Lautan Manusia Tumpah di Pantai Seger, Semua Sepakat Lestarikan Bau Nyale

Bau nyale
NYALE: Salah satu warga Batujai, Lombok Tengah, memperlihatkan Nyale (cacing laut) hasil tangkapannya. Nyale sendiri dipercaya masyarakat sebagai penjelmaan Dewi Mandalika, dan banyak memiliki khasiat untuk kesehatan. (SIGIT SETYO/RADAR LOMBOK)

PRAYA – Ribuan manusia tumpah di Pantai Seger Kuta Kecamatan Pujut dalam perayaan bau nyale 2018, Rabu (7/3) dini hari.

Mereka datang dari segala penjuru untuk mengikuti dan menyaksikan tradisi tahunan masyarakat Sasak Lombok itu. Sebagian dari mereka ikut langsung terjun ke laut menangkap nyale (cacing laut). Sebagian lagi hanya sekadar menonton menyaksikan tradisi nenek moyang yang sudah melegenda itu.

Pemkab Lombok Tengah sendiri menjadi puncak bau nyale sebagai puncak Bulan Pesona Bau Nyale 2018. Sejumlah kegiatan itu diselenggarakan untuk meramaikan kegiatan tersebut. Di antaranya pagelaran teater Putri Mandalika dan hiburan musik, ritual adat, baru kemudian sekitar pukul 03.00 Wita. Masyarakat mulai turun ke laut membawa peralatanya untuk menangkap nyale.

Selain itu, acara sebelumnya juga diramaikan dengan sejumlah kegiatan. Di antaranya voli pantai internasional, peresean, dan parade budaya Mandalika Fashion Carnaval. Dalam acara bau nyale sendiri, masyarakat tak pulang dengan tangan kosong.

Mereka rata-rata membawa hasil tangkapan. Ini membuktikan, bahwa ramalan tokoh adat dan budayawan dalam penentuan waktu bau nyale sangat tepat. ‘’Banyak yang keluar, hasul tangkapan kita banyak,’’ ungkap Kepala Disbudpar Lombok Tengah HL Muhammad Putria menunjukkan hasil tangkapannya.

Putria menambahkan, perayaan bau nyale tahun ini betul-betul spesial. Perayaan dirayakan sebulan penuh dan publikasikan secara massal. Karena pada tanggal 5-7 Februari silam, masyarakat juga tumpah ruang ke lautan menangkap nyale. Alhasil, mereka juga mendapatkan buruan yang tak sedikit.

Begitu juga pada pertepatan bulan setelah mereka turun sebelumnya. Hasil tangkapan nyale masyarakat juga tak hampa. ‘’Karena memang sesungguhnya ada nyale tunggak (pangkal/awal) dan nyale poto (ujung/akhir),’’ jelas Putria.

BACA JUGA : Bau Nyale, Pria Ini Tewas Dibantai

Sementara Plt Bupati Lombok Tengah Lalu Pathul Bahri dalam sambutan malam perayaan puncak mengatakan, perayaan bau nyale ini diharapkan mampu mendongkrak pariwisata NTB kedepannya, khususnya Lombok Tengah. Mengingat, event seperti itu membuat perputaran ekonomi masyarakat bergerak cepat. “Kami berterima kasih kepada semua elemen, baik Pemprov NTB maupun pemerintah pusat yang telah mendukung kegiatan ini. Kedepan kami juga berharap dengan adanya kegiatan ini akan mampu menjadikan Lombok Tengah menjadi lokasi yang semakin banyak dikunjungi wisatawan,” ucap Pathul memberikan sambutan.

Baca Juga :  Mengenal Tradisi "Betetulak" di Kelurahan Rembiga

Lebih jauh disampaikan, dengan masuknya bau nyale sebagai event nasional. Maka diharapkan kedepan akan semakin meriah lagi. Namun yang terpenting saat ini adalah bagaimana memberikan rasa aman dan nyaman kepada para wisatawan yang datang. “Kalau wisatawan merasa aman maka dipastikan perekonomian semakin maju,” harapnya.

Pathul melanjutkan, tradisi bau nyale ini harus tetap dilestarikan. Karena kegiatan ini mampu menyatukan masyarakat dan rela berkorban demi kemajuan masyarakat. ‘’Di mana kita ketahui bahwa menangkap cacing laut merupakan sebuah tradisi yang sangat melegenda dan mempunyai nilai sakral tinggi bagi penduduk asli Pulau Lombok yakni suku Sasak,” katanya.

