Cuaca Buruk, Nelayan tak Berani Melaut

CUACA BURUK: Kondisi perahu para nelayan di atas jalan karena takut diterjang ombak dan abrasi di pantai Kuranji Dalang Kecamatan Labuapi.(Fahmy/Radar Lombok)

GIRI MENANG – Perahu milik para nelayan di Desa Kuranji Dalang Kecamatan Labuapi terparkir di badan jalan menuju pantai setempat. Para nelayan tidak berani melaut sejak beberapa hari lalu berhubung cuaca buruk.

Sejumlah nelayan di pesisir Kuranji mengeluhkan kondisi yang terjadi. Selama ini mereka hanya menyandarkan hidup dari menangkap ikan untuk mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari. Sejak datang cuaca buruk, mereka hanya bisa menganggur.”Kita ganggur, tidak ada aktivitas tidak berani melaut, karena cuaca buruk,” ungkap Hamdi, nelayan setempat.
Hamdi dan teman-temannya hanya bisa mengecek kondisi perahu dan beberapa alat tangkap mereka yang rusak oleh gelombang, sesekali mereka juga mengambil barang bekas di pesisir pantai untuk dijual ke pengepul.

Cuaca seperti sekarang ini sudah sering terjadi setiap tahun, kondisi seperti ini dimanfaatkan untuk memperbaiki jaring, atau melakukan kegiatan lainnya yang bisa mendatangkan uang untuk keluarga.”Kalau cuaca buruk, kita kadang kumpulkan barang bekas yang terseret arus laut, barang yang bisa dijual,” tegasnya.
Dalam cuaca normal, nelayan biasanya mampu memperoleh 40 Kg hingga 1 kwintal ikan jenis tongkol per sekali melaut. Namun, saat ini mereka hanya bisa pasrah menunggu solusi pemerintah. Para nelayan berharap agar pemerintah juga bisa ikut membantu, paling tidak mereka diberikan pekerjaan sampingan selama cuaca buruk.”Kalau ada kita dibantu, atau diberikan pekerjaan sampingan,” harapnya.

Gelombang tinggi juga mengakibatkan terjadinya abrasi pantai yang mencapai 10 meter lebih. Abrasi tersebut mengancam permukiman nelayan yang berjarak 5 meter dari sempadan pantai. Abrasi yang terjadi cukup membahayakan mereka.

Akibatnya, para nelayan tidak memiliki tempat untuk menyandarkan perahu. Seluruh nelayan memindahkan perahu mereka ke badan jalan hingga menutup jalur pejalan kaki yang menghubungkan dua desa.” Kita tutup jalan ini untuk jadi parkir perahu, kalau di pinggir nanti bahaya, perahu akan mudah rusak karena tergelincir pasir dan mudah hanyut oleh gelombang,” katanya.

Sementara Kepala Desa Kuranji Dalang, Sukadin, mengatakan peristiwa abrasi ini hampir setiap tahun terjadi jika datang gelombang tinggi. Untuk mengantisipasi pihaknya berencana membangun penahan ombak dari karung dan memperbanyak terumbu karang.”Abrasi ini sering terjadi setiap tahun, oleh karena itu harus ada upaya kita nanti. Kami masih berkoodinasi dengan pihak terkait soal rencana pembangunan penahan ombak ini,” ungkapnya.

Sukadin yakin jika ada penahan ombak maka pemukiman warga dipastikan aman dari abrasi.”Istilahnya nanti kita buat dengan karung untuk kita isi pasir karena ini salah satu solusi sementara agar abrasi tidak lagi terjadi,” tutupnya.

Sementara itu Kepala Seksi Logistik BPBD Lobar, Tohri, menjelaskan untuk para nelayan yang tidak bisa melaut dalam kondisi cuaca buruk, Pemkab Lobar sudah melakukan antisipasi. Semua nelayan wilayah Sekotong hingga Batulayar. Dimana nanti akan diberikan bantuan dalam bentuk beras, kepada para nelayan di bawah koordinasi Dinas Ketahanan Pangan Lombok Barat.” Kami di Pemkab Lobar sudah antisipasi untuk para nelayan, nanti ada bantuan beras,” katanya.

Nanti akan dilakukan inventarisir oleh petugas, tindak kepada nelayan ini akan dilakukan sama seperti tahun sebelumnya, mereka akan diberikan beras untuk kebutuhan hidup mereka, selama tidak bisa melaut.” Kalau tidak berikan beras, tidak hidup dapur nelayan, makanya diberikan beras,” ungkapnya.(ami)

Komentar Anda