MATARAM – Banyak pihak memperkirakan Rannya Agustrya Kristiono akan dipasang oleh Partai Gerindra jadi nomor urut 1 bacaleg DPR RI dapil Pulau Lombok untuk menggantikan almarhum ayahnya HBK. Ini sesuai keinginan banyak kader dan pengurus di NTB Namun parpol besutan Prabowo Subianto itu menempatkan kader NW yakni Lale Syifaun Nufus pada nomor urut 1 pada daftar caleg sementara (DCS) yang sudah diumumkan KPU RI. Sedangkan Rannya nomor urut 2. Kemudian disusul Ali Imron Bafadal, Ragil Lailitawistara, Iswan Abdullah, Muhammad Amrillah, Sumarjan Iskandar, dan Saodah.
Terkait komposisi DCS ini, Wakil Ketua Bidang OKK DPD Partai Gerindra NTB Sudirsah Sujanto mengaku itu semua sepenuhnya menjadi kewenangan DPP. Pihaknya di daerah hanya menerima keputusan DPP. “Itu otoritas di DPP. Kami di daerah menerima saja,” singkatnya.
Sementara itu, Pengamat Politik UIN Mataram Dr Agus menilai ada beberapa spekulasi yang membuat Gerindra menempatkan kader NW pada nomor urut 1 dan Rannya nomor urut 2.
Spekulasi pertama, NW mengambil alih pengaruh HBK yang selama periode 2019 sangat kuat di Gerindra NTB. Di mana dalam hal ini, kubu Pathul Bahri tidak terlalu mendapatkan keleluasaan pada masa HBK. Dan sekarang kubu Pathul Bahri sangat fleksibel dalam mengatur bacaleg.
Spekulasi kedua, tentu saja Pathul Bahri selaku Ketua DPD Partai Gerindra NTB memiliki target elektoral lebih untuk memuluskan tiketnya dalam pencalonan Gubernur 2024. Sehingga dengan memasukkan kader NW dalam daftar caleg, maka rasionalitasnya Pathul Bahri akan mendapatkan sokongan elektoral signifikan dari NW dalam Pilkada 2024. Strategi ini dipandang paling rasional, karena agak sulit Pathul Bahri dapat dukungan dari NWDI. “Jika spekulasi kedua ini yang sedang dirancang menurut saya kontestasi Pilgub 2024 akan tambah menarik,” lugasnya. (yan)
