Gedung SDN 1 Denggen Rusak Parah Dimakan Usia

AMBRUK: Inilah kondisi ruang kelas SDN 1 Denggen yang rusak parah karena dimakan usia. (JANWARI IRWAN/RADAR LOMBOK)

SELONG – Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Lombok Timur menutup ruang kelas SDN 1 Denggen Kecamatan Selong. Pasalnya, kondisi ruang kelas SDN 1 Denggen ini benar-benar memperihatinkan dan dapat membahayakan siswa.

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Lombok Timur, Achmad Dewanto Hadi mengatakan, sudah merekomendasikan menutup sementara ruangan SDN 1 Denggen yang kondisinya parah. Surat rekomendasi itu diturunkan berdasarkan permintaan sekolah dan hasil kunjungan ke sekolah itu. “Setelah kita lihat kondisinya, maka kita sudah mengeluarkan rekomendasi untuk tidak menempati sambil kita melakukan perbaikan,” kata Achmad Dewanto.

Menurut dia, kondisi sekolah yang rusak ini akibat dimakan usia. Selain SDN 1 Denggen ini, ada juga SDN 2 Jurit juga mengalami kerusakan yang sangat parah. Sehingga kami mengeluarkan rekomendasi untuk ditutup sementara agar tidak membahayakan siswa. “Jadi dalam covid ini, selain kami monitoring prokes, kami juga temukan sekolah yang memang kondisinya sangat parah,” ujarnya.

Melihat kondisi sekolah ini, sekitar 40 persen sekolah mengalami tidak layak pakai, terutama sekolah dasar. Untuk itu mulai bulan maret ini, pihaknya akan melakukan asassement untuk menguslkan DAK. “Dalam pengusulan DAK ini nantinya, kami utamakan untuk sekolah dasar. Karena persentase kelayakan ruang berlajar di sekolah dasar lebih banyak yang tidak layak,’’ ujarnya.

Sekitar 40 persen sekolah dasar ini, katanya, membutuhkan rehab ringan, rehab berat, dan penambahan ruang kelas baru. Karena rombel yang dimiliki sekolah ini melebihi dari kapasitas ruang kelas. “Selian kita kekurangan ruang kelas, kita juga kekurangan guru, tapi untung ada P3K yang membantu,” paparnya.

Kepala Sekolah SDN 1 Denggen, Fathurrahman mengatakan, jumlah ruang kelas yang tidak layak pakai di sekolahnya sebanyak 4 lokal. Yang paling parah adalah ruang kelas IV yang atapnya ambruk. Sehingga agar sekolah tetap jalan, siswa sementara berlajar di musala yang tentunya luasnya tidak seberapa. “Ada yang berlajar di musala, ada juga yang berlajar di gudang, dan ada juga yang berlajar di ruang P3K. karena ada sekolah yang rusak akibat gempa dan ruang kelas yang dimakan usia,” paparnya.

Jumlah siswa di sekolah ini, katanya, sebanyak 203 orang. Sementara ruang kelas yang ada sebanyak 8 ruang kelas, tetapi saat ini yang layak pakai hanya 4 ruangan saja, sementara sisanya tidak layak. Sehingga langkah pemerintah menutup sementara ruang kelas itu sangat tepat. “Kalau tiga ruang kelas yang rusak itu akibat gempa yang dulu, sampai sekarang belum diperbaiki, tapi mau tidak mau kita tetap gunakan karena keterbatasan ruang kelas,” tandasnya. (wan)

Komentar Anda