Bocah Zainul Majdi Meninggal Tenggelam di  Embung Borok Toyang

Pelajar usia 8 tahun meninggal tenggelam di Embung Dusun Toyang, Desa Borok Toyang, Kecamatan Sakra Barat, Kabupaten Lombok Timur. (IST FOR RADAR LOMBOK)

SELONG–Nasib tragis dialami Muhammad Zainul Majdi, bocah 8 tahun warga Dusun Toyang, Desa, Borok Toyang, Kecamatan Sakra Barat, Lombok Timur.

Korban  yang berstatus pelajar  ditemukan dalam kondisi tidak bernyawa diduga karena tenggelam di embung desa setempat Minggu (26/2/2024).

Mayat korban pertama kali ditemukan  warga sekitar. Warga pun  melaporkan penemuan mayat ke Polsek setempat.  Pihak kepolisian bergerak ke lokasi untuk olah TKP termasuk  mengevakuasi mayat dan dibawa pulang ke rumahnya.

Kasi Humas Polres Lotim Iptu Nicolas Oesman mengatakan, berdasarkan hasil penyelidikan dan keterangan para saksi, kejadian bermula ketika korban  pergi meninggalkan rumah untuk bermain.

Baca Juga :  Warga Borok Toyang Lotim Tewas di Kamar Hotel Wilayah Cakra

Sekitar pukul 10.00 WITA  orang tua korban menanyakan kepada kakak korban ke mana adiknya pergi. Namun kakak korban tidak mengetahui.

“Selanjutnya orang tua korban pergi ke sawah sampai dengan pukul 17.30 WITA, kemudian mendapati kabar dari salah seorang warga sekitar  bahwa ada orang meninggal tenggelam di Embung  Toyang,” tuturnya.

Karena perasaan tidak enak, orang tua korban pulang dari sawah, dan mendapati korban sudah dibawa oleh masyarakat ke rumah dalam keadaan meninggal dunia.

Menurut keterangan saksi sekitar  pukul 17.00 WITA  terdapat beberapa remaja yang mandi di Embung Borok Toyang dan merasakan ada tubuh manusia di dalam air. 

Baca Juga :  Tak Terima Adiknya Disiksa, Kakak Ipar Tebas Kepala Adik Ipar Hingga Tewas

Warga pun  naik dari embung  dan memberitahukan kepada masyarakat sekitar kemungkinan ada orang tenggelam.

“Kemudian saksi langsung berlari ke arah bendungan dan turun ke dalam air untuk mengangkat tubuh korban,” ujar Nicolas.

Terkait kejadian ini pihak kepolisian telah meminta keterangan terhadap sejumlah  saksi.

Termasuk juga menyarankan kepada keluarga korban agar dilakukan visum et repertum.

“Tetapi keluarga korban menolak untuk dilakukan autopsi dan telah menerima kejadian ini sebagai musibah,” tandasnya. (lie)

Komentar Anda