Atmosfer macam apa yang terasa saat menyaksikan penampilan musisi-musisi jazz baik dari tanah air maupun mancanegara di event Senggigi Sunset Jazz 2017 ? Ia menggambarkan optimisme pariwisata Senggigi yang oleh banyak pihak justru diramal akan suram.
RASINAH ABDUL IGIT – LOBAR
Bonita & the hus BAND membawakan lagu “ Satu Hari Sebelum Esok” dengan sangat indah di panggung Rinjani, satu dari dua panggung yang disediakan panitia. Penonton tersihir. Mereka yang sebelumnya menghadap panggung Tambora mendekat ke panggung Rinjani. Persis saat musisi ini beraksi, langit Senggigi cerah dengan sebiji bulan sabit. Debur ombak menambah suasana kian romantis. Bonita mempersembahkan beberapa lagu. Diantaranya “Tekatku Ikhlas. Lagu ini terinspirasi dari perjuangan hidup buruh migran yang meninggalkan kampung halaman untuk membiayai keluarga.
Sabtu (23/9) adalah malam kedua Senggigi Sunset Jazz 2017. Malam terakhir ini makin spesial karena kehadiran Gubernur NTB TGH. M. Zainul Majdi bersama istri dan anaknya. Sebagaimana hari pertama, di hari kedua panggung mulai hidup pukul 15.00 Wita dengan penampilan Sura Dipa & Friends, Sambava, Ary Juliyant, Pusion Stuff dan lain-lain. Keseruannya tidak kalah dengan malam pertama tempat Tohpati Bertiga dan Yura Yunita tampil dengan maksimal.
“ Senggigi Sunset Jazz akan kita adakan rutin setiap tahun dan menjadi kalender event kita. Sama dengan Mekaki Marathon yang di Sekotong. Itu juga akan kita gelar tiap tahun,” ungkap Bupati Lombok Barat H. Fauzan Khalid usai membuka Senggigi Sunset Jazz 2017, Jumat sore (22/9).
Pada titik tertentu, pagelaran jazz ini menjadi pemantik optimisme pariwisata Senggigi di tengah kelesuan oleh banyak faktor. Senggigi adalah salah satu destinasi utama Pemerintah Kabupaten Lombok Barat. Data terakhir menyebutkan angka kunjungan wisatawan baik domestik maupun mancanegara ke Lombok Barat mencapai sekitar 500 ribu wisatawan. Dari jumlah ini, Senggigi menjadi destinasi paling dominan dikunjungi.