Perang Topat Dipadati Wisatawan

PERANG : Penjabat Gubernur NTB dan Bupati Lombok Barat melempar ketupat tanda dimulainya Perang Topat di Pura Lingsar. (Fahmy/Radar Lombok)

GIRI MENANG – Pujawali dan ritual perang topat digelar di komplek Kemalik Pura Lingsar, Senin (27/11). Wisatawan menyaksikan event budaya yang menjadi simbol perdamaian ini. Perang Topat menjadi salah satu event andalan Pemkab Lobar dan NTB. Ini juga ritual yang menjadi warisan leluhur dan wujud nyata perdamaian persembahan Lombok untuk Indonesia dan dunia. Perang Topat membuktikan bahwa perang tak saling membunuh atau memusnahkan. Malah menjadi ajang silaturahmi dan mempererat persaudaraan warga dua suku dan agama.

Hadir dalam event ini, Pj Gubernur NTB H. Lalu Gita Ariadi, Direktur Event Daerah Kemenparekraf RI Reza Fahlevi, Bupati Lobar Hj. Sumiatun, ketua DPRD Lobar Hj. Nurhidayah dan tamu undangan lainnya. Dalam sambutannya, Bupati Lobar menyampaikan ucapan selamat datang atas nama Pemerintah Kabupaten Lombok Barat terhadap para tamu undangan yang hadir menyaksikan perayaan Perang Topat. Bupati menyampaikan sekelumit tentang sejarah Perang Topat.

Perang Topat kata Sumiatun, merupakan tradisi budaya masyarakat Lombok yang diselenggarakan setiap tahun di Desa Lingsar Kecamatan Lingsar tepatnya di Pura Lingsar ini. “ Tradisi ini adalah warisan leluhur kita, yang dilaksanakan sebagai ungkapan rasa syukur atas hasil panen yang melimpah sekaligus bagian dari upacara Pujawali yang menggunakan makanan sajian berupa ketupat,” terangnya.

Baca Juga :  Lobar Lobi Pusat Jadi Tuan Rumah MXGP 2022

Perang Topat ini diawali dengan ritual di Kemalik di Pura Lingsar. Kemudian masyarakat Hindu dan Muslim melakukan tradisi saling lempar ketupat sebagai perwujudan toleransi dan plularisme yang hidup dan terjaga di tengah-tengah masyarakat.
Setelah itu ketupat yang sudah dipakai untuk perang ini dibawa pulang khususnya oleh petani, karena diyakini dapat dipergunakan sebagai bubus untuk dijadikan pupuk yang ditaburkan di sawah dan kebun pada saat malam hari seraya memohon doa pada yang Maha Kuasa untuk mendapatkan kesuburan bumi dan hasil pertanian yang semakin melimpah.

Bupati juga menyampaikan terima kasih kepada semua pihak, baik itu instansi pemerintah, instansi swasta, institusi keagamaan dan juga masyarakat yang telah berpartisipasi atas penyelenggaraan Perang Topat tahun 2023 ini.
Direktur Event Daerah Kemenparekraf RI Reza Fahlevi, menyampaikan Perang Topat ini masuk KEN setelah melalui proses seleksi dan kurasi. “Alhamdulillah event Perang Topat ini, salah satu event di NTB yang masuk KEN,” terangnya.

Baca Juga :  Oknum ASN Lobar Diduga Kampanyekan Caleg

Dikatakan, event menjadi salah satu strategi yang paling efektif, cepat dan strategis untuk mempromosikan suatu daerah. Di NTB kata dia, sudah bisa dilihat bukti bagiamana Mandalika menjadi kelas dunia dan nama Lombok sudah dikenal dunia, sehingga tentu banyak sponsor dan perusahaan-perusahaan berdatangan ke sini. Dikatakan, Perang Topat ini menjadi event yang dikemas dengan baik dalam kerangka seni tradisi turun-temurun. “ Dan ini menjadi unik selling point event ini, sehingga event ini bernilai tinggi, kami dari Kemenparekraf mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada Pemda Lobar yang telah mengemas even ini dengan sebaik-baiknya,”jelasnya.

Pihaknya mengapresiasi event ini banyak dikunjungi wisatawan, dan berdampak kepada masyarakat.
Selain event ini selain memberi dampak kepada ekonomi masyarakat, namun juga bagian dari upayakan melestarikan tradisi di Lobar.(ami)

Komentar Anda