Kuota Pupuk Subsidi NTB Bertambah Dua Kali Lipat

RAKOR: Mentan Andi Amran Sulaiman bersama Pj Gubernur NTB Lalu Gita Ariadi, usai menggelar Rakor bersama Forkopimda NTB, terkait peningkatan produksi padi di Pendopo Gubernur NTB, Jumat (3/5). (RATNA/RADAR LOMBOK)

MATARAM — Menteri Pertanian (Mentan) RI Andi Amran Sulaiman membawa kabar baik bagi para petani di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB). Pasalnya Pemerintah Pusat sudah menyetujui penambahan 100 persen pupuk subsidi di NTB, menjadi 9,5 juta ton dari yang sebelumnya hanya 4,7 juta ton.

“NTB yang jelas dua kali lipat,” kata Mentan Andi Amran yang ditemui usai menggelar rapat koordinasi (Rakor) terkait peningkatan produksi padi di Pendopo Gubernur NTB.

Mentan Andi Amran menegaskan dirinya akan mencabut izin pedagang pengecer dan distributor nakal yang terbukti bermain-main dengan ketersediaan dan harga pupuk subsidi di lapangan, sehingga mempersulit petani untuk mengakses pupuk subsidi dari pemerintah.

“Aku cabut izinnya kalau ada yang main-main kasih naik harga. Pak Kapolda hadir, kita sudah MoU dengan Kapolri, Panglima TNI. Kita dengan Kejaksaan juga sudah kerjasama. Terus tidak ada masalah lagi,” ujarnya.

Disampaikan Mentan, petani dapat mengakses pupuk supsidi cukup hanya menggunakan Kartu Tanda Penduduk (KTP) saja. Karena itu, dia meminta agar segala urusan teknis dibawahnya dapat dipermudah bagi petani.

“Minta KTP saja cukup. Kalau ada mafia tulis (beritakan, red) biar cepat diberesi. Ini pangan sangat strategis, tidak boleh main-main,” tegas Andi Amran.

Sebelumnya, dalam arahannya ketika Rakor, Mentan menyampaikan sangat mendukung Pemprov NTB terkait swasembada pangan. Dimana Kementan siap memberikan bantuan Pompa Air sebanyak 4.000 unit, bahkan hingga 10.000 unit.

Sedangkan terkait kelangkaan pupuk, dia juga menegaskan sekaligus mengingatkan kepada para distributor pupuk, kalau ada yang mempersulit, maka pihaknya memastikan akan mencabut izinnya, sehingga tidak akan pernah lagi bisa berdagang pupuk.

“Kalau ada yang mempersulit, aku pastikan aku cabut ijinnya, dan tidak akan pernah lagi berdagang pupuk,” tegas Andi Amran.

Sementara itu dalam upaya untuk meningkatkan produksi pertanian di NTB, Mentan Andi Amran juga mendorong program pompanisasi bagi petani setempat. Karena menurutnya pompanisasi adalah solusi yang cepat dan tepat dalam mengatasi masalah pertanian, utamanya mengairi sawah kering yang terdampak fenomena el nino.

“Mudah-mudahan Juli nanti sudah ada La Nina. Tetapi kita harus waspada dengan memasang pompa semaksimal mungkin, agar sawah bisa terairi, sehingga kita bisa melakukan percepatan tanam terus-menerus,” jelasnya.

Pada program pompanisasi dari Kementan ini, NTB mendapatkan jatah sebanyak 4.000 unit pompa. Mentan Andi memastikan akan memenuhi kebutuhan pompa bagi petani di NTB. Dia berjanji akan menambah lagi kuota untuk NTB jika pompa yang sudah disalurkan Kementan semuanya terpasang di seluruh daerah Bumi Gora (NTB).

“Pasang dulu yang ada, aku tambah nanti. Tambahannya tidak masalah, tapi pasang dulu. Kami berikan dulu 50 persen seluruh Indonesia, setelah terpasang minta cepat. Nanti mana duluan, kalau NTB belakangan pasang, aku gak tambah kalau sudah hujan,” ujarnya.

Sementara Penjabat (Pj) Gubernur NTB Lalu Gita Ariadi menyampaikan bahwa untuk mensukseskan swasembada pangan, Pemprov NTB sudah menandatangani tambahan alokasi pupuk bersubsidi. Khusus untuk pupuk Urea, NTB mendapat tambahan dari 130 ribu ton menjadi 222 ribu ton. Kemudian jatah pupuk NPK dari 89 ribu menjadi 190 ribu ton. “Sudah didistribusikan alokasinya, dan akan diimplementasikan,” ujarnya.

Lalu Gita menyampaikan bahwa pihaknya telah berdiskusi dengan Menteri Pertanian dan Menteri PUPR. Dimana kedua Kementerian tersebut, sangat mendukung kegiatan pertanian, terutama water manajemen dengan cara pompanisasi dari hilir ke hulu untuk mengisi Bendungan. Seperti Bendungan Tiu Suntuk yang baru saja diresmikan Presiden Jokowi pada Kamis (2/4).

Pj Gubernur berharap kedepannya mampu digunakan sebagai irigasi secara bergilir untuk petani sekitarnya. “Mudahan-mudahan dengan adanya tambahan ini, tidak ada keluhan petani untuk permasalahan pupuk,” harapnya. (rat)

Komentar Anda