Mengunjungi Rumah Duka Korban Longsor Air Terjun Tiu Kelep

Sejak SD Jadi Guide, Bantu Ekonomi Keluarga

Mengunjungi Rumah Duka Korban Longsor Air Terjun Tiu Kelep
DUKA : Suasana duka di rumah korban longsor, Tomy, di Desa Senaru Kecamatan Bayan KLU kemarin. (HERY MAHARDIKA/RADAR LOMBOK)

Duka mendalam dialami keluarga Tomy Albayani, siswa SMPN 3 Bayan, yang menjadi salah satu korban longsor di air terjun Tiu Kelep Desa Senaru Kecamatan Bayan akibat gempa, Minggu (17/3). Ia masih berstatus pelajar, menjadi guide (pemandu wisatawan) justru untuk memenuhi kebutuhan sekolahnya. Ia menjadi korban longsor bersama dua wisatawan asal Malaysia.


HERY MAHARDIKA – KLU


Kediaman keluarga almarhum Tomy di Desa Senaru Kecamatan Bayan diselimuti tangis kesedihan. Yang berkabung di samping keluarga, ada teman-teman guide, dan teman-teman sekolahnya. “Tak ada tanda-tanda almarhum akan meninggalkan kita. Hanya saja ayam putih saya tidak pernah sakit tiba-tiba mati sehari sebelum kejadian,” ungkap Nawari, bapak korban, didampingi istrinya, Drianim, Senin (18/3).

BACA JUGA: Gempa Kembali Guncang Lombok, Tiga Wisatawan Tewas, Ratusan Rumah Rusak

Tomy adalah anak ketiga dari empat bersaudara. Kakaknya yang paling besar, Renawadi, sudah lulus SMA dan bekerja di Gili Trawangan. Kakak keduanya, Eko Wahyudi, masih kelas III SMP, sementara adiknya, Suci Cahayanti, baru kelas I SMP. Korban dikenal sebagai remaja yang rajin, ramah, dan selalu pergi bersekolah tepat waktu. “ Setiap pulang sekolah jam dua siang, Tomy langsung ke lokasi menawarkan jasa membawa barang wisatawan,” terangnya.

Baca Juga :  Antisipasi Bencana, Pemkot Gelar Apel Siaga

Tomy sudah bergelut di dunia pariwisata sejak duduk kelas 5 SD. Ia sudah bisa berbahasa Inggris dan menjadi modalnya jika ada wisatawan asing yang datang. Tomy berasal dari keluarga kurang mampu. Ia bekerja untuk membantu perekonomian keluarga.

“ Tomy biasanya dapat perhari itu tergantung yang menyewa jasanya, kalau sepi dapat Rp 25 ribu,” jelasnya.

Tomy tidak membebani orang tua. Orang tuanya tidak susah memenuhi kebutuhan sekolahnya. Termasuk juga Tomy bisa membeli sepeda motor dari kerjanya

Baca Juga :  NTB Tambah Alat Pendeteksi Tsunami

Pada hari kejadian, Minggu 17 Maret 2019, almarhum di lokasi air terjun Tiu Kelep bersama teman-temannya. Ia mendampingi wisatawan dari Malaysia. Ia tidak pernah memasang harga jasa, berapa pun diberi tamu ia terima. “Kita temukan almarhum tertimpa batu,” ungkapnya.

BACA JUGA: Kapolda NTB Pimpin Langsung Evakuasi Korban Longsor

Almarhum sudah dimakamkan di TPU Lendang Cempaka desa setempat. Ibundanya, Diranim, berharap pemerintah bisa memberikan bantuan santunan seperti korban gempa sebelumnya.

Plt Kades Senaru, Lalu Wira Sakti, menerangkan, guide lokal tidak pernah diberikan pelatihan. Yang punya kewenangan pengelolaan air terjun adalah Disbudpar Lombok Utara. “ Hal ini pernah disuarakan terkait pembinaan guide itu tapi tidak pernah ada,” terangnya.

Areal wisata mestinya dilengkapi dengan sistem keselamatan yang memadai. Minimal ada petugas medis lengkap dengan peralatan yang ada.(*)

Komentar Anda