MATARAM– Pemerintah kabupaten/kota se- NTB menerima Daftar Isian Penggunaan Anggaran (DIPA) dari Pemerintah Provinsi NTB. Dana Insentif Daerah (DID) yang dituangkan dalam DIPA untuk Kota Mataram mengalami penurunan dibandingkan dengan tahun 2016. Hal ini diakui oleh Kepala Bappeda Kota Mataram Lalu Martawang kemarin.
Martawang menjelaskan, tahun 2015 DID yang diterima Mataram sebesar Rp 42, 8 miliar. Untuk tahun 2017 turun menjadi Rp 7,5 miliar, dimana DIPA yang diterima terdiri dari Dana Alokasi Khusus (DAK), Dana Alokasi Umum (DAU), termasuk DID dan dana transfer.
Pengurangan ini disebabkan salah satunya karena ada perpindahan urusan pendidikan dari kabupaten/ kota ke provinsi. Pendidikan jenjang SMA/ SMK kini sudah menjadi tanggungjawab provinsi. Pengurangan anggaran juga dikenakan di sektor kesehatan dan lingkungan hidup. Tetapi khusus untuk kesehatan, pengurangan terjadi pada tingkat pelayanan dasar. Sedangkan untuk rujukan di sektor kesehatan penerimaan dana Pemkot Mataram mengalami peningkatan.
Meksi DIPA menurun, tetapi sebuah prestasi ditorehkan oleh Pemkot yakni Pendapatan Asli Daerah (PAD) paling tinggi se- NTB. Tahun 2017 PAD Kota Mataram ditargetkan Rp 300 miliar.
Tingginya PAD bisa didapatkan dari hasil pemanfaatan potensi daerah yang mengandalkan sektor jasa dan perdagangan.
Dengan penuruan penerimaan dana, oleh Wakil Wali Kota Mataram H. Mohan Roliskana dianggap tidak terlalu mengkhawatirkan. Sebab kekurangan masih bisa disiasati dengan meningkatkan potensi PAD.” Kita manfaatkan potensi PAD yang kita miliki untuk menyiasatinya,” kata Mohan.
Baginya potensi yang bisa dimanfaatkan ini akan terus diupayakan diolah dan dimanfaatkan. Disatu sisi ketika nilai transfer pusat menurun, itu artinya angka kemandirian daerah mengalami peningkatan. Dimana saat ini angka kemandirian Kota Mataram termasuk tinggi. Angka kemandirian Kota Mataram berada diantara 20 persen lebih, beradan di level yang cukup tinggi sehingga tidak terlalu memberikan dampak terhadap pengurangan dana transfer.(ami)