MUI NTB Keluarkan Maklumat Larangan Mengucapkan Selamat Natal

MUI-NTB
Surat Maklumat MUI NTB terkait larangan ucapan selamat Natal bagi umat Islam.
MATARAM – Dewan pimpinan Majlis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi NTB, mengeluarkan maklumat kepada kaum muslimin dan muslimat serta lapisan masyarakat untuk tidak  mengucapkan Selamat Natal, mengikuti natal bersama, memakai topi santa dan menggunakan atribut agama lainnya yang menjadi bagian aqidah, ibadah dan ciri khas kaum kafir adalah haram bagi kaum muslimin. 
“Adapun keharaman penggunaan atribut non muslim bagi kaum muslimin, ataupun keharaman ajakan/perintah penggunakan atribut dimaksud telah ditegaskan dalam Fatwa MUI pusat Nomor 56 tahun 2016,” kata Ketua MUI Provinsi NTB Prof H Saiful Muslim dalam keterangan tertulis yang termaktup dalam poin 4 dimaklumat belum lama ini.
Disampaikannya, juga dalam maklumat yang dikeluarnya terkait dengan kegiatan-kegiatan agama lain atau ciri khas mereka seperti Natal, nyepi waisak, cap gomeh, tahun baru miladiyyah, valentine day dan lainnya bukan bagian dari ajaran Islam dan umat Islam tidak dibenarkan (haram) untuk mengikutinya karena didalamnya terdapat kekufuran, kesyirikan dan pengagungan syi’ar agama yang tidak bersesuaian dengan ajaran Islam.
MUI NTB
Surat Maklumat MUI NTB terkait ucapan Selamat Natal oleh umat Islam.
Kepada kaum muslimin dihimbau tulus (ikhlas) menerima ajaran Islam dan masuk kedalam Islam secara utuh, agar terhindar dari kesesatan dan penyesatan yang akan membuat umat kehilangan kepribadian yang Islami (syakhshiiyyah islamiyyah).
Didalam maklumat juga disampaikan masalah toleransi yang dimana didalam dikatakan bahwa toleransi dalam ajaran Islam merupakan bagian dari petujuk Allah SWT dalam hubungan dengan umat lainnya sesuai yang terdapat dalam (QS. al-Mumtahanah 60 : 8-9).
Konsep toleransi dalam Islam adalah membiarkan umat lain beribadah sesuai dengan keyakinan mereka bukan melibatkan diri dalam kegiatan ibadah mereka atau memakai simbol-simbol yang menjadi bagian dari ibadah mereka atau mengikuti ciri khas mereka sebagai umat berdasarkan firman Allah SWT dalam (QS. Al-Kafirun 109 : 1-6) dan hadis Rasullah SAW “siapa yang menyerupai suatu kaum, berarti dia termasuk golongan mereka” (HR. Abu Daud dari Ibn Umar).
Oleh sebab itu, dalam poin selanjutnya dikatakannya, kepada seluruh umat muslimin agar menjaga aqidah serta kepribadian sebagai umat Islam dan menjauhkan diri dari mengikuti kegiatan ibadah umat lain dan jangan meniru ciri khas mereka. (sal)
Komentar Anda
Baca Juga :  BPKH Gelar Diseminasi dengan Stakeholder Perhajian di NTB