MATARAM—Partai Demokrat NTB seperti kehilangan kekuatannya dalam mementukan arah politik di pilkada NTB 2018.
Seiring munculnya dua paslon yang sudah terbentuk, jelasnya, menjadikan publik NTBtidak lagi penasaran dengan arah dukungan Partai Demokrat. Pasalnya, publik sudah bisa menebak arah dukungan partai itu karena ruang geraknya yang sudah sempit. “Dengan terbentuknya dua poros koalisi paslon, Ahyar-Mori dan Suhaili-Amin, partai ini sudah tidak bisa terlalu banyak membangun posisi tawar menjadi penentu,” ucap pengamat politik NTB, Darmansyah MSi Sabtu lalu (14/10).
Pengajar di Universitas Muhammadiyah Mataram ini mengatakan, di tengah situasi seperti itu Partai Demokrat tetap memiliki daya tarik tersendiri. Terbukti, dengan banyak kandidat mendaftar dan mengikuti penjaringan calon kepala daerah di partai tersebut.
Dukungan Partai Demokrat dianggap tetap seksi. Ini terbukti dengan mendaftarnya kandidat paslon Ahyar-Mori yang sudah mengantongi SK dukungan tiga parpol. Kandidat paslon ini dinilai terkesan belum percaya diri tanpa dukungan Partai Demokrat.
Bukankah Partai Demokrat akan prioritaskan kader? Menjawab pertanyaan itu, Darmansyah menegaskan, idealnya parpol harus mengusung kader sendiri. Ini karena salah satu fungsi Parpol adalah mencetak kader calon pemimpin. Baik di level nasional dan daerah.
Sementara itu, pengamat politik NTB lainnya, Dr. Asrin mengatakan, diperebutkan Sitti Rohmi dijadikan pendamping di Pilkada NTB diharapkan memperoleh TGB effect dan dukungan ormas NW Pancor. “Ini lebih karena mengharapkan TGB effect dan sentimen dukungan ormas NW Pancor,” katanya.
TGB effect dimaksud, adalah dengan dukungan TGB kepada kakak kandungnya, Sitti Rohmi. Dukungan TGB dinilai bisa berkontribusi efektif mendulang raihan suara.
Dengan keberhasilan TGB memimpin selama dua periode diharapkan bacagub tersebut bisa berimbas kepada Siti Rohmi. Dikarenakan, sudah pasti TGB bakal totalitas memenangkan kakak kandungnya bertarung di pilkada NTB nanti. (yan)
