Kelurahan Zona Hijau Berkurang Drastis

PEMAKAMAN COVID: Proses pemakaman pasien Covid-19 di Kota Mataram yang dilakukan para petugas medis belum lama ini. (ALI/RADAR LOMBOK)

MATARAM — Ini peringatan keras bagi warga Kota Mataram yang tidak mentaati protokol kesehatan. Pasalnya, memasuki minggu ke tiga bulan September, jumlah warga kota yang terpapar Covid-19 meningkat tajam. Hal itu ditandai dengan terus berkurangnya kelurahan yang berstatus zona hijau penyebaran Covid-19.

Kalau sebelumnya ada 26 kelurahan yang berstatus zona hijau. Maka kini berkurang tajam, dan hanya menyisakan 14 kelurahan saja yang bersatus zona hijau. “Iya yang kemarin itu 26 kelurahan yang zona hijau. Tapi kini tinggal 16 kelurahan saja yang zona hijau,” ujar Kepala Dinas Kesehatan (Dikes) Kota Mataram, dr H Usman Hadi di Mataram, kemarin (21/9).

Kendati demikian, secara keseluruhan Kota Mataram masih berstatus zona orange. Penambahan jumlah pasien positif patut diwaspadai. Dikarenakan kelurahan yang berstatus zona merah juga bertambah. Saat ini yang berstatus zona merah sebanyak dua kelurahan, yaitu Kelurahan Cilinaya dan Kelurahan Ampenan Selatan.

Khusus untuk Kelurahan Cilinaya, sebelumnya dinyatakan zona merah karena ada lima orang warganya yang merupakan satu keluarga terpapar corona. “Ada dua yang zona merah. Kelurahan Cilinaya dan Kelurahan Ampenan Selatan. Ampenan Selatan yang balik lagi menjadi zona merah,” katanya.

Meski demikian, perubahan zona maupun status ini dianggap masih wajar. Karena datanya bersifat dinamisdan bisa berubah kapan saja. “Itu dinamis dia. Yang orange menjadi merah. Atau yang hijau menjadi kuning bisa saja. Kemarin ada empat tambahan, terus sebelumnya enam dan sepuluh. Kan dinamis artinya itu. Tidak bisa stagnan,” ungkapnya.

Oleh karenanya, Usman meminta warga Kota Mataram untuk tidak lengah. Diutamakan untuk kembali memperketat dan meningkatkan kesadaran mematuhi protokol kesehatan. “Penting bagi kita untuk melaksanakan dan mematuhi protokol kesehatan. Tidak perlu lah kita menyalahkan orang lain,” terangnya.

Saat ini penyebaran Covid-19 seakan berevolusi. Usman mengatakan, sudah tidak perlu untuk menghindari atau mengawasi secara ketat klaster tertentu. Terbaru, sejumlah pihak mulai khawatir dengan adanya klaster rumah. Diduga kuat Covid-19 penyebarannya sudah melalui rumah. “Tidak perlu kita membahas klaster. Terpenting bagaimana kita menjaga diri kita tidak menularkan dan tidak tertular,” terangnya.

Tentang deklarasi Kota Mataram menuju zona hijau penyebaran covid-19 yang sudah berlangsung hampir satu bulan. Tapi cukup banyak tantangan yang dihadapi Kota Mataram. Seperti kesadaran dan kedisiplinan masyarakat yang berkurang. Warga masyarakat sudah banyak yang berkumpul tanpa menjaga jarak. “Kalau kita pakai masker tapi tetap kumpul-kumpul kan sama saja. Mestinya harus ketat. Harus ditegakkan terus. Silahkan saja razia terus supaya masyarakat terus disiplin,” jelasnya.

Berdasarkan data Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Mataram. Data sampai 20 September 2020. Pasien positif tercatat sebanyak 1145 orang. Lalu pasien dalam perawatan 86 orang. berikutnya pasien sembuh 976 orang. Sedangkan yang meninggal dunia 83 orang.

Wali Kota Mataram, H Ahyar Abduh meminta warga masyarakat untuk tidak lengah. Walaupun kondisi di Kota Mataram secara umum melandai. Warga masyarakat diharapkan untuk tetap mengikuti dan mematuhi protokol kesehatan yang ditentukan pemerintah. “Kita jangan lengah dengan covid ini. Supaya nanti bisa terus kita tekan. Apalagi kita sudah mendeklarasikan Kota Mataram menuju zona hijau,” katanya. (gal)

Komentar Anda