SELONG – Ratusan warga merasa ditipu oleh BMT Al-Hasan Mitra Ummat. Mereka berdemo di kantor koperasi yang berlokasi di Desa Lenek Baru Kecamatan Lenek itu, Kamis (26/10).
Aksi mereka mendapat pengawalan polisi dan Satpol PP. Jalannya aksi sempat berlangsung tegang bahkan nyaris terjadi baku hantam karena mereka tidak puas dengan penjelasan pihak BMT soal pengembalian tabungan setoran umrah termasuk deposito yang telah disetor para korban yang nilainya mencapai puluhan miliar rupiah. Para korban berasal dari Kecamatan Jerowaru, Keruak, Sakra Barat, Sakra, Sakra Timur termasuk Kecamatan Selong.”Total uang yang saya tabung di BMT Al Hasan ini kurang lebih 115 juta. Dan uang itu telah saya tabung sejak tahun 2022,” kata Sugeng Suriadi, salah seorang warga Dusun Kuangwae Desa Menceh Kecamatan Sakra Timur.
Ia menyetor secara bertahap dengan nilai bervariasi mulai Rp 40 juta hingga Rp 50 juta. Bahkan sebagian uang ia serahkan langsung ke Direktur Utama BMT Al Hasan, Hasanuddin, di rumah yang bersangkutan yang juga dijadikan sebagai kantor induk BMT. Ia mengaku sama sekali tidak menaruh curiga bisnis yang dijalankan koperasi ini dibelakangnya berujung penipuan. Terlebih lagi anaknya juga pernah menjadi karyawan di kantor cabang BMT Al Hasan, namun berhenti karena tidak pernah digaji.” Uang yang saya tabung ini merupakan hasil usaha jualan pentol. Saya menabung dengan niat untuk saya pakai umrah dan naik haji,” ungkapnya.
Praktek penipuan ini terbongkar setelah ratusan korban yang tak kunjung diberangkatkan umrah sampai sekarang. Begitu pun dengan uang tabungan korban lainnya juga tidak bisa ditarik. Ia berupaya mengambil tabungan dengan nilai ratusan juta itu, namun tidak bisa.” Siapa yang enggak sakit hati, niat saya menabung untuk pergi umrah dan naik haji malah ditipu. Apapun alasannya, saya tetap menuntut supaya tabungan saya dikembalikan,” tegasnya.
Hj. Ermi, warga Pulau Meringkik Kecamatan Jerowaru menyampaikan hal yang sama. Ia menyetor biaya umrah melalui travel umrah milik BMT Al Hasan ini sebesar Rp 136 juta. Uang itu telah disetor sejak tahun 2022 lalu dan dijanjikan berangkat akhir 2022. Bahkan sebagian korban katanya sempat menggelar selamatan, namun nyatanya sampai sekarang mereka tak kunjung diberangkatkan.” Selain biaya umrah, saya bersama keluarga juga ikut deposito. Kalau kita deposit uang sampai Rp 100 juta kita dijanjikan bonus umrah,” bebernya.
Di Desa Maringkik sendiri sebutnya, jumlah korban sekitar 15 orang, termasuk Kades dan keluarganya. Dari 15 orang tersebut total uang yang telah disetor sekitar Rp 1,2 miliar. Baik itu dalam bentuk uang tabungan, deposit termasuk juga uang untuk setoran umrah.” Kita telah berulang kali meminta kejelasan pengembalian uang itu, tapi sampai sekarang tak kunjung ada kepastian,” kesalnya.
Korban lainnya, Sumiatun, warga Desa Rensing Kecamatan Sakra Barat mengaku sudah lebih setahun menjadi nasabah BMT Al Hasan. Tabungannya rencananya akan jadi modal usahanya. Total tabungannya Rp 21 juta.”Saya tabung setiap hari di Koperasi BMT Al Hasan dengan harapan untuk kebutuhan saya dan keluarga dikemudian hari. Uang itu saya simpan dari hasil kerja keras suami saya yang kini bekerja di Malaysia,” ungkapnya.
Koorlap aksi, Eko Rahadi, mengatakan jumlah warga yang menjadi korban mencapai ribuan. Sebagian besar berasal dari Jerowaru, Keruak, Sakra Barat, Sakra, Sakra Timur termasuk juga Kecamatan Selong dengan nilai puluhan miliar.
Direktur Utama BMT Al Hasan Hasan Mitra Ummat, Hasanuddin, tak bisa berkata banyak melihat ratusan warga yang datang. Ia membantah tudingan mereka.” Kantor BMT Al Hasan tidak di sini saja. Tapi kita memiliki kantor cabang. Uang yang tabungan termasuk uang umrah itu banyak yang tidak disetor oleh kantor cabang,” jawabnya.
Penjelasan yang bersangkutan membuat para korban tak bisa menahan amarah. Petugas berupaya mendinginkan situasi agar tidak terjadi keributan. Aksi tersebut berlanjut ke kantor Kemenag dan kantor Bupati Lombok Timur.(lie)