Ahyar-Mori Siap Tingkatkan Kesejahteraan Guru Honorer

Ahyar-Mori Siapkan Kejutan untuk Guru Honorer
BAHAGIA : Paslon Ahyar-Mori akan perjuangkan kebahagiaan dan kesejahteraan guru honorer. (AZWAR ZAMHURI/RADAR LOMBOK)

MATARAM – Di tengah kemajuan NTB, berbagai persoalan masih butuh penanganan serius. Salah satunya nasib guru honorer yang selama ini jauh dari kata sejahtera. Padahal, guru honorer telah memberikan kontribusi besar di bidang pendidikan di NTB. 

Sayangnya, penghargaan yang mereka terima sangat tidak sepadan dengan andil mereka. Menyadari itu, pasangan calon gubernur (cagub) dan calon wakil gubernur (Cawagub) NTB, TGH. Ahyar Abduh dan H Mori Hanafi, SE, M.Comm (Ahyar-Mori) pun menyiapkan program untuk mendongkrak kesejahteraan mereka.

Profesi sebagai guru honorer memang belum dapat menjadi sandaran untuk memperoleh penghasilan yang memadai. Di berbagai daerah, GTT atau guru honorer kerap kali hanya diganjar upah minim.

Honor yang diterima GTT cukup bervariasi di berbagai daerah. Ada yang menerima Rp 450 ribu per bulan, Rp 350 ribu per bulan. Ada pula yang hanya menerima Rp 300 ribu per bulan. Ada lagi yang hanya menerima Rp 50 ribu per bulan.

Honor tersebut juga tergantung dari kemampuan sekolah dan jam mengajar guru bersangkutan. Jika dilihat nilai honornya, tentu saja nilai tersebut sangat jauh dari standar upah yang layak. “Kalau bicara layak sih masih sangat jauh. Siapa bisa hidup dengan uang Rp 300 ribu?” ujar calon gubernur NTB, TGH Ahyar Abduh dalam sebuah kesempatan belum lama ini.

Sebenarnya, pemerintah pusat telah memastikan akan mengangkat guru honorer menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS) tahun ini. Namun, Pemprov NTB masih harus menunggu keputusan dari Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemen PANRB) terkait kuota CPNS 2018 khususnya formasi guru SMA/SMK.

Baca Juga :  Demokrat Bukan Parpol Penentu

Proses pengangkatan guru honorer menjadi PNS juga tentunya akan mempertimbangkan rasio belanja aparatur. Kementerian PAN & RB memberikan persyaratan pemda yang dapat alokasi CPNS jika belanja aparatur dalam struktur APBD-nya berada di bawah 50 persen. “Insya Allah, kami akan membawa kesejahteraan bagi guru honorer,” katanya.

Pemprov NTB sendiri harus menunggu keputusan Kementerian PAN&RB karena ada rencana rekrutmen 5.200 guru dan tenaga honorer SMA/SMK. Dalam usulan formasi CPNS 2018 sebanyak 700 orang, pemprov juga mengusulkan untuk formasi guru. Setelah usulan formasi itu dikirim, Kemenenterian PAN& RB meminta rincian belanja aparatur.

Saat ini, belanja aparatur Pemprov NTB masih berada di bawah 40 persen dengan adanya penambahan 700 ASN. Dimana, anggaran untuk gaji, tunjangan dan diklat bagi ASN sebanyak itu diperkirakan mencapai lebih dari Rp 40 miliar.

Dengan kondisi dan adanya payung regulasi tersebutlah, pasangan Ahyar-Mori merasa optimis bahwa di tahun ini, pihaknya bisa memberikan semacam kejutan untuk para GTT atau guru honorer tersebut.

Calon Wakil Gubernur NTB, H Mori Hanafi menmbahkan, sejak awal dirinya sangat prihatin dengan kondisi guru honorer di NTB. Hal itulah yang membuat dirinya bersama TGH Ahyar ingin bisa mengabdikan diri. “Guru itu mulia, sudah seharusnya negara dan daerah memberikan perhatian yang layak. Mereka harus bahagia, sejahtera,” ucap Mori.

Baca Juga :  Terbukti Terlibat Kampanye, Oknum Guru Didenda Rp 3 juta

Untuk memberi perubahan dengan jargon NTB untuk Semua, maka kesejahteraan seharusnya didapatkan oleh seluruh kalangan. Hal itu sesuai dengan salah satu poin dalam program kerja Ahyar-Mori. Program tersebut adalah penanganan terhadap 7.500 GTT dan PTT SMA/SMK, serta sertifikasi seribu guru mengaji. Program itu merupakan turunan dari enam program kerja NTB Untuk Semua yang diusung pasangan Ahyar-Mori di pilkada NTB 2018 ini.

Selain penguatan SDM melalui penanganan GTT, PTT dan guru mengaji, Ahyar-Mori juga menyiapkan kebijakan lain di sektor pendidikan. Seperti, mendorong pencapaian IPM sebesar 7,10 pada 2023, dengan kenaikan 1 persen per tahun. “Kita tidak bisa mengharapkan sesuatu yang baik, tapi kita sendiri tidak berbuat yang terbaik,” ujarnya.

Ada pula gerakan zero drop out dan zero illiterate untuk meningkatkan SDM di NTB. Berikutnya, Ahyar-Mori juga akan melakukan pemetaan dan pengembangan seratus budaya daerah. Serta, membangun big data, good data, dan functional data dalam bidang pendidikan, kesehatan dan kebudayaan. “Insya Allah, kita harus terus berusaha membawa NTB ke arah yang semakin baik lagi,” katanya.

Sejumlah program turunan lain juga disiapkan Ahyar-Mori di bidang kesehatan dan pendidikan. Misalnya, meningkatkan status RSUP di Pulau Lombok menjadi katagori A dan membangun RSUP kategori B di Pulau Sumbawa, pengendalian gizi masyarakat melalui gerakan NTB Sehati, gerakan 1 kecamatan 1 bank darah dan Jamkesdes, pengendalian HIV/AIDS, 1 Puskesmas 1 dokter dan mengendalikan sampah dengan gerakan zero waste. (tim)

Komentar Anda