TANJUNG – Kemarau panjang mulai menyebabkan lahan pertanian di tiga kecamatan dilanda kekeringan. Ketiga kecamatan ini terdiri dari Bayan, Kayangan dan Pemenang, yang termasuk kategori lahan pertanian yang mengharapkan tadah air hujan. Luas lahan yang mengalami kekeringan ini masih dilakukan pendataan oleh Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Lombok Utara. “Musim kemarau ini memang berimbas terhadap lahan pertanian di Lombok Utara. Lahan pertanian yang mengalami kekeringan ada di tiga kecamatan, sekarang masih menghimpun data lahan kekeringa,” terang Kabid Pertanian DKPP Lombok Utara Sony kepada Radar Lombok, Senin kemarin (28/8).
Areal pertanian yang mengharapkan tadah hujan selama ini para petani sudah meminta mencari solusi, salah satunya menggunakan sistem pompa. Kalau sumur bor aktif maka mereka juga berjalan tidak ada masalah, akan tetapi sumur bor banyak peninggalan lama dari Dinas PU dan kondisinya sudah banyak yang rusak (tidak bisa difungsikan). Pihaknya belum mempunyai kewenangan untuk memperbaikinya, bantuan sumur bor adanya perhatian dan selama ini masih memberikan pompa dari dana APBN. “Sekarang ini bantuan pompa 25 unit dan sudah direalisasikan yang mengalami kesulitan air irigasi (yang membutuhkan perairan irigasi),” terangnya
Selain itu, para petani sudah memahami langsung kondisi perubahan iklim tersebut, sehingga mereka banyak memilih menanam holti yang tidak perlu membutuhkan air banyak. Seperti menanam kacang tanah, jagung dan palawija lainnya. “Para petani sampai saat ini tidak ada yang mengeluh atas kondisi seperti sekarang ini, karena mereka sudah memahami kondisi perubahan iklim setiap tahunnya,” katanya.
Petani Lombok Utara sudah mengerti dan memahami kondisi perubahan iklim. Dan pemerintah tinggal mendorong bantuan irigasi seperti pompa, sumur bor. “Suatu saat kita akan memprioritaskannya,” tandasnya.