21 Kelompok Ikuti Festival Rudat BBLS 2016

MATARAM—Festival Rudat dalam rangka Bulan Budaya Lombok Sumbawa (BBLS) 2016 resmi dibuka oleh Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Provinsi NTB di Lapangan Karang Genteng, Kelurahan Pagutan, Kecamatan Mataram, Minggu (28/ 8).

Dalam festival ini, diikuti sekitar 21 kelompok tarian rudat yang kebanyakan dari anak-anak dan dewasa, berasal dari seluruh daerah di Lombok. Festival rudat dilaksanakan selama dua hari, 28 sampai 29 Agustus 2016. Pembukaan festival juga diramaikan dengan tarian Cupak Gerantang yang ditampilkan oleh anak-anak dari Kota Mataram.

Kepala Disbudpar NTB, HL Moh. Faozal mengatakan, pelaksanaan Festival Rudat di Lapangan Karang Genteng ini adalah untuk yang kedua kalinya dilaksanakan, setelah sebelumnya pada tahun 2015. Pelaksanaan yang kedua kali ditempat sama, tentunya karena dukungan dari semua masyarakat yang berpartisipasi menjaga keamanan dan antusiasmenya menyaksikan dan mensukseskan pelaksanaan Festival Rudat tahun 2015 lalu. “Dukungan masyarakat sangat tinggi, sehingga festival kembali kita gelar ditempat ini,” kata Faozal.

Baca Juga :  Seniman Aceh Gayo Meriahkan Pembukaan Pameran Ekraf BBLS

Kesenian rudat adalah kesenian yang lahir dari masyarakat, dan sudah menjadi budaya dalam diri masyarakat Lombok. Maka melalui festival rudat ini diharapkan bisa mempertahankan tradisi rudat yang selama ini sudah dikembangkan oleh orang tua terdahulu, agar tidak terkikis dimakan masa.

Ditambahkan Faozal, dengan pelaksanaan BBLS Festival Rudat ini, diharapkan bisa menjadi ruang tempat ekspresi bagi penggiat dan pecinta rudat di Lombok.

Baca Juga :  BBLS 2016 Diwarnai Pameran Seni Instalasi dan Seni Rupa

“Kita memberikan ruang kepada masyarakat untuk menunjukkan diri dalam Festival Rudat," tegasnya.

Dari 21 kelompok ini, terdiri dari 9 grup untuk kategori anak-anak perempuan, 6 kelompok anak-anak lelaki, dan 6 orang kelompok dewasa. Kedepannya, tidak hanya 21 kelompok ini saja, melainkan bisa diikuti lebih dari ini. Dengan  semakin bertambahnya peserta tahun depan, sekaligus menunjukkan kalau tradisi rudat semakin lestari, terutama dikalangan anak-anak di SD untuk regenerasi. “Tradisi seni tarian rudat harus tetap lestari,” tandas Faozal. (ami)

Komentar Anda