Kombinasi Pemimpin Formal dan Non Formal

Muharror Iqbal, MA

MATARAM—Banyak figur dan tokoh sudah menyatakan kesiapan bertarung dalam perebutan kursi NTB 1 dan NTB 2 di Pilkada 2018. Alat sosialisasi figur maupun tokoh tersebut sudah memenuhi ruang publik. Bahkan, mereka sudah menggelar pertemuan dan tatap muka dengan berbagai lapisan masyarakat pemilih di NTB.

Kriteria figur maupun tokoh layak memimpin NTB kedepan pun terus dimunculkan berbagai pihak. "Pemimpin NTB kedepan harus bisa merangkul," kata mantan ketua Pemuda Muhammadiyah, Muharror Iqbal, kepada Radar Lombok, Selasa kemarin (24/1).

Dengan masyarakat NTB berasal dari berbagai etnis, suku, agama, ras, serta terdiri dari dua pulau, Lombok dan Sumbawa, disebutnya membutuhkan figur yang pandai merangkul. Sosok pemimpin juga diharapkan harus pintar sefrta  bisa diterima lapisan masyarakat.

Ia berpendapat, NTB membutuhkan figur yang bisa dijadikan pemimpin formal dan non formal. Ini karena masyarakat  selalu butuh  figure yang lebih cenderung percaya kepada kepemimpinan non formal tersebut.

"Nah, di situlah keunggulan yang dimiliki  TGB," ujarnya.

[postingan number=3 tag=”politik”]

Karena itu, figur kepemimpinan NTB kedepan adalah figur mampu mengombinasikan kepemimpinan formal dan kepemimpinan non formal ada pada dirinya. Sehingga pihaknya sangat memberikan apresiasi terhadap TGB atas  ikhtiar yang dilakukan dalam memajukan NTB dengan segala kelebihan dan kekuranganya.

"Saya kira figur pemimpin kedepan ini sebagai pemimpin formal sekaligus pemimpin non formal," tandas dosen UIN Mataram itu.

Selain itu, pemimpin NTB kedepan diharapkan figur mengerti denyut nadi kehidupan masyarakat NTB dengan beragam kompleksitas persoalan yang dihadapinya. Menurutnya, pemimpin dibutuhkan NTB tidak hanya cerdas secara intelektual dan emosional, namun juga figur cerdas secara spiritual.

"Saya kira mutlak diperlukan kecerdasan spiritual bagi pemimpin NTB kedepan," ungkapnya.

Sementara itu, Ketua KNPI NTB, Hamdan Kasim mengatakan, ajang kontestasi pilkada NTB 2018 sebagai medium pendidikan politik yang mencerahkan dan mencerdaskan bagi kalangan pemilih pemula dan pemuda. Kontestan yang bertarung dalam perebutan kursi orang nomor satu dan dua di NTB harus mengedepankan cara-cara berkampanye bermartabat dan fair dalam meraih dukungan pemilih atau meraih kemenangan dalam pilkada NTB 2018. (yan)

Komentar Anda