Maksimalkan PKMs Prodi PGSD UNU NTB melalui Program Mitigasi Learning Loss pada Siswa Sekolah Dasar Pasca Covid-19

PENYERAHAN : Penyerahan media pembelajaran dari PGSD UNU NTB kepada Bapak Kepala Sekolah SD Green Islamic School Ulul Albab, Wildan Halid, M.Pd. (Ist/Radar Lombok)

GIRI MENANG- Kegiatan pengabdian kepada masyarakat stimulus (PKMs) yang dilakukan oleh dosen program studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Nahdlatul Ulama Nusa Tenggara Barat yang diketuai oleh Uswatun Hasanah, M.Si bersama Herjan Haryadi, M.Pd dan Didin Septa  Rahmadi, M.Pd. sebagai anggota pengabdian dimana kegiatan PKMs ini dibiayai oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia (Kemendikbudristek RI).

Program ini dilaksanakan di SD Green Islamic School Ulul Albab yang beralamat di Tanjung Gunung Kelurahan Gerung Selatan Kecamatan Gerung, Lombok Barat dan merupakan salah satu sekolah yang mengalami kesulitan dalam proses pembelajaran dampak dari pandemi covid-19. Hal ini terjadi berdasarkan keterangan Wildan Halid, M.Pd. sebagai kepala sekolah sehingga beliau sangat bersedia untuk bekerjasama dengan pelaksana kegiatan pengabdian kepada masyarakat skema PKMs Kemendikbudristek tahun 2022 berjudul Program Mitigasi Learnig Loss Pada Siswa Sekolah Dasar pasca covid-19.

Kemendikbudristek akhir-akhir ini melaporkan temuan yang mengagetkan dan memperihatinkan terkait kemampuan siswa Indonesia. Ditemukan bahwa pembatasan kegiatan pembelajaran selama pandemi Covid-19 setahun terakhir ini berdampak pada hilangnya pengalaman belajar siswa secara signifikan dan masif, dimana 47% sekolah melaporkan bahwa hanya 50% siswa memenuhi standar kompetensi. Hal ini berakibat pada terjadinya Learning Loss (kehilangan kemampuan dan pengalaman belajar) pada siswa terutama siswa sekolah dasar dikarenakan mereka belum memiliki kemampuan yang baik dalam mengorientasi diri dalam belajar secara mandiri.

Baca Juga :  Lebaran Topat Dipusatkan di Pantai Duduk Tiga Senggigi

Dari hasil lapangan ditemukan bahwa para siswa menerapkan prosedur berhitung yang sifatnya baku dan rutin sebagai pendekatan dan strategi penyelesaian masalah penjumlahan, pengurangan, dan perkalian bilangan bulat, yaitu prosedur atau algoritma berhitung yang bersifat baku. Misalnya, siswa diberikan soal 5 x 19, maka mereka menyelesaikan soal terebut menggunakan perkalian susun, hasinya adalah 95. Pada kasus ini, para siswa hanya diajarkan bagaimana cara mereka untuk mencari hasil perhitungannya padahal yang lebih penting adalah bagaimana mereka memahami karakteristik dari bilangan yang dihadapi dan tidak memahami makna dari suatu operasi bilangan dan dampaknya serta keterkaitan antar operasi bilangan dalam suatu sistem bilangan. Oleh sebab itu, PGSD UNU NTB memaksimalkan kegiatan pengabdian ini melalui program mitigasi learning loss pada  pembelajaran di sekolah dasar yaitu eksplorasi spasial yang bermakna dimana kegiatan pembelajaran ini dapat menstimulus siswa menggunakan penalaran spasial dalam memproses informasi di sekitarnya. Misalnya, dalam pembelajaran perkalian, siswa dapat dilibatkan dalam eksplorasi susunan objek dalam baris dan kolom. Dari eksplorasi ini, siswa hanya mencocokan antar simbol dan prosedur penyelesaian yang berkorespondensi dengan simbol tersebut. Jika siswa benar-benar memahami makna dari operasi penjumlahan, pengurangan atau perkalian, mereka dapat melihat dampak dan bagaimana operasi-operasi tersebut terkait antara yang satu dengan yang lainnya yang dengan pemahamannya tersebut akan membantunya untuk menghasilkan berbagai variasi strategi penyelesaian. Misalnya, dengan pemahamannya mengenai makna perkalian mereka dapat melihat bahwa penyelesaian 5 × 19 dapat dipandang sebagai 19 + 19 + 19 + 19 + 19 atau (2 × 19) + (2 × 19) + 19 atau 20 + 20 + 20 + 20 + 20 – 5. Alternatif lainnya, dengan sifat distributif 5 × 19 dapat dipandang sebagai sebagai yaitu 5 × 20 – 5, yaitu 5 × (20 – 1), atau melihat 5 × 19 sebagai (5 × 10) + (5 × 9), yaitu 5 × (10 + 9). Oleh sebab itu, kemampuan belajar spasial meliputi kemampuan melihat, menginspeksi, dan merefleksikan objek, gambar, hubungan dan transformasi spasial. Pada pembelajaran pendekatan spasial para siswa diajarkan menyelesaikan matematika melalui pendekatan spasial kolom dan baris, misalnya menentukan hasil 5 x 12 melalui gambar dan diperoleh 5 x 12 dapat dicari dari proses (5 x 10) + (5 x 2) = 50 +10 = 60 atau (5 x 20) – ( 5 x 8) atau (5 x 6) + (5 x 6) dan seterusnya. Demikian gambaran kegiatan program mitigasi learning loss pada siswa sekolah dasar melalui pendekatan pembelajaran spasial pada aritmatika bilangan. Hal ini dilkukan karena kemampuan aritmatika menjadi salah satu faktor utama penentu keberhasilan belajar siswa baik di sekolah dasar maupun di tingkat berikutnya (SMP dan SMA).(ami/Adv)

Komentar Anda