Waspadai Peredaran Uang Palsu Jelang Lebaran

illustrasi

MATARAM – Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi NTB mengimbau masyarakat di NTB untuk mewaspadai terhadap peredaran uang palsu jelang lebaran Idul Fitri 1444 Hijriyah mendatang. Pasalnya, uang palsu kerap beredar dari penukaran dan transaksi di tengah masyarakat.

“Bank Indonesia tetap mengingatkan masyarakat harus teliti saat bertransaksi langsung. Karena dalam dua bulan di awal tahun 2023 tercatat ada 114 lembar temuan uang palsu,” kata Kasi Unit Implementasi Pengelolaan Uang Rupiah Kantor Perwakilan BI Provinsi NTB, Putu Gede Pramana, Senin (10/4).

Ia mengatakan berdasarkan laporan yang masuk ke Bank Indonesia, uang palsu ini ada yang didapatkan melalui jual beli online (digital marketing). Di mana salah satu modusnya adalah, antara pembeli dan penjual awalnya berkenalan melalui akun media sosial, kemudian melakukan transaksi pengiriman uang palsu melalui ekspedisi.

Ada juga modus menggandakan uang palsu dengan mesin printing yang dilakukan di Lombok Timur. Sementara beberapa lainnya penggandaan uang palsu dengan cara membelah uang kertas menjadi dua bagian, kemudian satu bagian ditempel kembali dengan uang palsu.

“Uang asli yang 20 lembar akhirnya menjadi 40 lembar. Tapi secara umum trend temuan uang palsu ini terus menurun,” ujarnya.

Kendati jumlah temuan uang palsu terus mengalami penurunan, yakni pada tahun 2021 sebanyak 4.470 lembar yang ditemukan. Tahun 2022 turun sebanyak 2.458 menjadi 2.012 lembar. Sedangkan sepanjang tahun 2023 baru ditemukan 114 lembar, baik yang dilaporkan oleh masyarakat melalui bank maupun yang dilaporkan oleh Aparat Penegak Hukum (APH).

Namun BI tetap mengingatkan agar masyarakat lebih berhati-hati terhadap peredaran uang palsu. Masyarakat diminta untuk lebih teliti saat melakukan transaksi pada situasi ramaiatau malam hari. Dan mendorong penggunaan transaksi non tunai berbasis QRIS.

“Harus tetap teliti saat bertransaksi. Unsur 3D tidak boleh diabaikan yaitu dilihat, diraba, dan diterawang,” ucapnya.

Asisten Penyelia Perkasan Kantor Perwakilan BI NTB Alex Iskandar menambahkan kasus uang palsu masih banyak ditemukan di Lombok Timur, Kota Mataram, dan Lombok Utara. Umumnya uang yang dipalsukan ini adalah uang emisi tahun sebelumnya. Sebab pada uang baru tahun emisi 2022, tingkat pengamanan sudah dilakukan sangat maksimal, sehingga sulit untuk dipalsukan.

“Bank Indonesia akan terus melakukan edukasi kepada masyarakat. Target edukasi masyarakat ini tidak ada batasan, supaya lebih mengenal ciri – ciri uang asli,” tutupnya. (cr-rat)

Komentar Anda