Djohan dan Sarif Daftar di PPP

Djohan dan Sarif Daftar di PPP
MENDAFTAR: Balon Kada Djohan Sjamsu menyerahkan berkas pendaftaran ke Ketua DPC KLU Narsudin.( HERY MAHARDIKA/RADAR LOMBOK)

TANJUNG–Mantan Bupati Kabupaten Lombok Utara (KLU) Djohan Sjamsu dan Wakil Bupati KLU Sarifudin mendaftar sebagai bakal calon bupati untuk Pilkada 2020 ke Sekretariat DPC PPP KLU di Dusun Tanak Song, Desa Jenggala, Kecamatan Tanjung, Minggu (24/11) sore.

Djohan sendiri hadir langsung dengan dikawal ratusan orang relawan dan kader PKB. Sedangkan kubu Sarif hanya diwakilkan Ketua Tim Relawan Abdullah dan beberapa orang kepercayaan. Kedua kubu datang bersamaan dan diterima langsung oleh Ketua DPC PPP KLU Narsudin.

Dalam pendaftaran itu, Djohan mendaftar sendiri sebagai calon bupati, belum bersama calon wakil bupati. Sementara Sarif mendaftar sepaket dengan Muhammad Sukri. “Kami ucapkan terima kasih kepada dua balon kada yang secara bersamaan mendaftarkan diri ke PPP,” ucap Narsudin.

Seperti diketahui, penutupan penjaringan di PPP itu pada 23 November lalu. Namun sebelumnya sudah ada komunikasi dengan pihak Djohan dan Sarif. Mereka ada halangan sehingga tidak bisa mendaftar pada waktu yang ditentukan. “Jadi, tidak ada persoalan karena kondisi dan sudah dikomunikasikan,” ujarnya.

Djohan dan Sarif-Sukri kata dia, memiliki semangat yang luar biasa untuk diusung PPP. Ia sendiri mengapresiasi kehadiran Djohan dengan begitu banyak pendukung. “Melihat massa yang mendampingi (Djohan) akan menjadi nilai tambah nanti pada DPP,” katanya.

Terkait posisi bakal calon wakil, PPP sendiri tetap berharap ada yang mengambil dari unsur PPP sesuai Muskercab PPP beberapa waktu lalu. Kalaupun tidak, yang penting ada komunikasi. “PPP akan menjadi pengusung, dan pengusung yang harus menang,” tegasnya.

Terkait Sarifudin yang sudah mendaftarkan diri dengan pasangan, itu akan menjadi bahan pertimbangan ke DPP PPP. Yang jelas, baik Najmul, Djohan Sjamsu, dan Sarifudin-Sukri punya peluang sama diusung. “Yang membedakan nanti soal komitmen saja,” katanya.

Ditegaskan, ia tidak ingin PPP hanya dicari ketika dibutuhkan saja saat pilkada. Ketika menang, hilang, tidak ada komunikasi lagi. PPP harus dilibatkan juga dalam penyusunan program di daerah. “Jadi, calon itu harus siap memberikan jaminan bagi pendidikan agama. Kalau KLU banyak pendidikan agama,” imbuhnya.

Djohan mengatakan, silaturahmi antar-partai akan terus dilakukan pasca-pendaftaran. Jika Allah meridai terpilih kembali sebagai kepala daerah pada pilkada 2020, tidak mungkin baginya melepas partai-partai pengusung, karena semua partai pengusung dan pendukung harus sama-sama membangun daerah. “Harus terlibat memikirkan daerah ini, nanti dituangkan insyaallah dalam janji politik. Harus masuk dalam sistem,” tegasnya.

Sementara itu, Ketua Tim Relawan Sarif-Sukri, Abdullah mengatakan, pengembalian berkas ke PPP merupakan ikhtiar dari sekian usaha yang sudah dilakukan. “Kami tetap berkomunikasi dengan DPC PPP,” katanya. (flo)

Komentar Anda