Debit Air SPAM Pantai Selatan tak Penuhi Target

IPA: Pengerjaan Instalasi Pengolahan Air (IPA) di Desa Kotaraja, Kecamatan Sikur, yang mampu mebambung debit air 100 liter perdetik. (M GAZALI/RADAR LOMBOK)

SELONG — Pengerjaan proyek SPAM Pantai Selatan di Lombok Timur (Lotim) tidak berjalan mulus sesuai dengan rencana awal. Alokasi anggaran sebesar Rp 120 miliar dari bank dunia, tampaknya tidak bisa semua dieksekusi.

Hal itu terlihat dari progres pengerjaan proyek SPAM ini yang terbilang tidak seauai dengan yang diharapkan.

Terutama berkaitan dengan pemenuhan pasokan debit air ke intalasi pengelolahan air (IPA) yang ditatgetkan 100 liter perdetik, namun yang bisa diselesaikan hanya 50 liter perdetik.
Kondisi ini menyebabkan anggaran Rp 120 miliar dipastikan sebagian akan kembali lagi ke bank dunia. Untuk pengerjaan lebih lanjut, maka anggaranya akan dibebankan ke pemerintah daerah. Hal tersebut berdasarkan hasil monitoring dari bank dunia ketika turun melalukan evaluasi pengerjaan proyek ini beberapa waktu lalu.

“Pengerjaan SPAM ini tetap berlanjut. Dari hasil monitoring bank dunia, kapasitas yang bisa kita selesaikan hanya 50 liter perdetik, sisanya itu akan menjadi tanggung jawab Pemda,” kata Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Lotim, Achmad Dewanto Hadi, kemarin.

Untuk memenuhi kekerungan 50 liter perdetik itu terang dia, akan menjadi kewenangan daerah. Pemenuhan kekurangan debit tersebut terang Dewanto, saat ini masih dalam proses perencanaan dengan besaran anggaran yang dibutuhkan sekitar Rp 3 miliar.
“Anggaran dari bank dunia yang Rp 120 miliar itu tetap berjalan, cuma dilakukan penyesuaian. Kapasitas instalasi yang ada itu untuk 100 liter perdetik, sementara yang bisa kita penuhi hanya 50 liter perdetik. Kondisi itu menyebabkan pemberlakuan adendum untuk penyesuaian,” beber Dewanto.

Berkaitan dengan anggaran pasti Rp 120 miliar dari bank dunia yang bisa digunakan, Dewanto mengaku belum mengetahui secara pasti berapa nominalnya. Yang pasti ujar dia, dari anggaran awal Rp 120 miliar itu, sisanya akan dikembalikan ke bank dunia.
“Sisa dari pengerjaan yang tidak bisa kita penuhi, maka akan dibebankan ke daerah sambil proses berjalan. Insyaallah sampai 2025 kita akan bisa penuhi kebutuhan yang 100 liter perdetik itu,” jawabnya.

Kendala utama proyek SPAM Pantai Selatan ini tak lain munculnya penolakan dari masyarakat terkait dengan pengambilan sumber mata air.

Dalam perencanaan awal, ada tiga lokasi sumber mata air yang akan memasok kebutuhan air proyek SPAM ini. Tapi karena muncul penolakan, akhirnya sumber air SPAM ini hanya diambil dari mata Tibu Krodet yang berada di Desa Kembang Kuning.
Pengerjaan SPAM Pantai Selatan ini berbeda dengan SPAM Sembalun. Pengerjaan SPAM Sembalun tidak memiliki kendala atau konflik sosial seperti SPAM Pantai Selatan. Proyek SPAM Sembalun ini ditargetkan tuntas dikerjakan di April 2024 ini. Dan di Februari lalu diberlakukan adendum berkaitan dengan penambahan pengerjaan fisik dengan nilai anggaran sekitar Rp 3 miliar.

“Total anggaran proyek SPAM sebelum ada tambahan anggaran Rp 3 miliar itu kurang lebih sekitar Rp 40 miliar. Semoga April sudah selesai, dan setelah itu dibuatkan berita acara serah terima ke Pemkab Lotim,” tutup Dewanto. (lie)

Komentar Anda