Ajarkan Sistem Tumpang Sari & Plastic Tunnel Melalui IFSCA

Tumpang Sari & Plastic Tunnel
TEMU LAPANG : Para petani dan Tim Program IFSCA KLU langsung mempraktikkan teknik budi daya sistem tumpang sari dan plastic tunnel di lokasi temu lapang. (IFSCA FOR RADAR LOMBOK)

TANJUNG-Pemerintah Kabupaten Lombok Utara (KLU) bekerja sama dengan Universitas Mataram dan Massey University Selandia Baru pada bidang Inovasi Sistem Pertanian dan Kemampuan untuk Kegiatan Agribisnis Indonesia Timur atau East Indonesia Innovative Farming Systems & Capability for Agribusiness Activity (IFSCA). Salah satu bentuk kegiatan kerja sama ini adalah melaksanakan temu lapang di Kelompok Tani Horseka Dusun Beraringan Desa Kayangan Kecamatan Kayangan, Kamis (5/4).

Dalam kegiatan temu lapang diharapkan peserta memiliki wawasan mengenai teknik budi daya sistem tumpang sari dan plastic tunnel, serta peserta memiliki gambaran tentang potensi, permasalahan dan rumusan rencana aksi dalam pengembangan hortikutura dengan teknik budi daya sistem tumpang sari dan plastic tunnel.

Temu lapang diikuti 60 peserta dari unsur Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) KLU, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) KLU, Dinas Perdagangan Perindustrian Koperasi Usaha Kecil dan Menengah (Disperindagkop UKM) KLU, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) KLU, Petugas Penyuluh Lapangan (PPL), Asosiasi Petani Hortikultura, Kelompok Tani (Poktan) dan Tim Program IFSCA. “Melalui kegiatan temu lapang ini hasil yang kami ingin para petani bisa memahami dan memiliki wawasan mengenai teknik budi daya sistem tumpang sari dan plastic tunnel,” ucap Manajer IFSCA KLU, Lukman Taufik di hadapan para peserta.

Tujuan Program IFSCA adalah terus mengembangkan hortikultura (sayur dan buah) untuk mendukung kegiatan pariwisata di KLU dalam meningkatkan pendapatan petani. Untuk mencapai tujuan dimaksud dilakukan pemberdayaan kepada petani guna meningkatkan kapasitas dan keterampilan dalam budi daya hortikultura sehingga memungkinkan petani KLU menyediakan buah dan sayuran dengan kualitas/kuantitas memadai, aman dikonsumsi dan berkesinambungan untuk pasar hotel maupun regional. “Lombok Utara sebagai pilot project program IFSCA di NTB dalam pengembangan inovasi terus mengembangkan holtikultura supaya semua masyarakat petani bisa meningkatkan hasil pendapatannya,” harapnya.

Baca Juga :  Samsat Berbagi di Bulan Ramadan

Berkaitan dengan hal di atas, dalam upaya pembelajaran petani kaitan dengan budi daya sistem tumpang sari dan plastic tunnel telah dikembangkan demplot untuk kedua sistem tersebut sehingga pembelajaran berlangsung lebih efektif. Untuk mengetahui efektivitas proses pembelajaran melalui demplot  serta upaya sosialisasi agar hasil pembelajaran bisa direplikasi lebih luas, dipandang penting kiranya dilakukan kegiatan temu lapang.

Diungungkapkan pemasaran produk sayur dan buah hasil petani KLU telah dilakukan melalui satu pintu, yaitu Asosiasi Petani Hortikultura Lombok Utara (APHOLOTARA) dengan segala kekurangannya. Pun demikian, Lukman menyarankan agar membangun kemitraan dengan pengusaha maupun private sector yang memiliki keberpihakan kepada petani. Di sisi lain, diharapkan Disperindagkop UKM KLU bisa memfasilitasi pemasaran produk dengan sejumlah elemen dan sudah tentu melalui sistem pembayaran tunai.

Pada kesempatan yang sama, Project Leader IFSCA, Prof. Ir. M. Taufik Fauzi, MSc, Phd memaparkan, tujuan akhir program IFSCA adalah meningkatnya pendapatan petani. Untuk mencapai hal dimaksud program akan memberikan dukungan bertalian dengan transfer pengetahuan dan keterampilan guna pengembangan hortikultura yang memiliki hasil produk yang aman dikonsumsi. “Tujuan akhir dari program IFSCA mampu meningkatkan pendapatan petani,” paparnya.

Baca Juga :  Berkali-Kali Merasakan Manfaat JKN-KIS, Hartini Bersyukur Jadi Peserta

Selain itu, dukungan akan alat dan teknologi pertanian juga menjadi hal penting untuk mencapai tujuan program. Kaitan dengan hal dimaksud, Project Leader menghimbau agar dinas dan poktan dapat mendayagunakan dukungan yang ada sembari berpikir untuk segera mereplikasi sejumlah best practice yang ada sehingga dapat memberikan percepatan dalam pengentasan kemiskinan yang masih menjadi ihwal yang segera harus dituntaskan. “Dinas dan poktan harus mendayagunakan dukungan yang ada sembari segera mereplikasi sejumlah best practice yang telah diberikan,” imbuhnya.

Sementara itu, Kepala DKPP KLU, H. Melta mengatakan, kegiatan akan berjalan lancar ketika dibarengi dengan kerja sama yang baik semua elemen. Segenap persoalan pun akan dapat ditanggulangi. Pendampingan dari IFSCA telah memberikan warna baru dalam proses pemasaran produk hortikultura yang selama ini masih perlu mendapat perhatian segenap elemen. “Terkait dengan replikasi kegiatan, kami menaruh harapan besar PPL akan mampu mereplikasi dalam skala yang lebih luas dengan dukungan penuh dari DKPP,” katanya.

Pihaknya mengapresiasi positif kepada program IFSCA atas segenap dukungan yang telah dan akan diberikan demi suksesnya pengembangan hortikultura yang dihajatkan untuk peningkatan pendapatan petani khususnya dan masyarakat Dayen Gunung (sebutan lain Lombok Utara) pada skala ebih luas. “Kami sangat apresiasi setinggi-tingginya dari pemberdayaan para petani melalui program IFSCA,” tutupnya. (flo/*)

Komentar Anda