Dikbud NTB Tetapkan 12 SMK Terbuka

Ahmad Muslim (ABDI ZAELANI/RADAR LOMBOK)

MATARAM – Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) NTB akan membuka SMK Terbuka mulai tahun ajaran 2024/2025. Keberadaan SMK terbuka ini untuk mengakomodir kebutuhan peserta didik yang putus sekolah.

Kepala Bidang Pembinaan SMK Dinas Dikbud NTB Ahmad Muslim menjelaskan mulai tahun ajaran baru ini akan menyelenggarakan SMK Terbuka dan telah menetapkan 12 SMK sebagai penyelenggara SMK Terbuka.

“Tahun ajaran 2024/2025 ini ada 12 SMK Terbuka yang dibuka.Hal ini dilakukan supaya angka putus sekolah bisa diakomodir, serta memberikan ruang untuk melanjutkan,” kata Ahmad Muslim kepada Radar Lombok, kemarin.

Dikatakan Muslim, sebanyak 12 SMK Terbuka itu, diantaranya SMKN 6 Mataram, SMKN 7 Mataram, SMKN 1 Labuapi, SMKN 1 Kopang, SMKN 1 Praya, SMKN 1 Pringgarata, SMKN 2 Praya Tengah, SMKN 1 Kotaraja, SMKN 1 Sikur, SMKN 1 Sakra, SMKN 3 Selong dan SMKN 2 Tanjung.

Baca Juga :  Empat Professor University of Kitakyushu Jepang Edukasi Mitigasi Bencana Murid SD Mataram

Menurutnya, pendidikan merupakan hak dasar bagi setiap warga negara. Untuk menjamin akses pelayanan yang mencukupi, merata dan terjangkau, maka SMK Terbuka dirancang sebagai salah satu alternatif layanan pendidikan tersebut. Tujuannya, mengakomodir lebih banyak anak-anak NTB yang putus sekolah, sehingga tidak bisa melanjutkan ke sekolah reguler karena berbagai faktor. Seperti putus sekolah lantaran bekerja membantu orang tua sampai dengan alasan menikah.

“Memberi akses pada anak-anak putus sekolah, yang selama ini sulit terjangkau oleh SMK Terbuka yang sudah ada, jadi kita lekatkan kembali layanan sekolah ini,” jelasnya.

Sesuai regulasi, SMK Terbuka bukan merupakan lembaga pendidikan yang berdiri sendiri, melainkan menginduk pada SMK reguler yang ada.

Baca Juga :  Dikbud NTB Perketat Verifikasi KK Calon Siswa Baru

Dengan demikian, SMK reguler yang menjadi sekolah induk SMK Terbuka pada dasarnya menyelenggarakan pendidikan dengan dual mode sistem. Artinya, sekolah tersebut melayani dua kelompok peserta didik yang berbeda, dengan cara belajar yang berbeda.

Kemudian, para peserta didik SMK Terbuka setiap harinya belajar mandiri di Tempat Kegiatan Belajar (TKB), baik secara individual maupun dalam bentuk kelompok-kelompok kecil di bawah supervisi Guru Pamong.

“Di SMK Terbuka, diberi perluasan atau tambahan peran, yaitu berupa layanan pendidikan dengan sistem belajar jarak jauh yang diperuntukkan bagi peserta didik yang memiliki kendala tertentu,” tandasnya. (adi)

Komentar Anda