Viral Dua Janda Digerebek Bersama Dua Pria di Kos-Kosan Desa Keru Narmada

Tangkapan layar video penggerebekan di Dusun Sabelendang, Desa Keru, Kecamatan Narmada. (IST/FB)

GIRI MENANG–Hari ini (6/5/2021), media sosial dihebohkan dengan postingan video viral penggerebekan dugaan perilaku asusila. Hingga pukul 21.54 WITA, postingan dua video oleh akun FB Shaf Chef itu, sudah dibagikan 1.838 kali dengan 447 komentar. Katanya, penggerebekan  terjadi di Keru. Tampak ada dua wanita dan satu pria di video tengah diinterogasi warga.

Lalu, bagaimana fakta sebenarnya? Berikut penelusuran Radar Lombok: Untuk tempat kejadian perkara (TKP) yakni di kos-kosan rumah pribadi di Dusun Sabelendang, Desa Keru, Kecamatan Narmada, Kabupaten Lombok Barat.

Kepala Dusun Sabelendang M. Sanusi yang dihubungi mengungkapkan, penggerebekan dilakukan oleh Linmas Desa Keru yang memang rajin patroli tiap malam. Kejadian penggerebekan yakni Selasa (4/5/2021) sekitar pukul 02.00 WITA.

Baca Juga :  Kementerian Pak Luhut Minta Tahan Rindu, Jangan Mudik Dulu!

Di rumah itu kata Sanusi, terdapat sejumlah kamar kos. Kebetulan yang digerebek itu adalah kamar kos yang dihuni dua perempuan. Nah saat penggerebekan, terdapat dua pria di dalam kamar. Keduanya diindikasikan menginap karena masing-masing motor mereka sudah dimasukkan ke dalam kamar kos. “Makanya Linmas Desa Keru melakukan penggerebekan, karena Linmas kita memang rajin patroli untuk mencegah hal-hal semacam ini,” jelasnya saat dihubungi Radar Lombok, Kamis (6/5/2021) malam.

Adapun kedua perempuan ini berasal dari dusun lain di Desa Keru. Keduanya janda. Sementara satu laki-laki mengaku dari Kopang dan satu lagi dari Pemepek, Lombok Tengah. Ketika digerebek, laki-laki yang dari Pemepek sempat kabur, tetapi berhasil diamankan. “Untuk penyelesaiannya saat diamankan itu, masing-masing kadusnya mereka, kita panggil. Termasuk keluarga masing-masing dari pihak perempuan dan laki-laki,” jelasnya.

Baca Juga :  Penerbangan Komersil Bandara Lombok Tutup 6-17 Mei, Penerbangan Khusus Tetap Buka

Lantas masing-masing keluarga menerima kondisi yang terjadi, dan sepakat dinikahkan. Bahkan si perempuan langsung dibawa oleh keluarga laki-laki. “Nah kejadian seperti ini kita tidak inginkan terulang lagi. Makanya ke depan, kita ingin agar kos-kosan ini ditutup,” tegasnya. (RL)

Komentar Anda