Panthul lantas menggubah cerita Putri Mandalika yang diyakini sebagai asal muasal bau nyale. Hikayatnya, zaman dahulu hidup sebuah kerajaan bernama Tonjeng Beru. Raja dikaruniai putri cantik bernama Mandalika. Karena parasnya, sejumlah pangeran kemudian kepincut dan ingin mempersunting Mandalika.

Namun, jika Mandalika memilih salah satu di antaranya. Ditakutkan akan terjadi perang saudara dan rakyatnya akan hancur. Karenanya ia memilih menceburkan diri ke laut dengan harapan akan bisa menjelma menjadi nyale. Dan, inilah yang diyakini masyarakat sampai sekarang. ‘’Dalam maknya yang dapat kita petik adalah pengorbanan sang putri untuk rakyatnya. Untuk kemaslahatan bersama,’’ tandasnya.

Sementara Staf Ahli Menteri Pariwisata Bidang Multikultural, Esthy Reko Astuti, menyatakan dari 100 even kepariwisataan yang masuk dalam calendar of even Kementerian Pariwisata (Kemenpar) RI, Festival Pesona Bau Nyale menjadi salah satunya. “Karena itu, pihak Kemenpar sangat konsen menggarap pelaksanaan tradisi Bau Nyale ini, agar keberadaannya bisa menarik sebanyaknya wisatawan untuk berkunjung ke Lombok,” katanya.

Apalagi lanjut Esthy, lokasi pelaksanaan Festival Pesona Bau Nyale ini berlangsung di Pantai Seger, yang natabene masih berada di lingkup KEK Mandalika, satu diantara 10 destinasi prioritas nasional. “Untuk itu, pelaksanaan tradisi Bau Nyale dari sisi lokasi tentu harus lebih rapi. Dan tentunya untuk performance atau berbagai atraksi yang disuguhkan juga harus lebih atraktif, berwarna, dan tentu saja profesional,” ujarnya.

Baca Juga :  Bau Nyale Kaliantan Hanya Dapat Kucuran Rp 15 Juta

Selain Festival Pesona Bau Nyale sambungnya, ada tiga even pariwisata lainnya di NTB yang mendapatkan dukungan dari Kemenpar RI, yaitu Bulan Budaya Lombok Sumbawa, Festival Senggigi, dan Festival Tambora. “Artinya, keempat even pariwisata di NTB ini kalau betul-betul dilaksanakan secara menarik dan profesional, maka untuk target kunjungan 4 juta wisatawan ke NTB pasti akan terealisasi,” tutur Esthy meyakini.

Sementara Kepala Dinas Pariwisata NTB, HL Moch. Faozal, menjelaskan bahwa sepanjang pelaksanaan Festival Pesona Bau Nyale 2018, sebelumnya juga dilaksanakan 12 even rangkaian kegiatan, untuk lebih menarik minat wisatawan berkunjung. “Ke 12 even pariwisata itu, diantaranya adalah lomba volley pantai yang diikuti peserta dari 34 Provinsi dan peserta asing dari 8 negara, seni ketangkasan peresean, Parade Budaya dan Mandalika Fashion Carnival, dan lainnya,” jelas Faozal.

Ditambahkan Sekda Pemprov NTB H Rosiady Sayuti, dengan masuknya Festival Pesona Bau Nyale ke dalam kalender event pariwisata nasional. Maka akan membuat gaung festival ini semakin tersiar hingga internasional. Untuk itu, semua kalangan harus menjaga event ini agar terus bisa mendapat kepercayaan. “Dalam kesempatan ini kami berharap mudah-mudahan dengan kerja sama yang baik dari semua elemen menjadikan NTB diramaikan wisatawan. Tidak hanya lokal tetapi hingga internasional,’’ harapnya.

Komitmen sama juga disampaikan PT Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC) selaku pengelola KEK Mandalika. “Sebagai pengelola kawasan yang digadang-gadang akan menjadi the next Nusa Dua, kami sangat berterima kasih kepada Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah, yang memilih Pantai Seger di KEK Mandalika sebagai puncak acara Festival Pesona Bau Nyale 2018. Event ini sekaligus menjadi daya tarik yang luar biasa dalam mendatangkan wisatawan,” kata Kepala General Affair ITDC, I Gusti Lanang Bratasuta. (met/gt)

Komentar Anda