Gerbong NU dan NW Berpotensi Dukung Dwi-Aksar

Gerbong NU dan NW Berpotensi Dukung Dwi-Aksar
KERJA KERAS: Dwi Sugiyanto-Lalu Aksar Ansori harus kerja keras untuk menyakinkan pemilih di Pilkada Loteng 2020.(IST/)

MATARAM–Mantan Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU) NTB Dwi Sugiyanto dan mantan Ketua KPU NTB Lalu Aksar Ansori sudah mengumumkan diri berpasangan pada Pilkada Lombok Tengah (Loteng) 2020.

Terkait hal tersebut, Pengamat Politik Universitas Islam Negeri (UIN) Mataram Ihsan Hamid mengatakan, untuk melihat peluang calon kuat di Loteng belum bisa dibaca tuntas, karena posisinya masih belum final terbentuknya paslon. Sehingga poros kekuatan yang terbentuk baik dari irisan parpol maupun irisan simpul-simpul suara masih lumayan cair.

Tetapi setidaknya, dengan terbentuknya paket Dwi-Aksar, mulai ada gambaran. Kekuatan pasangan ini bisa dilihat merupakan komposisi yang saling melengkapi. Misalnya sisi simpul suara, Dwi notabene merupakan orang TGB, memiliki modal basis massa NW dan ditambah dukungan NU melalui Aksar yang merupakan Sekretaris PWNU NTB. “Ini bisa jadi magnet untuk peluang menang di Pilkada Loteng,” ucap kandidat Doktor Ilmu Politik UIN Jakarta tersebut kepada Radar Lombok, Senin (20/1) kemarin.

Dari sisi pengalaman dan jam terbang di politik, keduanya juga saling melengkapi. Latar belakang Dwi sebagai birokrasi dan Aksar sebagai penyelenggara pemilu, membuat keduanya menjadi pasangan yang tidak bisa diremehkan.

Selain itu, Dwi-Aksar dinilai paling siap. Itu dibuktikan dengan paket tersebut paling pertama berkomitmen dan mengumumkan kepada publik bahwa mereka berpasangan. “Tentu ini akan membuat dukungan paket Dwi-Aksar lebih cepat terkonsolidasi, dan mesin politik partai pendukung lebih cepat bekerja,” pungkasnya.

Pengamat Politik UIN Mataram Agus, M.Si menilai paket Dwi-Aksar perlu kerja keras meyakinkan pemilih. Mengingat tak mudah bagi keduanya meraih simpati memenangkan pilkada di Gumi Tatas Tuhu Trasna itu. “Jika ingin menang, paket Dwi-Aksar ini harus kerja keras,” kata Agus.

Dilihat secara sosiologis, Dwi-Aksar punya kelemahan mendasar. Dwi secara personal sangat lemah dari sisi penggalangan basis massa dukungan. Tetapi relatif kuat dari sisi logistik. Serta dianggap sebagai teknokrat bertangan dingin. Dan relatif punya integritas yang terjaga. Selama menjabat Kepala Dinas PU NTB dan Kepala Pusat Air Baku Kementerian PU, ia tak tersandung persoalan hukum.

Dengan pengalaman di bidang ke-PU-an, Dwi diyakini paham betul permasalahan infrastruktur yang dibutuhkan Loteng lima tahun ke depan. Hal itu bisa memberikan imbal balik meraih simpati masyarakat pemilih.

Sementara Aksar, mantan Ketua KPU NTB yang kini menjabat Sekretaris PWNU NTB, akan sangat diuntungkan apabila suara tuan guru bulat mengarah kepadanya. Itu merupakan kekuatan ganda. Karena basis dukungan NU di Loteng relatif cukup kuat secara kultural. Tetapi menjadi tantangan tersendiri juga bagi Aksar untuk mempertemukan NU struktural dan kultural itu. Mengingat persoalan yang sering kali muncul di Loteng adalah tidak solid dan kompaknya antara NU struktural dan kultural tersebut. Oleh karena itu, keduanya harus kerja ekstra meyakinkan pemilih di Pilkada Loteng 2020. “Keunggulan personal dimiliki paket ini, harus dikampanyekan dan dikolaborasikan, serta didayagunakan untuk menarik simpati pemilih,” jelasnya. (yan)

Komentar Anda