Warga Penujak Sudah Diingatkan Waspadai Bisnis Online

Lalu Suharto (M Haeruddin/Radar Lombok)

PRAYA – Kepala Desa Penujak Kecamatan Praya Barat, Lalu Suharto akhirnya angkat bicara soal bisnis online Future E-Comerce (FEC) Shopping Indonesia. Di mana sebelumnya, nama Lalu Suharto sempat viral lantaran pernyataannya pada 17 Juli 2013 lalu diunggah kembali. Dalam pemberitaan waktu itu, Lalu Suharto sempat mencanangkan akan menjadikan Desa Penujak sebagai Kampung FEC.

Ide Lalu Suharto dicetuskan saat peresmian Kantor Cabang FEC Kabupaten Lombok Tengah yang berpusat di wilayah Desa Penujak. Nah, saat peresmian itu, Lalu Suharto menyatakan, bahwa desanya akan dicanangkan sebagai Kampung FEC. Pernyataan ini diungkapkan Lalu Suharto lantaran renyahnya bisnis online FEC.

Namun, belakangan ini FEC juga dihujat sebagai situs penipuan dan telah dilaporkan kepada apparat kepolisian untuk diusut. Sebab, sekitar 80.000 warga Provinsi NTB menjadi korbannya. Para member ini bukanya mendapatkan keuntungan seperti yang dijanjikan perusahaan ini awal-awal mula beroperasi, melainkan semua membernya merugi.

Saat dikonfirmasi ulang terkait pernyataanya dua bulan silam, Lalu Suharto justru tak menafikan gagasan Kampung FEC.

Baca Juga :  Ratusan Pendaftar PPPK Ajukan Sanggahan

Pernyataan itu disampaikan lantaran Dusun Sungkit Desa Penujak menjadi lokasi kantor FEC. Di dusun ini juga asal mentor FEC dan memiliki banyak pengikut. “Karena di Dusun Sungkit ini hanya ada beberapa kepala keluarga (KK), termasuk di dalamnya ada mentor, makanya saya sebut menjadi kampung FEC. Tapi sebenarnya dari awal saya sudah mengingatkan kepada masyarakat untuk berhati-hati dalam penggunaan aplikasi,” ungkap Lalu Suharto saat ditemui di kantornya, Jumat (15/9).

Lalu Suharto menuturkan, awal mula mengenal FEC ini saat ia menrima undangan untuk menghadiri acara peresmian kantor FEC. Saat itu, ia yang baru pulang kunjungan kerja dari luar daerah sempat tidak menghadiri acara itu. Tapi karena terus dihubungi sehingga ia akhirnya datang di acara peresmian itu.

“Sebenarnya saat peresmian kantor FEC ini awalnya saya tidak datang karena ada warga yang meninggal dan saya pergi layatan, tapi dihubungi terus, makanya saya datang. Di lokasi saya lihat sudah banyak karangan bunga dari pejabat hingga dari berbagai pihak. Makanya saya meyakini bahwa FEC ini awalnya tidak ada masalah. Tapi tetap ada rasa kekhawatiran, makanya saya ingatkan warga, tapi jawaban warga ada yang sudah mendapatkan hasil dan lain sebagainya,” terangnya.

Baca Juga :  Proses Hukum Ketua Komisi I Tetap Berjalan

Atas dasar itulah pihaknya juga tidak bisa berbuat banyak kaitan dengan perkembangan FEC ini. Bahkan ia sendiri sempat ikut mendaftar di bisnis FEC dan membeli toko.

Setelah membeli toko, dia malah diminta membeli pabrik dalam aplikasi itu yang membuatnya semakin yakin jika bisnis FEC ini tidak beres. Di satu sisi, dia mengaku tidak pernah mengajak siapapun untuk ikut bisnis FEC ini. “Dari sana saya ragu dan menarik modal saya, dan alhamdulilah modal saya kembali. Saya juga tetap pantau warga karena tugas saya sebagai kades.

Sebenarnya Desa Penujak aman-aman saja sampai sekarang. Tapi dari permasalahan ini kita ambil pelajaran untuk berhati-hati dalam mengikuti program yang berbasis aplikasi. Karena dulu kita gagas kampung FEC malah kini berubah menjadi CEF (sepi, red),” cetus Suharto berkelakar. (met)

Komentar Anda