Bima Diguncang Gempa M=4,8 dan M=4,6

Bima, NTB diguncang gempa dengan magnitudo M=4,8 pada pukul 00.10 WITA, Sabtu (20/3/2021). (ISTIMEWA BMKG)

MATARAM–Bima, NTB diguncang gempa dengan magnitudo M=4,8 pada pukul 00.10 WITA, Sabtu (20/3/2021).

Hasil analisa BMKG menunjukkan bahwa episenter gempa terletak pada koordinat 8,28 LS dan 117,98 BT, atau tepatnya di darat pada jarak 60 KM Barat Laut Dompu, NTB pada kedalaman 10 KM.

Kemudian memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenter, gempa yang terjadi merupakan jenis gempa dangkal akibat adanya aktivitas sesar aktif.

Dampak gempa berdasarkan laporan masyarakat berupa guncangan dirasakan di Bima II-III MMI (Getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan digantung bergoyang, getaran dirasakan nyata dalam rumah, terasa getaran seakan-akan ada truk berlalu). Adapun hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa tidak berpotensi tsunami. “Hingga pukul 00.30 WITA, hasil monitoring BMKG  menunjukkan adanya 1 aktivitas gempa bumi susulan,” kata Kepala Stasiun Geofisika Mataram, Ardhianto Septiadhi dalam rilis yang diterima Radar Lombok.

Baca Juga :  Kabupaten Bima Dilanda Banjir Bandang

Kemudian pada pukul 00.33 WITA, Bima kembali diguncang gempa M=4,6. Episenter gempa terletak pada koordinat 7,83 LS dan 118,78 BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 68 km Timur Laut Bima, NTB,  pada kedalaman 26 KM.

Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenter, gempa yang terjadi merupakan jenis gempa dangkal akibat adanya aktivitas sesar aktif.

Baca Juga :  Gubernur Tinjau Banjir dan Longsor Setangi Lombok Utara

Dampak gempa berdasarkan laporan masyarakat berupa guncangan dirasakan di Bima dan Dompu III MMI, Sumbawa Besar II-III MMI (Getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda benda ringan digantung bergoyang, getaran dirasakan nyata dalam rumah, terasa getaran seakan-akan ada truk berlalu). Adapun hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa ini tidak berpotensi tsunami.

“Kepada masyarakat diimbau agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya,” pungkas Kepala Stasiun Geofisika Mataram, Ardhianto Septiadhi. (*/RL)

Komentar Anda