Air Terjun Tiu Candi, Primadona Wisata Baru di Lombok Utara

KABUPATEN Lombok Utara (KLU) memiliki puluhan air terjun, yang tersebar mulai di dataran sampai pegunungan di Kawasan Hutan Rinjani Barat atau Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR). Salah satunya adalah Air Terjun Tiu Candi di Desa Sambik Elen, Kecamatan Bayan, yang kini menjadi wisata primadona baru, khususnya bagi kalangan remaja.

Untuk menuju air terjun ini terbilang sangat gampang. Jalan masuknya tepat berada di sebelah kiri jalan samping Kantor Desa Sambik Elen. Kantor Desa Sambik Elen sendiri berada tepat di pinggir jalan raya utama KLU menuju Lombok Timur.

Mulai dari depan kantor desa, pihak desa dibantu masyarakat sudah memasangkan baliho besar dilengkapi sejumlah foto Air Terjun Tiu Candi. Kemudian di sepanjang jalan juga sudah ditempatkan penanda arah menuju air terjun yang jaraknya sekitar 1 km dari kantor desa.

Bagi yang menggunakan sepeda motor, bisa langsung memacu kendarannya hingga ke lokasi. Tapi yang menggunakan mobil, sepertinya harus bersabar dulu, karena bagaimanapun jalannya masih cukup sempit. Terlebih sekitar 600 meter masih jalan tanah belum dirabat. Kemudian untuk parkir sendiri sudah dirapikan dari semak-semak. Namun sayangnya tidak ada tukang parkir, terkecuali pada Sabtu, Minggu atau hari libur yang memang ramai pengunjung. Kemudian dari tempat parkir, pengunjung hanya perlu berjalan kaki sekitar dua sampai tiga menit menuju air terjun yang merupakan aliran sungai Kokoq Puteq, Danau Segara Anak, Gunung Rinjani, yang juga merupakan perbatasan KLU dan Lotim.

Baca Juga :  Pemandian Air Panas Sebau

Saat tiba di lokasi air terjun, mata pun seakan dimanjakan dengan bebatuan besar yang bertumpuk secara alami lengkap dengan goresan alam yang sangat khas. Lokasi air terjun ini sendiri bisa dikatakan memiliki tiga tingkat. Tingkat paling bawah, kita bisa menikmati spot dua aliran air terjun setinggi kurang lebih 15 meter dan 11 meter. Jatuhan air terjun ini pun ditata sedemikian rupa dengan dibendung oleh tumpukan batu.

Kemudian pada tingkatan kedua, kita bisa melihat spot pemandangan bebatuan yang sekaligus menjadi kolam kedua untuk jatuhan aliran air. Aliran setinggi kurang lebih 10 meter ini sendiri merupakan perosotan alami bebatuan. Sehingga tidak jarang pengunjung meluncur dari tingkat paling atas menuju tingkat kedua. Namun diharapkan agar pengunjung tetap berhati-hati, karena meskipun batunya halus, tetap saja batu.

 

 

Pada tingkat kedua ini pula terdapat bebatuan yang berbentuk mirip candi, hal inilah yang menjadi alasan bahwa air terjun ini disebut Tiu Candi. Kemudian pada tingkatan kedua ini pula terdapat tebing yang sisi kiri dan kananya berbatu, terlihat sangat indah dengan goresan alami seperti lukisan. Terlebih di bawahnya ada juga kolam air. Selanjutnya pada tingkatan ketiga sendiri kita bisa melihat secara langsung aliran Kokoq Puteq dengan bebatuan alaminya.

Baca Juga :  View Laut Indah, Penataan PKL Diperlukan

Pada setiap tingkatan ini, belum ada jalan yang dibuat khusus. Melainkan hanya jalan alami melalui lekukan-lekukan bebatuan, sehingga diharapkan agar pengunjung ekstra hati-hati. Terlebih bebatuan ini adalah batu kali yang ukurannya besar dan permukaannya cukup halus.

Kepala Desa Sambik Elen, Alwan Wijaya mengatakan, sesuai titik koordinat, lokasi air terjun ini berada di Wilayah Desa Sambik Elen. Tahap awal ini, pihanya ingin memperkenalkan dulu kepada masyarakat atau wisatawan. Belum pada penarikan tiket masuk.

Akan tetapi ke depan kata Alwan, pihak desa bersama masyarakat akan melakukan penarikan tiket, seiring dengan dibenahinya infratruktur menuju air terjun dan juga penataan sehingga pengunjung pun nyaman dan puas. “Kita ingin membangun infrastruktur dan melakukan penataan dulu, yang saat ini sedang kita pikirkan konsepnya. Kita ingin nanti saat dilakukan penarikan tiket, pengunjung puas dengan fasilitas yang ada,” terangnya.

Konsep awalnya saat ini kata Alwan, nantinya kendaraan bermotor harus diparkirkan pada tempat yang disediakan. Kemudian pengunjung diharuskan berjalan kaki beberapa ratus meter menuju lokasi. Agar pengunjung tetap nyaman berjalan kaki, saat ini tengah dikonsep bagaimana caranya agar sepanjang jalan tersebut juga ditata sedemikian rupa. Kemudian untuk penganggaran dalam pembenahan infratruktur maupan penataan, diharapkan ada bantuan juga dari Dinas Pekerjaan Umum Perumahan Energi dan Sumber Daya Mineral KLU serta Dinas Pariwista KLU sendiri. (zul)

Komentar Anda