Menyimak Legenda Air Terjun Dewi Selendang Bilok Petung

Konon Tempat Pemandian Pengawal Dewi Anjani, Bisa Sembuhkan Segala Penyakit

Cerita air terjun Dewi Selendang yang berlokasi di Desa Bilok Petung Kecamatan Sembalun Kabupaten Lombok Timur begitu melegenda di tengah masyarakat. Tidak sekadar terkenal karena keeksotisannya, tapi pemandian ini juga memiliki banyak cerita misteri yang dipercaya oleh masyarakat. 


M Gazali – Lombok Timur


WISATA air terjun Dewi Selendang satu dari sekian banyak wisata alam di wilayah Kabupaten Lombok Timur yang ramai didatangi wisatawan, baik lokal maupun mancanegara. Air terjun ini    begitu asri dan belum begitu banyak orang yang menjamahnya. Airnya juga begitu segar dengan panorama alam di sekitarnya juga begitu memanjakan mata.

Air terjun ini beda dengan air terjun pada umumnya. Airnya bercabang dua yang jatuh dari atas bukit dengan ketinggian puluhan meter. Di balik keindahannya itu, air terjun ini juga memiliki legenda dan keunikan tersendiri yang perlu diketahui.

Konon, air terjun Dewi Selendang ini biasanya dijadikan tempat mandi empat pengawal Dewi Anjani. Yakni, Dewi Komalasari, Dewi Rengganis, Dewi Selendang, dan Dewi Cilinaya. Suatu ketika, selendang (selempak) salah satu dari empat dewi tersebut ketinggalan di atas bebatuan, persis di atas air terjun. Selendang itu kemudian terurai ke bawah di antara bebatuan mengikuti tumpahan air terjun. Itulah kenapa dinamakan air terjun Dewi Selendang hingga saat ini.

Di sisi lain, air terjun Dewi Selendang juga memiliki keistimewaan yang unik. Bisa menyembuhkan segala macam penyakit dan menambah awet muda. Para tetua desa setempat menyakini, tumpahan air terjun biasa dijadikan pijat refleksi dan obat penyakit kulit seperti gatal-gatal, koreng, kutu air, dan penyakit kulit lainnya karena air terjun tersebut mengandung belerang. “Air terjun ini begitu menakjubkan,” ungkap Hamsul Hanafi, salah seorang pengunjung sambil takjub.

Baca Juga :  Mengenal Kylie Julia Ahmad, Finalis Puteri Muslimah Indonesia Award 2022 Asal NTB

Hanafi datang ke tempat pemandian itu bersama keluarga besarnya. Tidak hanya sekadar untuk berlibur tapi juga hajatnya ke tempat itu untuk berobat. “Jangan ragu lagi untuk menjajakan kaki di tempat wisata air terjun Dewi Selendang. Jadi bukan hanya menikmati keindahan alamnya saja, tapi kalau kita ke sini tidak sempurna rasanya kalau kita tidak mandi. Selain mengandung belerang bagus juga untuk refleksi dan menyembuhkan segala macam penyakit kulit,’’ ujar Hanafi.

Sejak dibuka 16 Mei 2021 yang lalu, para wisatawan mulai berdatangan untuk mandi dan menikmati keindahan air terjun ini. Terutama pada hari Sabtu dan Minggu, tidak kurang dari 100 orang yang datang berkunjung. “Alhamdulillah, sejak kita buka ada saja wisatawan yang berkunjung ke air terjun, terutama saat libur. Kalau hari-hari biasa paling 15 orang,” Kata Julis Efendi selaku pengelola.

Sebelumnya, air terjun tersebut pernah dibuka tahun 2017 oleh para pemuda setempat. Namun tidak jalan karena terhalang oleh gempa bumi tahun 2018 silam. Setelah semuanya normal, rencananya dibuka kembali pada 2019  tapi kembali tertunda karena pandemi covid. “Dulu sempat kami buka. Begitu semuanya berjalan, datang gempa melanda Lombok, disusul Covid-19 pada akhirnya tahun ini kita buka kembali,” jelas Julis.

Baca Juga :  Vakum Puluhan Tahun, Berinovasi Lagi dengan Mesin Sangrai Kopi

Pengunjung tidak membutuhkan waktu lama tiba di air terjun Dewi Selendang. Sekitar 500 meter dari jalan raya dan memakan waktu sekitar 3 menit menggunakan kendaraan roda dua, dan sekitar 20 menit dengan jalan kaki. Harga tiket masuk Rp 5000 per orang, termasuk bayar parkir sepeda motor. Sedangkan untuk pengendara ronda 4, cukup merogoh kocek sebesar Rp 10000 saja. “Selain itu, kami juga menyediakan jasa ojek pulang pergi Rp 15000,” ujar Julis.

Julis berharap kepada pemerintah untuk mendukung pengembangan destinasi air terjun Dewi Selendang mengingat Desa Bilok Petung bagian dari wilayah Kabupaten Lombok Timur. Tanpa dukungan dari semua pihak, termasuk apa pun yang akan dilakukan oleh kelompok pemuda atau pokdarwis setempat mustahil berhasil. “Meski desa kami paling ujung utara Kecamatan Sembalun tetapi desa kami juga tidak kalah menariknya untuk dikembangkan, terutama di bidang pariwisata. Bukan hanya air terjun yang kami miliki, termasuk pantai juga kita punya,” pungkasnya. (**)

Komentar Anda