalam seminggu,” akunya.

Ia menjamin tembaku petani berkualitas bagus. Dan tahun-tahun sebelumnya harga per kwintal tidak seperti harga saat ini. Ia pun meminta pemerintah daerah hadir memberikan intervensi.

Petani lainnya asal Jerowaru, Aji, mengaku biaya tanam tembakau tinggi. Harga sewa lahan satu hektar sekitar Rp 20 juta, belum biaya pupuk dan lain-lain. Belum lagi berbicara tenaga buruh.”Biaya produksi ini saja mencapai Rp 40 juta perhektar, belum lagi biaya-biaya yang lain seperti sewa lahan, sementara harga tembakau sekarang ini tidak bisa menutupi biaya kita,” jelasnya.

Zainul Muttaqin, petani yang lain, menduga ada permainan dalam penentuan grade tembakau oleh perusahaan. Pada saat petani mengirim ke gudang, grade yang diberikan tidak sesuai sehingga mempengaruhi harga tembakau.” Kalau sekarang perusahaan mengaku menaikkan harga tembakau, tetapi yang menjadi permasalahan, grade tembakau ini tidak sesuai, sehingga harganya sangat rendah,” katanya.

Pertemuan berlangsung dari sekitar pukul 10.00 Wita sampai pukul 12.00 Wita. Perwakilan perusahaan PT Bentoel,  Ikbal menegaskan penetapan harga beli sudah memenuhi mekanisme diantaranya berdasarkan hasil survei lapangan terkait biaya petani. Pada saat penetapan harga, perusahaan juga melibatkan petani dan pihak lain.” Kalau kita bicara harga tahun lalu, pada saat ini PT Bentoel menetapkan harga naik dari tahun lalu. Jadi tidak benar kalau harga tembakau turun,” katanya.

Ikbal juga memastikan proses pembelian tetap berjalan. Dari target yang ada, penyerapan tembakau sudah mencapai 14 persen dari total 1.226 petani mitra. “ Kalau sekarang harga tembakau lebih rendah, kami malah bertanya sementara rapat harga sudah kita lakukan, dan disana kita putuskan kalau harga tahun ini lebih tinggi,” kilahnya.

Terkait dengan perjanjian dengan semua petani, ia menegaskan perusahaan tetap komit melaksanakannya.  “Jadi mekanisme kami sudah jalankan dengan baik, dari segi harga kami juga sudah naik,” katanya.

Kepala Dinas Pertanian Lombok Timur, H. Abadi, berharap perusahaan tembakau meningkatkan target pembelian agar tembakau petani swadaya bisa terserap.”Kalau misalnya satu perusahaan hanya mengambil 1.000 ton, kami minta agar menaikkan target pembelian sehingga tidak terjadi over produksi,” ungkapnya.

Soal harga, dinas akan berusaha melakukan pengecekan apakah perusahaan sudah menetapkan grade dengan benar atau ada permainan. Dari hasil itu nanti dinas bisa mengetahui seperti apa persoalan yang ada. “Dan ini sedang dalam proses,  sehingga kedepan permasalahan-permasalahan tidak terjadi,” katanya.

Anggota DPRD Lombok Timur, Tanwir Anhar, dalam rumus ekonomi, ketika terjadi over produksi, maka akan anjlok. Ia menyarankan Pemkab melakukan pendekatan kepada perusahaan untuk membeli tembakau petani semuanya.” Kepada perusahaan yang ada yang tau cara berbisnis agar lebih maksimal mengakomodir petani kita. Jangan ada yang dibina ada yang tidak, terutama wilayah selatan,”katanya.(wan)

Komentar Anda