Talenta-talenta muda NTB di dunia olahraga terus bermunculan. Kali ini datang dari cabang olahraga (Cabor) Futsal. Dimana salah satu atlet berbakat NTB bernama Romi Humandri, yang sosoknya dianggap penting untuk memperkuat Timnas Futsal Indoensia. Sehingga pemuda itu pun dipanggil mengikuti Pemusatan Latihan atau Training Center (TC) Timnas Futsal.
ROMI Humandri namanya, dia merupkan salah satu putra terbaik NTB di dunia Olahraga Futsal yang dipilih oleh Coach Hasemzadeh, untuk mengikuti Pemusatan Latihan (Training Center) Timnas Futsal Indonesia belum lama ini.
Romi menceritakan bagaimana ia memulai karir futsalnya. Mulai dari main bola tingkat kampung, ikut mulai bertanding secara resmi dari mulai mewakili sekolahnya SMAN 1 Terara, dan juga pernah menjadi juara pada level NTB, serta pernah memperkuat tim-tim kuat di NTB seperti Selagik Junior, Alcatraz, 5TM, dan Vamos FC Mataram.
Diceritakan, lima hari menjelang PON Futsal Papua, Romi harus ditinggal ibunya tersayang yang dipanggil kembali oleh sang Khalik. Tentunya ini tidak mudah bagi Romi, karena ditengah perjuangannya untuk mengharumkan nama NTB. Sehingga dia pun harus meninggalkan pemusatan latihan beberapa waktu, untuk mengantarkan ibunya ke peristirahatan terakhir.
Anak ke dua dari pasangan H Sarman dan Hj Mar Aini harus menelan pil pahit kala di puncak semangat meniti karirnya. “Ibu saya meninggal karena darah tinggi 1 bulan sebelum saya berangkat pergi ke PON,” tutur Romi.
Meski kehilangan inspirasi hidup, tapi itu tidak membuat semangat Romi menjadi pudar. Justru hal itu yang dijadikan penyemangat. Romi selalu berbaik sangka sama yang Maha Kuasa. Saat berjuang membela NTB di Papua, dia sudah berencana bahwa jika dia mencetak gol untuk NTB, maka dia akan dedikasikan golnya untuk almarhumah ibundanya tercinta.
Benar saja, Romi menjadi Top skorer pada ajang tersebut. Mengemas 7 golnya, yang dalam setiap gol dia melakukan selebrasi sebagai ciri khasnya, baju bersablon foto ibunya dengan disertai tulisan “Inaq Tuan (ibu)”.
“Sehabis gelaran PON Papua, saya memilih perkuat Club Vamos FC sebagai tim yang saya perkuat di ajang Pro Futsal League 2022,” katanya.
Romi menitipkan pesan bagi pemuda NTB yang hendak melanjutkan karir dalam bidang olahraga hingga bisa mengharumkan nama negara.
“Semangat terus latihannya dan jangan lupa berdoa, latihan yg sungguh-sungguh, jangan setengah-setengah, Insha Allah rejeki gak akan kemana. Percaya proses saja, dan selalu yakin usaha itu tidak akan pernah mengkhianati hasil,” ujar Romi bijak.
Pada awal perjalanannya, bakat Romi terpantau sejak masih bermain pada tingkat sekolah di SMAN 1 Terara, dibawah Asuhan Coach Slamet Riyadi. Penampilan bakat Romi terpantau pada beberapa ajang kompetisi pelajar resmi yang diselenggarakan oleh Asosiasi Futsal Provinsi (AFP) NTB.
“Perkembangan Romi Humandri ini memang berlangsung cepat. Ketekunan dan tekadnya sangat kuat di setiap ajang Futsal,” kata Sekretaris AFP NTB, Agus Sukmayadi.
Romi sapaan akrabnya, setelah ia lulus dari SMAN 1 Terara, melanjutkan perjalanannya dengan mencari pengalaman baru di beberapa Club Futsal di NTB. Pada perjalanannya, Romi sempat mengalami cedera. Namun hal itu tidak mematahkan semangatnya untuk terus mengasah kemampuan.
Memiliki visi bermain yang baik, membuat Romi dipanggil menjadi atlet Futsal NTB untuk babak Kualifikasi Cabang Olahraga Futsal Pada PON XX Papua 2021. Setelah berhasil melewati babak kualifikasi, akhirnya tim Futsal NTB lolos ke PON untuk pertama kalinya, dan Futsal NTB berhasil meraih Medali Perunggu (Juara 3).
Keberhasilan itu membuat beberapa pemain Futsal PON NTB menjadi sorotan. Salah satunya Romi Humandri yang langsung diboyong oleh Coach Fauzan Achmad te Tim Futsal Profesional Vamos FC Mataram.
Bermain untuk Tim Vamos FC Mataram, Pemain berusia 23 Tahun itu terus menunjukan tren positif dan beberapa kali mencetak Goall penting yang menyelamatkan Vamos FC Mataram dari kekalahan.
“Alhamdulillah, kini Romi dipercaya mengikuti Pemusatan Latihan bersama Timnas Futsal Indonesia. Ayo beri dukungan dan semangat menuju Futsal NTB Semakin Gemilang,” tutupnya. (NASRI BOEDJANA – MATARAM)
